Sudah Sebulan Desanya Terendam Banjir, Kades di Asahan Ini Nangis Minta Bantuan
Kepala Desa (Kades) Perangunan, Sei Kepayang, Arinton Sihotang, viral lantaran sebuah video yang memperlihatkan dirinya menangis karena desanya sebulan terendam banjir beredar di media sosial.
Beberapa waktu terakhir, sejumlah wilayah di Sumatra Utara (Sumut) dilanda banjir dan tanah longsor akibat curah hujan tinggi. Bahkan sampai saat ini masih ada beberapa wilayah yang terendam banjir, salah satunya di Sei Kepayang, Kabupaten Asahan.
Belum lama ini, Kepala Desa (Kades) Perangunan, Sei Kepayang, Arinton Sihotang, viral lantaran sebuah video yang memperlihatkan dirinya menangis beredar di media sosial.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kenapa video Bima Yudho Saputro viral? Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral. Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @laburaku pada Sabtu (12/12). Diketahui, Arinton tak kuasa menahan kesedihannya karena desanya sudah sebulan terendam banjir dan belum ada bantuan. Berikut informasi selengkapnya.
Banjir karena Tanggul Jebol
Instagram/@laburaku ©2020 Merdeka.com
Di video itu, Arinton terlihat sedang berada di pinggir sebuah tanggul, yang merupakan salah satu penyebab banjir di desanya. Ia bercerita, sudah hampir satu bulan desanya terendam banjir akibat tanggul yang jebol itu.
"Sekarang ini saya berada di tanggul yang pecah yang sebelumnya sudah pernah kami tinjau pada 29 November lalu. Tapi sampai saat ini tanggul ini belum pernah dikerjakan oleh pihak perusahaan," ujarnya.
Aktivitas Perekonomian Warga Lumpuh
Instagram/@laburaku ©2020 Merdeka.com
Akibat dari banjir ini, Arinton bercerita bahwa warganya kini makin kesulitan. Rumah warga masih tergenang banjir sementara aktivitas perekonomian warga pun lumpuh, karena ladang pertanian semua terendam.
"Akibat tanggul ini semua warga saya sudah hancur. Rumah-rumah tergenang dan semua ladang padi juga terkena," lanjutnya, dengan nada sedih.
Tanggul Tak Kunjung Diperbaiki
Instagram/@laburaku ©2020 Merdeka.com
Sejak awal banjir, Arinton mengatakan sudah memohon berbagai pihak untuk memperbaiki tanggul yang jebol ini, namun sampai saat ini belum ada pihak yang melakukan perbaikan.
Diketahui, tanggul ini berada di wilayah perkebunan sawit, di mana pihak perusahaan perkebunan sawit tersebut juga belum mengambil langkah perbaikan.
Mohon Bantuan Pemerintah
Instagram/@laburaku ©2020 Merdeka.com
Tak kuasa menahan air matanya, Arinton meminta semua pihak untuk bisa membantu untuk memperbaiki tanggul yang jebol tersebut. Ia juga memohon kepada pemerintah untuk bisa memberikan bantuan dan segera mencari solusi dari banjir yang merendam desanya.
"Untuk itu saya minta pemerintah bahwa ini adalah jalan provinsi untuk ikut turun melihat situasi di sini. Saya minta dan saya mohon kepada pemerintah untuk bisa melihat dan membantu kami," ucapnya.