Jalin Kerja Sama, Gubernur Sumut dan Sumbar Sepakat Perkuat Ketersediaan Bahan Pangan
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi dan Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) di bidang pertanian dan bahan pangan.
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi dan Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) di bidang pertanian dan bahan pangan. Perjanjian ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian kedua provinsi dan ketersediaan bahan pangan.
Penandatanganan ini dilaksanakan bertepatan saat acara 'Sepakan di Ranah Minang' pada Rabu (9/11) di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman, Medan. Acara ini juga di gelar oleh Badan Musyawarah Masyarakat Minang (BM3) Sumut.
-
Bagaimana Suwardi memulai budidaya belut? Waktu itu Suwardi tak punya lahan lain selain lahan rumahnya. Maka dari itu ia memulai beternak belut menggunakan gentong plastik.
-
Apa yang Suwardi budidayakan? Suwardi memulai usaha itu hanya dengan modal Rp300 ribu. Suwardi mengembangkan budidaya belut di Dusun Sabrang Wetan, Desa Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman.
-
Apa yang dibudidayakan oleh Sujadi? Sujadi menjelaskan, apartemen bertingkat untuk budi daya kepiting itu dibuat dari bahan sederhana yaitu bambu, kayu, dan jerigen bekas yang kemudian disusun secara bertingkat.
-
Kenapa Suwardi memulai budidaya belut? Pada awalnya, Suwardi ingin memiliki usaha sampingan karena banyak tetangganya yang memiliki usaha sampingan selain pekerjaan tetapnya. Kebanyakan dari mereka punya usaha sampingan sebagai peternak.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
"Hasil Pertanian dan tingkat kebutuhan kita juga mirip dengan Sumatra Barat, namun untuk bawang merah mereka surplus, tetapi mereka tidak punya produksi minyak goreng dan kita surplus. Seperti inilah kita, saling membutuhkan," terang Edy Rahmayadi dilansir melalui laman infosumut Rabu (9/11).
Ikatan Persaudaraan Semakin Erat
Di samping menjalin kerja sama di bidang perekonomian dan bahan pangan, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi juga berharap ikatan persaudaraan antar masyarakat dengan provinsi Sumatra Barat semakin erat dan kuat.
Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat sudah menjalin kerja sama seperti saat ini telah berlangsung cukup lama bahkan sebelum terjadinya kemerdekaan Indonesia. Selain soal perdagangan, para ulama-ulama besar Sumatra Barat banyak yang belajar ke Barus, bahkan soal pendidikan dan industri.
"Sejak dulu hubungan kita sudah sangat dekat, saling membutuhkan, karena itu kita perlu jaga, masyarakat Minang di sini harus menjaga hubungan dengan pemerintah dan juga masyarakat," pungkas Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi.
Penggerak Roda Perekonomian
Gubernur Sumatra Utara mengakui bahwa masyarakat Minang yang tinggal di daerahnya menjadi salah satu yang berperan penting penggerak roda perekonomian.
"Lebih dari satu juta jiwa masyarakat Minang yang tinggal di Sumut, dan mayoritas penggerak perekomian, mereka membuka usaha, ini sudah terjadi sejak dulu dan hubungannya dengan masyarakat terjalin dengan baik, jadi saya harap ikatan persaudaraan terus terjalin," kata Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi.
infosumut.id ©2022 Merdeka.com
Ketua BM3 Sumut, Syahruddin Ali menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan membangkitkan kembali silaturahmi masyarakat Minang khususnya yang tinggal di Sumatra Utara. Tali Silaturahmi ini mulai kendur semenjak Pandemi COVID-19.
"Silaturahmi kita perkuat kembali, istilahnya ‘mambangkik batang tarandam’ dan juga bersinergi dengan Pemprov Sumut untuk membangun provinsi yang sama-sama kita cintai ini," tambahnya.