Viral Pria di Sumut Positif Covid-19 Diamuk Warga saat Isoman, Ini Faktanya
Heboh video viral seorang pria di Sumatra Utara yang diketahui positif Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) namun malah dikeroyok oleh warga sekitar.
Baru-baru ini warganet sedang dihebohkan oleh viralnya video seorang pria yang diketahui positif Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) namun dikeroyok oleh warga. Peristiwa ini terjadi di Dusun Bulu Silape, Desa Sianipar II, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatra Utara (Sumut) pada Kamis (22/7/2021).
Video aksi pengeroyokan tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @Jhosua_lubis yang menyebut jika korban pengeroyokan adalah pamannya, yang bernama Salamat Sianipar.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Salamat diketahui dinyatakan positif Covid-19 usai berobat ke klinik pada Rabu (21/7). Setelah itu Ia dikabarkan melakukan isoman di sebuah gubuk kecil. Namun Ia malah mengalami pengeroyokan oleh warga sekitar.
Dalam video yang viral, Salamat terlihat diikat dan dipukuli dengan kayu panjang oleh massa. Ia pun sempat bersembunyi di sawah untuk mengindari amukan massa.
Melansir dari Liputan6.com, berikut fakta selengkapnya.
Penyebab Pengeroyokan
Instagram/@manaberita ©2021 Merdeka.com
Bukan karena warga tidak menerima keberadaan Salamat yang dinyatakan positif Covid-19, namun pengeroyokan ini ternyata disebabkan karena warga kesal dengan tingkah laku Salamat saat sedang menjalani isoman.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Toba, Audy Murphy Sitorus pada Sabtu (24/7) mengatakan, Salamat berusaha menularkan virus ke orang lain.
"Dia (Salamat) terpapar Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri. Tetapi bertingkah aneh-aneh, berusaha menyebarkan virusnya ke orang lain. Ditemuinya orang, kemudian dipeluknya, semua orang dipeganginya, akhirnya marah massa," ungkapnya.
Audy menambahkan, Salamat ini sebenarnya tengah berada dalam pengawasan Satgas Covid-19 usai dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isoman.
Dibawa ke Rumah Sakit
Instagram/@sumut.terkini ©2021 Merdeka.com
Usai kejadian tersebut, Salamat akhirnya berhasil diamankan dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Porsea oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Toba.
Ia mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya akibat pengeroyokan tersebut. Ia bahkan mengalami trauma berat akibat pengeroyokan.
"Saat ini diisolasi di Rumah Sakit Porsea. Yang kami lakukan saat ini men-tracing siapa-siapa saja yang kontak erat. Tujuannya mengantisipasi agar tidak menyebar luas," ujar Audy.
Kebutuhan Isoman Sudah Dipenuhi Pemerintah Desa
Sementara itu, Kepala Desa Pardomuan, Timbang Sianipar menjelaskan, Salamat melakukan isoman di lokasi yang sudah disetujui keluarga sebelumnya. Selama isoman, kebutuhan Salamat bahkan dipenuhi oleh pemerintah desa setempat.
"Kebutuhan seperti beras 1 karung, telur 1 papan, dencis 2 kaleng, garam, minyak goreng, sabun mandi, sudah kami siapkan untuk Salamat," tuturnya.
Salamat melakukan isoman di lokasi yang jauh dari rumahnya. Namun, Ia masih saja kembali pulang ke rumah. Pihak desa yang mengetahui hal itu pun akhirnya menjemput Salamat di rumahnya.
"Iya, kembali ke rumah, jadi saya langsung ke rumah Salamat," lanjut Timbang.
Warga Hanya Ingin Mengamankan
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Pengakuan yang sama juga dilontarkan oleh istri Salamat, Risma Sitorus. Ia mengakui kalau suaminya lari saat menjalani isoman.
Ia menyebut suaminya mencoba untuk memeluknya beserta anaknya, namun Ia dan sang anak berhasil lari. Oleh karena itu lah warga mencoba untuk mengamankan Salamat.
"Anakku mau dipeluknya, enggak mau. Lari kami. Jadi warga yang nangkapnya," ungkap Risma.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, juga membenarkan kalau kejadian ini terjadi lantaran warga ingin mengamankan Salamat yang lari saat isoman dan mengejar orang-orang di sekitarnya untuk dipeluk.
"Yang bersangkutan teriak-teriak bahwa tidak ada Covid-19. Yang bersangkutan keluar rumah sambil meludahi orang yang berpapasan dengannya, dan memeluk orang. Yang bersangkutan juga langsung dibawa ke RS di Silaen, namun sudah 2 kali lari dari RS," terang Hadi.