Mengenal Romy Hidayat Pria Asal NTB yang Berhasil Bikin Lansia Hidup Bahagia, Ajak Olah Sampah hingga Beternak Sapi
Pengalaman magang di kampus Australia membangkitkan gairahnya untuk melakukan kerja pengasuhan kepada lansia.
Romy Hidayat, seorang pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak SMA bercita-cita kuliah ke Australia. Mimpinya akhirnya terwujud saat ia menjadi salah satu penerima beasiswa Australia Awards.
Ia berangkat ke Australia pada tahun 2015 silam dan kuliah pada program Magister Kesehatan Masyarakat di University of Adelaide. Saat itu, ia ingin kuliah di Australia untuk belajar agar kelak bisa membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi di kampung halamannya.
- Cerita Perjuangan Lansia Buruh Tani Bertahan Hidup, Tinggal di Gubuk Reyot dan Listrik Andalkan Tetangga
- Sepasang Milenial Australia Rela Kerja Keras Demi Bisa Pensiun di Bali
- Sisihkan Rp10 Ribu Selama 24 Tahun dari Memijat, Mbah Supiyah Akhirnya Naik Haji
- Lansia di Jaktim Ditangkap Karena Cabuli Tiga Bocah, Pelaku Lulusan S2 Magister Manajemen
Menurut sensus penduduk saat itu, angka kematian bayi mencapai 48 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, dan terdapat 350 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Pindah Haluan
Saat kuliah di Universitas Adelaide, Romy sempat magang di Adelaide Aged Care, tempat perawatan untuk para lansia. Pengalaman magang itu membangkitkan gairahnya untuk melakukan kerja pengasuhan kepada lansia.
Setelah lulus pada tahun 2018, Romy mendirikan Rumah Senja di Desa Jenggik, Lombok Timur. Lembaga sosial berbasis masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para lansia dan mendorong penuaan sehat.
Mengutip situs australiaawardsindonesia.org, manajemen dan program Rumah Senja didasarkan pada kerangka kerja dan konsep teoritis yang dipelajari Romy di Australia.
Kerangka kerjanya mencakup pendekatan komprehensif terhadap para lansia, yakni mengakui berbagai karakteristik dan pengalaman hidup mereka. Kerangka kerja tersebut memastikan bahwa layanan perawatan lansia aman dan menghormati kebutuhan serta minat para lansia. Romy memodifikasi kerangka kerja tersebut sesuai kebutuhan khusus di Nusa Tenggara Barat.
“Pengalaman belajar dan ilmu yang saya peroleh di Australia memberikan pengaruh sangat signifikan terhadap pengembangan potensi diri dan pertumbuhan Rumah Senja sebagai wadah pemberdayaan bagi lansia,” ungkap Romy, dikutip dari situs Australia Awards Indonesia.
Rumah Senja
Rumah Senja menjadi rumah kedua bagi para lansia di Kabupaten Lombok Timur. Hingga berita ini ditulis, Rumah Senja memiliki 150 anggota. Lembaga sosial ini telah memiliki banyak program.
Rumah Senja bersama lembaga amal asal Australia telah mendanai pengobatan katarak bagi 1.000 lansia di NTB. Saat ini, Rumah Senja juga memiliki alat transportasi gratis bagi lansia yang butuh perawatan di rumah sakit. Bahkan, bagi lansia yang akan berobat ke rumah sakit jauh mendapatkan biaya akomodasi.
Rumah Senja memiliki tiga pilar: sosial, ekonomi, dan ekologi. Pada pilar sosial, para lansia mendapatkan kursus peningkatan skill.
“Misalnya kursus memanggang kopi, yang nantinya akan dijual sebagai Kopi Rumah Senja. Ada juga kursus dalam bentuk investasi. Misalnya, lansia diberi sapi untuk dipelihara dan dikelola,” ungkap Romy.
Pilar ekologi dilakukan dengan cara mengajak para lansia menjadi advokat lingkungan, antara lain mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, mengelola air, dan mengelola praktik pertanian terpadu.
Beberapa penghargaan yang diterima Romy dan Rumah Senja yakni Penghargaan Air Minum dan Kesehatan Lingkungan 2022 dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Penghargaan Aksi SDGs 2023 dari Bappenas, Penghargaan Pemerintah Inovatif 2023, Penghargaan Kementerian Sosial 2024, dan Penghargaan Tenaga Medis dan Kesehatan Teladan Nasional 2024 untuk program terpadu dan suportif berbasis masyarakat demi kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik sejak 2020.