Menyusuri Terowongan Kereta Api Sawahlunto, Salah Satu yang Terpanjang di Pulau Sumatra
Panjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Panjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Menyusuri Terowongan Kereta Api Sawahlunto, Salah Satu yang Terpanjang di Pulau Sumatra
Di Pulau Sumatra, kereta api berperan sebagai pendukung mobilitas masyarakat serta mengangkut berbagai komoditas berharga untuk dikirim ke pelabuhan.
Hingga kini ada banyak jalur kereta peninggalan Belanda yang sampai masih bertahan. Selain jalur rel, salah satu fasilitas peninggalan Belanda di bidang perkeretaapian yaitu jalur terowongan. Di Sumatra Barat tepatnya di Sawahlunto terdapat sebuah terowongan tua bernama Lubang Kalam.
Meski kini kondisinya sudah terbengkalai dan usang akibat termakan zaman, terowongan ini masih bisa dijumpai dan bisa menjadi salah satu objek wisata sejarah di Sawahlunto.
Dibangun Abad 19
Dilansir dari beberapa sumber, Terowongan Lubang Kalam atau bisa juga disebut Terowongan Sawahlunto ini didirikan oleh pemerintah Belanda sekira tahun 1892.
-
Mengapa kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Mengapa Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Sumatra Barat menjadi salah satu lokasi yang dipilih Belanda untuk dibangun jalur kereta di sana. Pasalnya, di daerah tersebut ditemuan sebuah pertambangan batu bara tepatnya di Sawahlunto tahun 1868.
-
Mengapa jalur kereta api dibangun di Sumatera? Terbentuknya jalur rel kereta api di Sumatra tak lepas dari kebutuhan pemerintah Hindia Belanda dalam mobilisasi pengiriman logistik dan komoditas hasil bumi menuju pesisir untuk diperdagangkan.
-
Apa saja jenis kereta api wisata yang ditawarkan oleh PT. Kereta Api Indonesia? Kereta api wisata yang diadakan oleh KAI ini memiliki beberapa tipe dengan karakteristik dan fasilitas berbeda-beda.
-
Kapan kereta api menjadi pilihan transportasi di Sumatera? Hanya beberapa provinsi yang bisa merasakan kenyamanan dan ketepatan waktu dari kereta api, apa saja?
-
Bagaimana cara untuk merasakan kenyamanan kereta api di Sumatera Selatan? Sumatra Selatan memiliki jalur kereta api yang masih aktif dan tersambung dengan provinsi lainnya, yakni Bandar Lampung. Beberapa stasiun yang ada di Sumsel adalah Baturaja, Martapura, Kertapati, Lahat, Lubuklinggau, Muara Enim, serta Tebing Tinggi.
Pembangunan terowongan ini diharapkan bisa membuka akses transportasi dari dan ke Sawahlunto. Pemerintah Belanda butuh waktu 2 tahun untuk bisa membangun terowongan ini.
Panjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Keberadaan Terowongan Lubang Kalam ini langsung dirasakan manfaatnya terutama di bidang perekonomian. Selain untuk moda transportasi masyarakat, terowongan ini menjadi salah satu akses untuk mengirim hasil tambang untuk dibawa ke pelabuhan.
Terowongan Terpanjang
Selain membuka akses Sawahlunto menuju dunia luar, rupanya jalur terowongan Lubang Kalam ini menjadi salah satu terowongan terpanjang yang ada di Sumatra.
Keberadaan terowongan ini menjadi bukti bahwa pemerintah Belanda saat itu begitu serius untuk membangun moda transportasi kereta api di Sumatra agar memudahkan mengirimkan komoditas ke berbagai daerah bahkan ke luar negeri.
Kondisinya Kini
Melansir dari kanal Youtube Maybi Prabowo, kondisi Terowongan Lubang Kalam saat ini cukup terbengkalai dan tidak terawat. Seiring berjalannya waktu, bangunan ini termakan oleh zaman sehingga banyak yang sudah usang dan rusak.
Sebelum mencapai bibir terowongan, rel kereta api masih nampak terpasang dengan rapi meskipun beberapa bagian sudah tertutup oleh tanah dan juga rerumputan.
Untuk mencapai lokasi pun harus ditempuh dengan jarak cukup jauh dari pusat kota. Bahkan, perjalanan pun harus menggunakan kendaraan roda dua karena akses jalan menuju lokasi yang cukup sempit dan berbatu.
Sepanjang perjalanan, terlihat beberapa bagian rel yang membawa ke arah terowongan tersebut. Ketika sudah sampai di bibir terowongan, suasananya begitu sepi dan banyak tumbuhan hijau yang tumbuh di sekitar terowongan.
Perlu diperhatikan, sebelum mendekati bibir terowongan, terdapat jembatan kecil dan kondisi bantalan rel yang sudah lapuk dan termakan usia sehingga perlu berhati-hati dalam melangkah.