Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi
Indonesia memiliki berbagai budaya, adat istiadat, hingga kesenian tradisional yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Di Desa Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, terdapat salah satu tradisi hiburan yang lahir dari sebuah cerita legenda nenek moyang. Tradisi tersebut bernama Topeng Labu-labu.
Tradisi ini berupa pawai dan hiburan keliling dengan menggunakan topeng terbuat dari labu.
-
Dimana tradisi Mupus Braen Blambangan berkembang? Tradisi ini muncul dan berkembang di Desa Kemiren, Kabupaten Banyuwangi.
-
Di mana Tari Topeng Kemindu berasal? Di dalam lingkungan Keraton Kutai, terdapat sejumlah tari klasik yang masih lestari hingga kini. Salah satu di antaranya adalah Tari Topeng Kemindu.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa tradisi di Kampung Jawa Malaysia? Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
-
Apa keunikan Baju Kurung Tanggung Jambi? Busana adat tradisional yang biasanya jadi busana pengantin di Jambi ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bahan-bahan hingga aksesoris yang melekat pada pakaian itu.
-
Bagaimana Topeng Jawa digunakan dalam pertunjukan? Topeng Jawa digunakan dalam berbagai pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit, wayang wong, tari tradisional, dan pertunjukan lainnya. Topeng ini membantu aktor atau penari untuk menggambarkan karakter atau emosi yang mereka perankan.
Tradisi hiburan ini berasal dari suatu legenda yang menceritakan soal wabah penyakit yang dianggap terkutuk. Kini, Topeng Labu-labu rutin digelar saat perayaan Idulfitri.
Nenek Moyang Penderita Kusta
Dihimpun dari kanal Liputan6.com, sebelum adanya Topeng Labu-labu, ada sebuah cerita turun-temurun yang terus diwariskan bahwa nenek moyang mereka dulunya menderita penyakit kusta.
Menurut cerita itu, setiap penderita kusta pantang untuk didekati. Konon dulunya penyakit ini adalah bagian dari sebuah kurukan, sehingga penderitanya tidak boleh berbaur dan harus ke dalam hutan atau disebut Ngutan.
Saat lama diasingkan, orang-orang yang penderita kusta ini merasa ingin bergabung dan bersilaturahmi dengan masyarakat lainnya di desa tepat pada Idulfitri.
Ketika mereka keluar dari hutan belantara, para penderita kusta tadi mengenakan sebuah topeng dan pakaian panjang yang digunakan untuk menutupi luka-luka kusta di tubuh mereka. Lalu punggungnya memanggul keranjang sebagai tempat untuk menaruh makanan dari warga sebagai bentuk rasa kasihan.
Dari cerita inilah, lahir sebuah penutup wajah yang dinamakan Topeng Labu-labu. Kini, topeng tersebut menjadi bagian dari tradisi hiburan masyarakat Desa Muarajambi ketika Idulfitri tiba.
Diwariskan Kepada Penduduk
Dari tradisi lisan wabah kusta tersebut, akhirnya Topeng Labu-labu ini sampai sekarang masih diwariskan ke generasi muda. Mereka aktif membuat topeng ini dari buah labu manis yang berbentuk lonjong.
Mereka pun membuat topeng ini dengan penuh kreativitas, mulai dari bentuk karakter yang menyeramkan hingga lucu. Di sisi atas topeng ini dihiasi dengan ijuk untuk rambutnya.
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
Mereka berbondong-bondong menggunakan topeng dan menari diiringi dengan tabuhan gendang. Biasanya mereka akan berjalan dari ujung desa serta mengunjungi rumah warga.
Momen yang Ditunggu-tunggu
Setiap lebaran tiba, tradisi hiburan ini sangatlah ditunggu oleh masyarakat sektiar. Bahkan tidak lengkap rasanya jika di hari penuh kemenangan itu tanpa adanya penampilan dari Topeng Labu-labu ini.
Seiring berkembangnya waktu, topeng ini berkembang menjadi sebuah tradisi dan juga merambah ke sektor wisata. Topeng Labu-labu rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan agar dapat mengunjungi Desa Murajambi ini.
Topeng ini semakin dikenal setelah digunakan dalam karakter sebuah tarian dan teater. Bahkan, beberapa kali topeng ini ditampilkan di acara lokal, nasional, hingga taraf internasional.