Mengenal Tradisi Kenduri Lintas Iman di Bantul, Wujud Toleransi Umat Beragama
Kenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.
Kenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.
Mengenal Tradisi Kenduri Lintas Iman di Bantul, Wujud Toleransi Umat Beragama
Rabu (19/6) sore ratusan masyarakat dengan berbagai latar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda-beda berkumpul di halaman komplek gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran.
-
Mengapa klenteng ini menjadi simbol toleransi di Tangerang? Berdiri persis di dekat Masjid Kalipasir dan Gereja Santa Maria, Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
-
Bagaimana toleransi di Pura Agung Kertajaya? 'Paling utama adalah kita harus saling berkomunikasi. Dengan komunikasi yang baik, tentu terjalin hubungan yang baik. Tidak hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama manusia dan lingkungan. Jadi di Kota Tangerang ini damai dan saling menghargai,' kata Wakil Ketua Pura Agung Kertajaya, I Nyoman Maharsa.
-
Bagaimana warga Kudus menunjukkan toleransi dalam menyembelih hewan kurban? Sebagai gantinya, hewan kurban diganti dengan kerbau, domba, atau kambing.
-
Kenapa Pura Agung Kertajaya jadi simbol toleransi? Lokasi itu menjadi salah satu simbol toleransi karena berdekatan dengan tempat ibadah agama lain.
-
Bagaimana cara membangun toleransi antarumat beragama? Meningkatkan ketaatan pada agama masing-masing adalah prinsip penguatan NKRI. Semakin kuat ketaatan pada agama yang diyakininya, maka makin dalam merasakan arti toleransi.
Kedatangan mereka yaitu untuk menyemarakkan Kenduri Lintas Iman yang digelar secara rutin setiap tahun. Kenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.
Dalam acara tersebut, masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul dan duduk beralaskan tikar di halaman gereja. Suasana guyub terlihat dalam acara itu. mereka tampak akrab dan khidmat dalam mengikuti jalannya acara.
Dilansir dari kanal YouTube Bantul TV, Kenduri Lintas Iman merupakan salah satu gambaran kerukunan beragama di Kabupaten Bantul. Dengan menghadirkan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan Penghayat Kepercayaan, kegiatan Kenduri Lintas Iman berupaya untuk senantiasa memelihara atau merawat perbedaan yang ada.
Romo Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Raymundus Sugihartanto menuturkan Kenduri Lintas Iman diharapkan dapat terus merangkul warga sekitar gereja agar hidup rukun dan tentram.
Keberadaan gereja Katolik HKTY Ganjuran sendiri berdiri ditengah masyarakat yang plural. Oleh karenanya, agenda Kenduri Lintas Iman juga sebagai momentum berbagi kasih kepada masyarakat sekitar.
"Ini suatu karunia dari berbagai pihak yang ikut terlibat, kenduri menjadi saat bersama mengembangkan inklusifitas bagi masyarakat Bantul ini agar persatuan dan kesatuan nyata itu terwujud," ujar Romo Paroki HKTY dikutip dari kanal YouTube Bantul TV pada Kamis (20/6).
Sementara itu Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo mengapresiasi gelaran yang telah menjadi agenda tahunan ini. Pemerintah Kabupaten turut bangga dan berbahagia selama satu abad paroki HKTY Ganjuran telah mendukung terwujudnya persatuan antar umat beragama di Bumi Projotamansari.
"Apresiasi kepada dewan Paroki HKTY yang telah menggelar doa bersama seluruh elemen keagamaan. Ini merupakan bentuk menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi. Harapan kita kegiatan ini akan membawa suatu manfaat agar kita tetap terjaga oleh Tuhan Yang Maha Esa," kata Wabup.