Penyebab Tinea Capitis, Infeksi Jamur pada Kulit Kepala, Gejala, dan Pengobatannya
Lantas apa penyebab tinea capitis dan gejala lainnya yang perlu diwaspadai? Berikut merdeka.com merangkumnya di bawah ini:
Tinea capitis adalah infeksi jamur yang memengaruhi kulit kepala dan rambut anak. Nama lain dari tinea capitis adalah kurap kulit kepala. Tinea capitis terjadi ketika jamur memasuki folikel rambut anak dan seringkali batang rambut. Tinea capitis juga dapat memengaruhi bulu mata dan alis anak.
Tinea kapitis paling sering menyerang anak-anak antara usia 3 dan 14 tahun. Tapi tinea kapitis juga terjadi pada orang dewasa. Ini sangat umum pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Lantas apa penyebab tinea capitis dan gejala lainnya yang perlu diwaspadai? Berikut merdeka.com merangkumnya di bawah ini:
Gejala Tinea Capitis atau Kurap Kulit Kepala
Gejala kurap yang paling umum adalah bercak gatal di kulit kepala. Bagian rambut dapat patah di dekat kulit kepala, meninggalkan area bersisik, merah atau bintik-bintik botak. Anda mungkin melihat titik-titik hitam di mana rambut telah putus. Jika tidak diobati, area ini secara bertahap dapat tumbuh dan menyebar.
Gejala lain meliputi:
- rambut rapuh
- kulit kepala terasa menyakitkan
- pembengkakan kelenjar getah bening
- demam ringan
- Kulit kepala mengelupas yang menyerupai ketombe.
- Rasa gatal yang parah
Dalam kasus yang lebih parah, Anda mungkin mengalami pembengkakan berkerak yang disebut kerion yang mengeluarkan nanah. Ini dapat menyebabkan bintik-bintik botak permanen dan jaringan parut.
Tinea capitis titik hitam menyebabkan batang rambut patah di permukaan, yang terlihat seperti titik-titik hitam. Tinea capitis bercak abu-abu meninggalkan potongan rambut pendek.
Penyebab Tinea Capitis
Jamur seperti jamur yang disebut dermatofita menyebabkan tinea capitis. Di Amerika Serikat, dermatofit yang disebut Microsporum dan Trichophyton adalah penyebab paling umum dari infeksi. Jamur tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap. Biasanya tumbuh di tempat tropis.
Tinea capitis juga menyebar dengan sangat mudah. Anak bisa terkena tinea capitis dari kontak dengan orang, hewan, dan tanah yang terinfeksi. Mereka juga bisa mendapatkannya dengan menggunakan benda dan menyentuh permukaan yang menampung jamur. Tinea capitis dapat hidup lama pada benda dan permukaan yang terinfeksi.
Apa Saja Faktor Risiko Tinea Capitis?
Tinea capitis tumbuh dan berkembang di lingkungan yang lembap dan hangat. Faktor risiko yang paling umum meliputi:
- Hidup di lingkungan tropis.
- Mengunjungi daerah dengan cuaca panas dan lembap.
- Tinggal berdekatan dengan orang lain yang terkena tinea capitis.
- Mengalami cedera kulit kepala ringan.
- Tidak sering mandi atau memandikan anak.
- Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
- Berbagi benda dan bahan seperti topi, sikat rambut dan peralatan olahraga dengan orang yang terkena tinea capitis.
- Memiliki sistem kekebalan yang lemah karena kondisi seperti HIV/AIDS , kanker dan diabetes.
Cara Mengobati Tinea Capitis
Dokter dapat mengobati sebagian besar bentuk kurap lainnya dengan obat antijamur topikal. Namun, orang yang menderita tinea capitis biasanya perlu minum obat antijamur oral dengan resep dokter selama 1-3 bulan.
Infeksi kurap yang berkembang di area kulit yang tidak terpapar, seperti di bawah kuku tangan atau kuku kaki, mungkin juga memerlukan obat antijamur oral.
Orang dapat membantu mendukung penyembuhan dan mencegah infeksi ulang dengan:
- Menjaga kulit tetap kering
Kurap tumbuh dalam kondisi lembap, jadi penting untuk menjaga kulit yang terkena tetap kering selama masa penyembuhan. Keringkan segera setelah mandi dan kenakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat.
- Mencuci tempat tidur secara teratur
Kurap sangat menular, dan spora jamur dapat berpindah ke kain yang bersentuhan dengan kulit yang terkena. Orang-orang dapat mempercepat waktu pemulihan mereka dan mencegah infeksi ulang dengan mencuci seprai dan sarung bantal mereka setelah setiap kali digunakan.
- Mengganti atau mendisinfeksi alat-alat rambut
Jamur yang menyebabkan kurap dapat hidup dalam waktu lama, yang berarti bahwa orang perlu mendisinfeksi atau mengganti sikat rambut, sisir, dan alat tata rambut lainnya. Melakukan hal ini akan mengurangi risiko infeksi ulang.
Pencegahan Tinea Capitis
Ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mencegah tinea capitis. Langkah-langkah ini meliputi:
- Hindari berbagi barang pribadi seperti topi, sikat rambut, sisir, bantal, dan helm.
- Jaga agar kulit kepala anak tetap bersih dan kering.
- Jauhkan anak-anak yang terinfeksi tinea capitis dari anak-anak yang sehat.
- Hindari tempat-tempat di mana anak dapat tertular infeksi.
- Sering-seringlah mencuci bantal, seprai, dan tempat tidur lainnya.
- Cuci tangan setelah membelai, bermain dengan atau bersentuhan dengan hewan peliharaan.