Rayakan HUT ke-75, Ini Sejarah Perjalanan TNI dari Masa ke Masa
Tanggal 5 Oktober menjadi salah satu hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia, di mana merupakan lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tanggal 5 Oktober menjadi salah satu hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tanggal ini merupakan saksi bisu lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
TNI lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda, yang berambisi untuk menjajah Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. Tepat hari ini, Senin (5/10), TNI genap berusia 75 tahun.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa saja teknologi informasi yang paling berpengaruh pada sejarah Indonesia? Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di era modern. Dengan terus berkembangnya teknologi, berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga pekerjaan, mengalami transformasi yang signifikan.
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
Di balik kegagahannya, siapa sangka, pasukan loreng ini menyimpan sejarah panjang seiring perkembangan Indonesia sejak meraih kemerdekaan. Bermula dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), selanjutnya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) hingga akhirnya pada 3 Juni 1947 resmi menjadi TNI.
Berikut sejarah panjang perkembangan TNI sejak awal pembentukannya:
Bermula dari Badan Keamanan Rakyat
Melansir dari laman resmi Provinsi DKI Jakarta, BKR mulanya merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang didirikan di Jakarta pada 20 Agustus 1945. BKR bekerja dengan sukarela bersama-sama dengan rakyat dan pemerintah.
BKR resmi berdiri pada tanggal 23 Agustus 1945 yang dinyatakan dalam pidato Presiden Soekarno. Orang-orang yang tergabung di dalamnya berasal dari bekas PETA, Heiho, Polisi, Seinendan, Keibodan, KNIL dan lain-lain.
Sumber: hariansejarah.id ©2020 Merdeka.com
BKR dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai wadah perjuangan rakyat Indonesia. Namun, ternyata pembentukan BKR yang hanya bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum di daerah masing-masing mengundang ketidakpuasan di kalangan pemuda, yang menuntut dibentuknya tentara kebangsaan.
Berubah Menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
Menyerahnya Jepang kepada tentara sekutu menyebabkan kedatangan tentara Inggris ke Indonesia yang dimanfaatkan oleh tentara Belanda untuk kembali ke Indonesia. Situasi ini menjadi mulai tidak aman.
Oleh karena itu, pada tanggal 5 Oktober 1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat yang bermarkas besar di Yogyakarta.
Sumber: onesearch.id ©2020 Merdeka.com
Saat itu, Kolonel Soedirman menjadi Panglima Besar TKR yang diangkat secara resmi pada 18 Desember 1945.
Namun, pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 yang mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Sehingga pada tanggal 8 Januari 1946, nama Tentara Keamanan Rakyat resmi berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.
Menyerahnya Jepang kepada Sekutu
Pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan maklumat tentang penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia. Maklumat ini dikeluarkan melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun 1946.
Melansir dari tni.mil.id, usaha pemerintah untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sumber: pusterad.mil.id ©2020 Merdeka.com
Presiden juga menetapkan susunan tertinggi TNI, yaitu Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soerdiman diangkat sebagai Kepala Pucuk Pimpinan TNI dengan anggotanya adalah Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo, Laksamana Muda Nazir, Komodor Suryadarma, Jenderal Mayor Sutomo, Jenderal Mayor Ir. Sakirman, dan Jenderal Mayor Jokosuyono.
Dalam ketetapan itu juga menyatakan bahwa semua satuan Angkatan Perang dan satuan laskar yang menjelma menjadi TNI, diwajibkan untuk taat dan tunduk kepada segala perintah dari instruksi yang dikeluarkan oleh pucuk pimpinan TNI.
Dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Kembali ke TNI
Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.
Sumber: liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Namun, perubahan situasi politik di Indonesia pada tahun 1998, juga berpengaruh pada keberadaan ABRI. Sehingga pada tanggal 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi Panglima TNI.