Dinkes Sumut Larang Masyarakat Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Ini Efeknya
Dinas Kesehatan Sumatra Utara melarang masyarakat mengonsumsi antibiotik secara sembarangan karena bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
Dalam rangka Hari Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia (World Antimicrobial Awareness Week) pada 18-24 November, Dinas Kesehatan Sumatra Utara (Dinkes Sumut) ingin meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap konsumsi dan bahaya resistensi antibiotik.
Masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi obat antibiotik secara sembarangan, apalagi tanpa resep dokter, karena bisa berdampak pada gangguan kesehatan tubuh. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinkes Sumut, dr Aris Yudhariansyah pada Selasa (23/11).
-
Bagaimana antibiotik bekerja untuk mengobati infeksi? Saat sistem imun tidak dapat menangkal bakteri yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh, inilah waktu yang tepat untuk minum antibiotik. Obat tersebut akan bekerja untuk menghancurkan bakteri.
-
Siapa yang menemukan antibiotik? Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 yang membawa perubahan besar pada dunia kesehatan saat itu.
-
Kenapa antibiotik harus dihabiskan? Bakteri penyebab penyakit tersebut belum tentu hilang sepenuhnya meskipun saat gejala sudah menghilang. Minum antibiotik sampai habis juga bisa mencegah resistensi bakteri atau bakteri yang jadi kebal terhadap obat-obatan tersebut. Jadi, penyakit bisa benar-benar sembuh dan infeksi pun tidak datang kembali.
-
Kenapa kandungan antibiotik di Sungai Code tinggi? Ia menjelaskan kandungan antibiotic di lingkungan Sungai Code terakumulasi dari banyak sumber mulai dari limbah rumah sakit, limbah kimia, dan limbah peternakan.
-
Mengapa antioksidan penting bagi kesehatan tubuh? Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan penuaan dini, peradangan, dan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker.
-
Bagaimana antioksidan melindungi kita? Dirangkum dari siloamhospitals.com, Rabu (17/4) fungsi antioksidan di antaranya melindungi sel-sel tubuh dari efek radikal bebas yang berpotensi menimbulkan beragam penyakit.
"Penggunaan obat-obat pembunuh kuman/antibiotik yang tidak tepat, akan menyebabkan gangguan pada tubuh manusia," ujarnya.
Aris mengatakan, antibiotik memang digunakan oleh medis untuk membunuh kuman penyebab penyakit, namun penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan petunjuk dokter.
"Antibiotik/antimikroba memang obat yang digunakan tenaga kesehatan untuk membunuh kuman di luar virus, bakteri yang menyebabkan penyakit. Tapi penggunaannya harus tepat," ujar Aris.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Bisa Sebabkan Resistensi Kuman
Aris menjelaskan, jika seseorang mengonsumsi antibiotik secara sembarangan, itu bisa menyebabkan resistensi kuman yang ada di dalam tubuh. Akibatnya, kuman-kuman itu akan membentuk kekebalan tubuhnya terhadap obat obatan, sehingga antibiotik dan antimikroba tidak manjur lagi ketika benar-benar diperlukan.
Untuk mengantisipasi adanya penggunaan antibiotik yang tidak tepat, Dinkes Sumut telah mengingatkan apotek agar tidak menjual antibiotik tanpa resep.
"Dinas Kesehatan Sumut sudah dan terus mengingatkan dan mewanti-wanti pengusaha apotek agar tidak menjual obat antibiotik tanpa resep dokter," kata Aris.
Ada Sanksi bagi Penjual Antibiotik Tanpa Resep
Dinkes Sumut dan Dinkes kabupaten/kota juga terus aktif melakukan pengawasan dan membuat laporan menyangkut penggunaan antibiotik ini. Bahkan, ada sanksi bagi pihak-pihak atau apotek yang sengaja menjual antibiotik tanpa resep dokter.
"Ada sanksinya. Balai Pengawasan Obat dan Makanan menjadi pengawas dalam penjualan antibiotik," tegas Aris.
Selain itu, Dinkes kabupaten/kota dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) juga melakukan kerja sama dalam program gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat), yang tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar paham menggunakan obat-obatan.