Merdunya Alunan Dendang Buai, Tradisi Menyanyikan Anak Sebelum Tidur Khas Masyarakat Kepulauan Banyak Aceh Singkil
Dendang buai merupakan ekspresi batin sekaligus doa orang tua untuk masa depan anak mereka yang masih bayi.
Pada masa lampau, tradisi menidurkan anak dengan nyanyian merupakan tradisi turun-temurun bagi masyarakat pesisir dan kepulauan di pantai barat Sumatera. Tradisi itu kini sudah hampir punah di banyak tempat. Namun kini masih ada beberapa tempat yang masih melestarikan tradisi itu, salah satunya masyarakat di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh.
Oleh mereka, tradisi menyanyikan anak sebelum tidur ini dinamakan Dendang Buai. Mereka biasanya punya nyanyian khusus dalam menyanyikan dendang buai. Saat dinyanyikan, anak diletakkan pada ayunan kain yang digantungkan ke langit-langit rumah.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Apa itu Dendang Lebah? Tradisi ini dilakukan dengan mengucapkan mantra berisi rayuan dan bujukan atau perintah halus untuk "Penjaga Alam" saat memanen madu.
-
Kenapa Buleng digemari? Warga menyukai Buleng lantaran penampilannya yang menyenangkan, dengan suguhan musik tradisional Betawi, Gambang Kromong.
-
Bagaimana Buleng dilakukan? Buleng diawali dengan memperkenalkan judul cerita, dilanjutkan dengan menyebutkan silsilah raja, menggambarkan sekilas keadaan kerajaan, menggambarkan konflik-konflik yang terdapat dalam cerita, lalu diakhiri dengan penjelasan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
-
Kapan buah angkung matang? Buah angkung memiliki warna biru tua dan daging berwarna merah keunguan saat sudah matang.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
Saat itulah, sang ibu pemilik bayi melantunkan sebuah nyanyian dengan logat tutur seni berbahasa Jamu-Melayu sambil mengayunkan kain tempat sang anak tidur.
Berikut selengkapnya:
Berisi Ungkapan Hati Orang Tua
Masyarakat yang tinggal di Kepualaun Banyak dikenal dengan sebutan “Urang Pulo” atau orang pulau. Sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, sementara sebagiannya lagi menyebar bekerja sebagai petani di kebun-kebun kecil, pedagang, serta ada pula yang berprofesi sebagai pegawai pemerintahan.
Dalam keseharian, beberapa dari mereka masih mempraktikkan nyanyian Dendang Buai. Syair yang mereka nyanyikan kepada anak-anak mereka biasanya berisi ungkapan harapan, doa, dan nasihat.
Ada kalanya syair itu berasal dari isi hati maupun cerita pengalaman hidup orang tua yang keluar secara spontan dari dalam mulut.
Analasis Teks Dendang Buai
Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, kata-kata pada lirik Dendang Buai terkadang hanya bisa dipahami dalam perspektif lokal budaya setempat. Termasuk salah satunya berupa metafora maupun ekspresi simbolik yang khusus.
Terkadang ekspresi dan interpretasi teks buai digunakan sebagai sarana untuk menjaga kenangan-kenangan tertentu yang terkadang tidak berhubungan secara langsung dengan alur cerita yang didendangkan.
Untuk memahaminya setiap lirik Dedang Buai, penting pula untuk memahami konteksnya. Salah satunya adalah dengan memahami salah satu aspek pragmatis yaitu inferensi. Ini digunakan untuk mengungkapkan arti denotatif sebuah kata dan maksud yang tersirat dari penutur sehingga bisa memaknai konteks keseluruhannya.
Beberapa aspek konteks buai perlu diikutsertakan seperti pendendang buai, bayi atau anak yang dibuai, serta siapa saja yang hadir saat buai didendangkan, termasuk alur ceritanya.
Mulai Ditinggalkan
Kini Dendang Buai kebanyakan hanya bisa dinyanyikan oleh seorang perempuan yang usianya di atas 50 tahun. Menurut Ali Pelawi, peneliti Dendang Buai dari Monash University, kondisi ini disebabkan karena para gadis ataupun ibu-ibu muda di Kepulauan Banyak mulai meninggalkannya.
Keberadaannya praktis digantikan oleh media dan teknologi modern seperti musik-musik populer, gawai, serta berbagai alternatif hiburan yang mudah ditemukan di media sosial.
Padalah Dendang Buai memiliki fungsi yang sangat penting sebagai sarana ekspresi batin dan doa semua orang tua bagi keselamatan dan perjuangan hidup seluruh keturunannya di masa depan.