Mengenal Marpangir, Tradisi 'Padusan' Sambut Bulan Ramadan Ala Orang Batak
Masyarakat Suku Batak dalam menyambut bulan suci Ramadan ada beberapa tradisi yang masih terus dijalankan, yaitu ritual Marpangir. Ritual ini tidak jauh berbeda dengan tradisi 'Padusan' yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Pulau Jawa.
Tak terasa bulan Ramadan 1444 Hijriyah sudah hampir tiba. Mayoritas masyarakat muslim di Indonesia akan menyambut bulan suci tersebut dengan berbagai macam ritual dan tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun.
Masyarakat Suku Batak dalam menyambut bulan suci Ramadan ada beberapa tradisi yang masih terus dijalankan, yaitu ritual Marpangir. Ritual ini tidak jauh berbeda dengan tradisi 'Padusan' yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Pulau Jawa.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan puisi menyambut Ramadan? Puisi menjadi sarana yang indah untuk mengekspresikan kegembiraan, kerinduan, dan antusiasme menyambut bulan Ramadan. Kata-kata yang dipilih dengan penuh perhatian dapat menciptakan atmosfer yang khusyuk dan mendalam, membangkitkan semangat beribadah dan merenungkan makna spiritualitas.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Kenapa kue ini diburu saat bulan Ramadan? Bulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
-
Apa yang dimaksud dengan niat puasa Ramadan? Niat doa puasa adalah salah satu bagian dari puasa yang sangat penting untuk kita lakukan.
Pelaksanaan Marpangir membutuhkan beberapa persiapan berupa bahan-bahan yang seluruhnya akan dicampur pada saat proses pemandian oleh anggota keluarga yang akan melaksanakan ibadah puasa esok hari. Penasaran proses pelaksanaan tradisi Marpangir? Ini selengkapnya:
Dilaksanakan di Hari Terakhir Bulan Syaban
©AFP
Melansir dari artikel "Ziarah Kubur, Marpangir, Mangan Fajar: Tradisi Masyarakat Angkola dan Mandailing Menyambut Bulan Ramadhan dan Idul Fitri", Tradisi Marpangir dilakukan pada petang hari terakhir bulan Syaban atau menjelang masuknya bulan suci Ramadan.
Pelaksanaan Marpangir ini biasa dilakukan oleh mayoritas warga di Panyabungan maupun di beberapa daerah lainnya seperti di Padang Sidempuan.
Tujuan Marpangir adalah untuk membersihkan diri dan mengharumkan badan dalam memasuki bulan suci Ramadan. Dengan kata lain menyambut bulan suci dengan badan yang bersih. Dari segi makna dan tujuannya, Marpangir tidak jauh berbeda dengan tradisi Padusan di masyarakat Jawa.
Menggunakan Beberapa Bahan
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Masih mengutip dari sumber yang sama, pelaksanaan Marpangir harus mempersiapkan beberapa bahan-bahan yang nantinya akan dicampurkan ketika saat mulai proses pemandian.
Bahan-bahan yang harus dipersiapkan terbilang cukup beragam, di antaranya daun sereh wangi, daun jeruk purut, daun pandan, daun nilam, mayang pinang, akar usar, akar sitanggis, dan jeruk purut.
Seluruh bahan tadi wajib dipersiapkan terlebih dahulu bagi siapapun yang ingin melaksanakan ritual Marpangir. Biasanya, dalam proses pencarian bahan dilakukan secara bersama-sama dengan anggota keluarga.
Setelah seluruh bahan telah siap, lalu direbus dengan air. Kemudian barulah digunakan untuk mandi seluruh anggota keluarga. Setelah rangkaian Marpangir seleasi, barulah dilanjutkan dengan mandi seperti biasa.
Tradisi Nenek Moyang
freepik.com ©2022 Merdeka.com
Ritual Marpangir rupanya merupakan tradisi warisan nenek moyang keturunan Batak Angkola dan Mandailing. Dulunya, pelaksanaan Marpangir berfungsi sebagai pengganti sabun yang belum dikenal pada zaman dahulu.
Para nenek moyang mencari cara dengan membuat wangi-wangian dari bahan-bahan alami yang ada di sekitarnya untuk membuat badan mereka wangi dan bersih dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Tradisi ini menjadi bentuk rasa gembira dan antusias dalam menyambut bulan yang penuh dengan keagungan dan penuh berkah. Marpangir disimbolkan sebagai sarana untuk penyucian diri dalam menyambut dan melaksanakan bulan Ramadan.