Bahaya Sering Makan Makanan Asin, Bisa Tingkatkan Tekanan Darah
Garam memang membuat makanan jadi terasa nikmat. Namun, jika sering mengonsumsinya justru akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi tubuh.
Banyak orang menggemari makanan asin sambil mengabaikan bahaya yang tersimpan di dalamnya.
Bahaya Sering Makan Makanan Asin, Bisa Tingkatkan Tekanan Darah
Makanan asin sering kali menjadi pilihan favorit bagi banyak orang karena cita rasanya yang menggugah selera. Namun, di balik kelezatan tersebut, terdapat bahaya yang mengintai jika kita terlalu sering mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan garam.
Makanan asin, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
-
Apa saja akibatnya kalau makan asin berlebihan? Berikut beberapa dampak buruk yang akan dialami tubuh bila kamu terus-menerus menyantap makanan asin yang berlebihan. 1. Tekanan Darah yang Meningkat 2. Gangguan Ginjal 3. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung 4. Peningkatan Risiko Osteoporosis 5. Keseimbangan Elektrolit Terganggu
-
Apa yang bisa terjadi kalau sering makan makanan tinggi garam? Garam dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh, yang dapat membuat perut terlihat lebih besar dari seharusnya.
-
Apa saja bahaya konsumsi garam? Bahaya Konsumsi Garam Berlebih Tingginya asupan garam dalam makanan dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan serius.
-
Kenapa konsumsi garam berlebihan berdampak buruk? Meskipun tubuh memerlukan sejumlah garam untuk fungsi normalnya, kelebihan asupan garam dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, retensi cairan, dan peningkatan risiko penyakit jantung.
-
Apa dampak buruk konsumsi garam berlebih? Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dalam memompa darah, yang pada gilirannya akan merusak pembuluh darah di ginjal.
-
Kenapa garam bahaya untuk darah tinggi? Garam dapat meningkatkan tekanan darah karena dapat menahan cairan dalam tubuh, sehingga memberi beban lebih pada kerja jantung.
Bahaya sering makan makanan asin ini patut kita waspadai mengingat masyarakat kita gemar menyantap makanan asin.
Berikut merdeka.com mengungkap apa saja bahaya sering makan makanan asin, serta alternatif yang bisa kita gunakan untuk menggantikan garam.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Garam memiliki kandungan natrium yang tinggi, yang dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh dan meningkatkan volume darah.
Hal ini memaksa jantung untuk bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
Penyakit Kardiovaskuler
Ketika volume darah meningkat akibat konsumsi garam yang berlebih, jantung harus bekerja lebih keras untuk menyuplai darah ke seluruh tubuh.
Ini dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan arteri, yang dikenal sebagai aterosklerosis, meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung.
Kerusakan Ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring kelebihan natrium dan cairan dari darah.
Asupan garam yang tinggi secara terus-menerus dapat membebani ginjal dan mengganggu fungsi normalnya, yang dapat berujung pada penyakit ginjal kronis.
Osteoporosis
Garam dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine, yang berarti tubuh kehilangan mineral penting untuk tulang.
Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dan osteoporosis.
Kanker Perut
Konsumsi garam yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut.
Hal ini karena garam dapat merusak lapisan perut dan meningkatkan pertumbuhan bakteri H. pylori, yang merupakan faktor risiko untuk kanker perut.
Obesitas
Makanan asin sering kali tinggi kalori dan dapat merangsang nafsu makan, menyebabkan seseorang makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.
Stroke
Hipertensi yang disebabkan oleh konsumsi garam yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak, yang dapat menyebabkan stroke. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak yang luas dan merupakan penyebab utama kecacatan.
Hipertrofi Ventrikel Kiri
Asupan garam yang tinggi dapat menyebabkan penebalan dinding ventrikel kiri jantung, yang merupakan kondisi yang dikenal sebagai hipertrofi ventrikel kiri. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko gagal jantung dan masalah kardiovaskuler lainnya.
Jumlah Garam yang Baik Dikonsumsi
Mengonsumsi garam dalam jumlah yang tepat sangat penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan fungsi tubuh yang sehat.
Namun, asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya. Berikut adalah rekomendasi asupan garam yang disarankan:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan garam maksimal 5 gram per hari untuk orang dewasa, yang setara dengan sekitar 1 sendok teh. Ini adalah batas atas yang disarankan untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskuler.
Untuk anak-anak, batas maksimal asupan garam adalah sebagai berikut:
- Kurang dari 1 tahun: 1 gram per hari
- 1–3 tahun: 2 gram per hari
- 4–6 tahun: 3 gram (1/2 sendok teh) per hari
- 7–10 tahun: 5 gram per hari
- 11 tahun ke atas: 6 gram (1 sendok teh) per hari
Penting untuk dicatat bahwa angka-angka ini mencakup semua sumber garam, termasuk garam yang terkandung dalam makanan olahan, makanan siap saji, dan garam yang ditambahkan saat memasak atau di meja makan.
Untuk memastikan Anda tidak melebihi batas ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Baca Label Nutrisi: Periksa label pada makanan kemasan untuk mengetahui jumlah garam atau natrium yang terkandung.
- Kurangi Makanan Olahan: Makanan olahan sering kali mengandung garam dalam jumlah yang tinggi.
- Masak Sendiri: Dengan memasak sendiri, Anda memiliki kontrol penuh atas jumlah garam yang digunakan.
Mengelola asupan garam tidak hanya membantu menjaga tekanan darah tetapi juga mendukung kesehatan jantung dan ginjal.
Selain itu, mengurangi garam dapat membantu mencegah kondisi seperti osteoporosis dan kanker perut. Jadi, sangat penting untuk memperhatikan dan mengatur asupan garam dalam diet sehari-hari Anda.
merdeka.com
Alternatif Pengganti Garam
Meski memiliki dampak buruk, penggunaan garam tetap saja tinggi. Padahal, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti garam.
Berikut beberapa alternatif bumbu yang dapat digunakan sebagai pengganti garam untuk menambah cita rasa pada masakan tanpa meningkatkan asupan natrium.
Berikut adalah beberapa pilihan yang bisa Anda coba:
- Bawang: Baik bawang putih maupun bawang merah, keduanya dapat memberikan rasa yang kaya dan mendalam pada masakan. Bawang juga memiliki manfaat kesehatan seperti meningkatkan kekebalan tubuh dan menurunkan tekanan darah.
- Bubuk Cabai: Jika Anda menyukai rasa pedas, bubuk cabai bisa menjadi pilihan yang baik. Meskipun mengandung natrium, kadarnya tidak sebanyak garam, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
- Bubuk Paprika: Memberikan cita rasa unik dan warna yang menarik pada masakan, bubuk paprika bisa menjadi alternatif yang lezat.
- Kayu Manis: Biasanya digunakan untuk masakan manis, kayu manis juga bisa menambahkan rasa gurih yang unik pada masakan Anda.
- Lada Hitam: Dikenal dengan sifat anti-inflamasi, lada hitam dapat memberikan rasa yang tajam dan sedikit pedas, yang bisa menjadi pengganti garam yang baik.
- Jahe: Dengan rasa dan aroma yang kuat, jahe dapat menggantikan garam dalam masakan. Anda bisa menggunakannya dalam bentuk tumbuk, parut, atau bakar sebelum dicampurkan ke dalam masakan.
- Kunyit: Selain memberikan warna alami pada makanan, kunyit juga bisa dijadikan sebagai pengganti garam.