Mengenal Tueng Dara Baro, Tradisi Ngunduh Mantu ala Masyarakat Aceh
Saat pelaksanaan acara ini berlangsung, keluarga mempelai wanita akan menyiapkan kue-kue tradisional Aceh.
Saat pelaksanaan acara ini berlangsung, keluarga mempelai wanita akan menyiapkan kue-kue tradisional Aceh.
Mengenal Tueng Dara Baro, Tradisi Ngunduh Mantu ala Masyarakat Aceh
Setiap suku di Indonesia memiliki tradisi upacara pernikahan masing-masing.
Dalam adat perkawinan masyarakat Aceh, seluruh rangkaian upacara pernikahan harus dilakukan tahap demi tahap, salah satunya adalah Upacara Tueng Dara Baro.
Upacara ini mirip dengan "Ngunduh Mantu" atau penjemputan dan penerimaan pengantin perempuan di keluarga pihak laki-laki. (Foto: Pixabay)
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi kawin tangkap di Sumba Barat Daya? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.
-
Apa makna tradisi kawin tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap memiliki makna dalam mengangkat derajat atau untuk menghilangkan rasa malu kepada keluarga laki-laki.
-
Mengapa tradisi Peutron Aneuk penting bagi masyarakat Aceh? Wujud pelaksanaan Peutron Aneuk ini tak hanya sekedar tradisi turun-temurun saja. Tetapi, tradisi ini memiliki makna dan arti yang begitu mendalam khususnya bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
-
Siapa yang menikah dengan konsep Aceh? 2 Pernikahan yang dinanti banyak orang adalah antara Chand Kelvin dan Dea Sahirah. Keduanya mengikat janji suci pada 7 Juli 2024. Untuk akad nikah, mereka memilih adat Jawa, sedangkan untuk resepsi, mereka mengenakan pakaian adat Aceh.
-
Dimana adat pernikahan Pepadun diterapkan? Dirangkum dari berbagai sumber, terdapat masyarakat Lampung Pepadun atau pedalaman dan Saibatin yang tinggal di pesisir. Sudah jelas, kedua kelompok masyarakat ini memiliki cara dan tradisi adat perkawinan yang berbeda.
Acara ini digelar oleh keluarga pihak laki-laki. Apabila upacara ini tidak dilaksanakan maka keluarga mempelai perempuan akan merasa kecil hati dan tidak diterima dalam lingkungan keluarga mempelai laki-laki.
Penasaran dengan tradisi adat pernikahan khas Aceh ini? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun merdeka.com dari Majelis Adat Aceh berikut.
Pelaksanaan Dara Baro
Setelah tujuh hari atau lebih dari hari Woe Sikureng Linto Baro biasanya Tueng Dara Baro baru dilaksanakan. Namun, sekarang waktu pelaksanaannya lebih longgar, bisa tujuh hari, sembilan hari, atau bahkan empat belas hari setelah acara Preh Linto.
Dara Baro atau yang disebut mempelai wanita ini mengenakan baju adat pengantin lengkap beserta aksesorisnya seperti perhiasan. Biasanya, perhiasan yang digunakan oleh mempelai wanita tersematkan di hampir seluruh anggota tubuhnya.
Saat pelaksanaan acara ini berlangsung, keluarga mempelai wanita akan menyiapkan kue-kue tradisional Aceh.
Dari ragam jenis kue tadi harus ada 6 kue yang wajib disajikan, yaitu meuseukat, dodoi, wajeb, bungong kayee, boi eungkot, dan keukarah.
Penyambutan Dara Baro
Ketika berjalan menuju rumah mertua, mempelai wanita akan dipayungi dengan payung warna kuning oleh teman-temannya. Saat sudah memasuki pekarangan, kemudian tokoh adat perempuan akan bertukar ranub bate dan dilanjut menukar payung kuning.
Setelah itu, dilanjutkan dengan Peusunteng dan Rhah Jaroe Dara Baro, biasanya pada sesi ini akan dilakukan oleh ibu mertua bersamaan dengan mempelai wanita. Lalu ibu mertua akan memasangkan cincin dan juga pemberian teumeuntuk.
Menginap di Rumah Orang Tua
Pada zaman dahulu, para mempelai wanita diharuskan untuk menginap di rumah mertua selama kurang lebih tiga hari. Setelah selesai menginap, mempelai dijemput lalu pulang lagi ke gampongnya oleh beberapa tokoh adat.
Ketika penjemputan oleh keluarga besar mempelai wanita itu biasanya akan disajikan makan oleh pihak keluarga laki-laki atau Linto. Selanjutnya saat mempelai wanita kembali ke kampung halaman, lalu ada budaya memberikan hadiah oleh mertua.
Apabila keluarga mempelai laki-laki berkecukupan, biasanya akan diberi seekor kerbau betina dan lembu. Namun ada juga yang memberikan seekor kambing betina atau sepasang ayam.