Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
budaya indonesia![Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/6/19/1718758691208-71osl.jpeg)
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
![Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi<br>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718758411563-xs9ac.jpeg)
Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi
Indonesia memiliki berbagai budaya, adat istiadat, hingga kesenian tradisional yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Di Desa Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, terdapat salah satu tradisi hiburan yang lahir dari sebuah cerita legenda nenek moyang. Tradisi tersebut bernama Topeng Labu-labu.
Tradisi ini berupa pawai dan hiburan keliling dengan menggunakan topeng terbuat dari labu.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa arti dari tradisi mlumah murep? Dalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Tradisi hiburan ini berasal dari suatu legenda yang menceritakan soal wabah penyakit yang dianggap terkutuk. Kini, Topeng Labu-labu rutin digelar saat perayaan Idulfitri.
Nenek Moyang Penderita Kusta
Dihimpun dari kanal Liputan6.com, sebelum adanya Topeng Labu-labu, ada sebuah cerita turun-temurun yang terus diwariskan bahwa nenek moyang mereka dulunya menderita penyakit kusta.
Menurut cerita itu, setiap penderita kusta pantang untuk didekati. Konon dulunya penyakit ini adalah bagian dari sebuah kurukan, sehingga penderitanya tidak boleh berbaur dan harus ke dalam hutan atau disebut Ngutan.
![Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718758552838-dgq4b.jpeg)
Saat lama diasingkan, orang-orang yang penderita kusta ini merasa ingin bergabung dan bersilaturahmi dengan masyarakat lainnya di desa tepat pada Idulfitri.
- Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul
- Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
- Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah
- Mengenal Fanömba Adu, Kepercayaan Tradisional Suku Nias di Sumatra Utara
- Viral Pengakuan Mahasiswa Filsafat UGM Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke 8 Korban
- Polri Buka Penerimaan Terpadu Tahun Anggaran 2024, Catat Syarat dan Tanggal Pendaftarannya
Ketika mereka keluar dari hutan belantara, para penderita kusta tadi mengenakan sebuah topeng dan pakaian panjang yang digunakan untuk menutupi luka-luka kusta di tubuh mereka. Lalu punggungnya memanggul keranjang sebagai tempat untuk menaruh makanan dari warga sebagai bentuk rasa kasihan.
Dari cerita inilah, lahir sebuah penutup wajah yang dinamakan Topeng Labu-labu. Kini, topeng tersebut menjadi bagian dari tradisi hiburan masyarakat Desa Muarajambi ketika Idulfitri tiba.
Diwariskan Kepada Penduduk
Dari tradisi lisan wabah kusta tersebut, akhirnya Topeng Labu-labu ini sampai sekarang masih diwariskan ke generasi muda. Mereka aktif membuat topeng ini dari buah labu manis yang berbentuk lonjong.
Mereka pun membuat topeng ini dengan penuh kreativitas, mulai dari bentuk karakter yang menyeramkan hingga lucu. Di sisi atas topeng ini dihiasi dengan ijuk untuk rambutnya.
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
Mereka berbondong-bondong menggunakan topeng dan menari diiringi dengan tabuhan gendang. Biasanya mereka akan berjalan dari ujung desa serta mengunjungi rumah warga.
Momen yang Ditunggu-tunggu
Setiap lebaran tiba, tradisi hiburan ini sangatlah ditunggu oleh masyarakat sektiar. Bahkan tidak lengkap rasanya jika di hari penuh kemenangan itu tanpa adanya penampilan dari Topeng Labu-labu ini.
Seiring berkembangnya waktu, topeng ini berkembang menjadi sebuah tradisi dan juga merambah ke sektor wisata. Topeng Labu-labu rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan agar dapat mengunjungi Desa Murajambi ini.
![Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/19/1718758653215-2k4oj.jpeg)
Topeng ini semakin dikenal setelah digunakan dalam karakter sebuah tarian dan teater. Bahkan, beberapa kali topeng ini ditampilkan di acara lokal, nasional, hingga taraf internasional.