Komunikasi Pakai Bahasa Arab, Ini Uniknya Kampung Arab di Pedalaman Sumut
viral anak-anak di Kampung Arab di Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara, mahir berbahasa Arab.
Mendengar nama Kampung Arab, mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang di Indonesia. Biasanya, suatu daerah disebut Kampung Arab karena identik dengan banyaknya orang-orang Arab yang tinggal di daerah tersebut.
Namun, lain halnya dengan Kampung Arab yang terletak di sebuah desa kecil, yang berada di pedalaman Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatra Utara (Sumut) satu ini. Desa itu bernama Desa Parmeraan, atau sering disebut Kampung Arab, karena warga yang tinggal di wilayah itu sehari-harinya berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kenapa video Bima Yudho Saputro viral? Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral. Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Kampung Arab yang ada di Desa Parmeraan itu baru-baru ini viral di media sosial, usai akun TikTok bernama Bustaman Perwira Siregar mengunggah suasana sehari-hari di desa tersebut.
Dalam video viral itu, terlihat sejumlah anak kecil yang ada di desa tersebut fasih berbahasa Arab. Anak-anak itu terlihat asyik bermain dengan teman sebaya mereka dan berkomunikasi dengan Bahasa Arab.
Video ini pun sontak curi perhatian warganet. Warganet langsung dibuat kagum oleh kemahiran anak-anak itu dalam berbahasa Arab. Tak sedikit juga yang mengatakan suasana di desa tersebut layaknya tinggal di sebuah desa di Arab sana.
Berikut intip uniknya Kampung Arab di Paluta selengkapnya.
Ada Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur'an
Akun YouTube Cerita Pelosok Negeri ©2021 Merdeka.com
Kampung Arab di Desa Parmeraan ini letaknya sangat jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Kampung Arab ini berada di daerah pedalaman, di mana masih berupa perbukitan yang dikelilingi oleh hutan. Karena itu lah, desa ini hanya ditinggali sekitar 50 kepala keluarga (KK).
Melansir dari akun YouTube Cerita Pelosok Negeri, jalanan yang ada di desa tersebut bahkan belum berupa aspal, melainkan masih berupa tanah, yang jarang dilewati oleh kendaraan bermotor.
Adanya Kampung Arab ini tak lepas dari keberadaan sebuah pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Darussalam Parmeraan, yang lokasinya berada di desa tersebut. Pondok ini memiliki ratusan santri dan santriwati. Di pondok pesantren tersebut juga ada Pusat Penghapalan Alquran.
Setiap harinya, ratusan santri dari pondok itu sering melakukan aktivitas dan berbaur dengan warga desa setempat.
Anak-Anak Fasih Berbahasa Arab
Akun TikTok Bustaman Perwira Siregar ©2021 Merdeka.com
Yang paling mencuri perhatian dari Kampung Arab ini, ialah anak-anak desa yang mahir dan fasih berbahasa Arab. Anak-anak di desa tersebut bahkan sehari-harinya berkomunikasi menggunakan Bahasa Arab.
Rahasia dari pintarnya anak-anak tersebut adalah ternyata mereka sudah sejak kecil dikenalkan dan diajarkan oleh Bahasa Arab. Dari anak-anak tersebut, ada yang orang tuanya merupakan pengajar di pondok pesantren, jadi memang sudah sejak kecil mereka terbiasa untuk belajar Bahasa Arab dengan orang tuanya.
Meski begitu, anak-anak di Kampung Arab tersebut tetap bisa berbahasa Indonesia. Sesekali, mereka berkomunikasi bersama teman sebaya mereka yang belum mahir berbahasa Arab menggunakan Bahasa Indonesia maupun bahasa daerah setempat.