Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Mengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Yoe Kim Lay adalah seorang Tionghoa yang fasih berbahasa Batak. Ia dikenal sebagai pedagang dari Sibolga.
Bersama rombongan pedagang lain, Kim berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer untuk mencapai Tarutung demi mengadu nasib di sana.
Sebelum pindah ke Tarutung, ia sempat bekerja menjadi buruh bongkar muat. Seorang pengusaha asli Batak yang terkesan dengan keramahan dan kepiawaian Kim dalam bertutur lantas mengajaknya untuk membantu usaha dagangnya di Tarutung
-
Kenapa Yel Yel Kelompok Lucu penting? Tahukah kalian, yel yel kelompok lucu ini sebenarnya dibuat untuk mendukung dan menciptakan kekompakan tim. Bukan hanya itu saja, yel yel kelompok lucu juga dibuat agar suasana bisa semakin meriah dan menarik.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan patung-patung perunggu itu ditemukan? Namun, baru bulan lalu, muncul pecahan kecil yang tidak teridentifikasi dari genangan lumpur dan air.
-
Di mana Ki Ageng Tirta tinggal? Tempat tinggal Ki Ageng Tirta di Desa Kanoman, Grobogan sendiri sebuah wilayah yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
Kim tiba di Tarutung pada 31 Desember 1887, tepatnya di Sait Nihuta. Saat itu usianya masih 26 tahun.
Seperti apa kisah hidupnya di Tarutung? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Keluarga Imigran
Yoe Kim Lay lahir di Padang Sidempuan pada 2 Januari 1861. Ayahnya merupakan seorang imigran dari kota Fujian. Sejak tahun 1850 ayah Kim sudah mencari peruntungan di Tanah Batak sampai akhirnya menikah dengan seorang perempuan Batak bernama Adong Boru Nasution.
Kepiawaian Kim dalam berbahasa Batak yang sudah menjadi bahasa kesehariannya ini menjadi bekal penting ketika dirinya memutuskan untuk berpindah ke Tarutung. Sebelumnya daerah ini terkenal sebagai daerah berbahaya.
Hidup Susah
Selama bekerja sebagai buruh angkut di Sait Nihuta., kehidupan Kim tidaklah mudah. Ia harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk bekerja dengan upah yang cenderung sedikit.
Ia biasa membawa barang-barang dagangan seperti kemenyan, kapur Barus, dan kopi dari sibolga.
Dalam bekerja, Kim selalu tekun dan senantiasa berhemat. Dari segi sosial, ia pun bisa menjalin hubungan dekat dengan orang-orang Batak terutama para raja-raja saat itu.
- Momen Masuk Lapangan Tuai Sorotan, Ini Deretan Potret Jirayut Main Bulu Tangkis Bareng Sintya Marisca
- Cium Tangan dan Minta Maaf, Sopir Katering Mengaku Berkendara Ugal-Ugalan Sebelum Dipukul Anggota TNI AL
- Bawa Indonesia Menang Lawan Korsel, Ternyata Segini Gaji yang Diterima Shin Tae Yong
- Mengunjungi Makam Tan Gee Tjhiang di Salatiga, Kolongmerat Tionghoa pada Era VOC
Kontraktor Transportasi
Pada 1891 tepatnya saat Belanda berada di Nusantara, ia sudah dikenal sebagai pengusaha yang sukses hingga dirinya ditunjuk untuk menjadi kontraktor transportasi. Ia juga dipercaya mengirim suplai logistik untuk memenuhi kebutuhan tentara.
Tahun 1900, Kim membuka toko yang menjual berbagai roti, minuman, dan distributor berbagai barang-barang kebutuhan orang Eropa. Kemudian, Kim juga dianggap sebagai pelopor bisnis penginapan di Tarutung.
Bangun Jalan Sibolga-Tarutung
Ia juga ditunjuk oleh Pemerintah Belanda menjadi kontraktur pembangunan jalan dari Sibolga-Tarutung sepanjang 66 km. Pengerjaan ini dimulai dari tahun 1915-1919.
Atas kejujurannya dalam bekerja, terutama dalam membangun jalan tersebut, Kim mendapatkan upah bonus dari Force Man Residence. Bahkan, ia juga mendapat jam berlapis emas dari Ratu Belanda.
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Pada 1921, Kim mendapat konsesi lahan seluas 250 hektare yang kemudian dia tanami pohon karet. Di pusat Kota Tarutung, Kim banyak membangun ruko-ruko untuk disewa atau pun permintaan.
Sempat hidup susah, Kim pun dikenal sebagai pengusaha sukses di Taruting. Etos kerja dan ketekunan dalam dirinya yang menjadikan kunci kesuksesan Kim.