4 Fakta dan penjelasan ilmiah tentang sakaratul maut
4 Fakta dan penjelasan ilmiah tentang sakaratul maut. Sakaratul maut seringkali diidentikkan dengan kegiatan yang agak 'mistis' yang menyelimutinya. Berbagai hal semacam ini masih membuat momen-momen menjelang ajal adalah hal yang mengerikan. Padahal, hal tersebut bisa dijelaskan oleh sains.
Sakaratul maut seringkali diidentikkan dengan kegiatan yang agak 'mistis' yang menyelimutinya. Berbagai hal semacam ini masih membuat momen-momen menjelang ajal adalah hal yang mengerikan. Padahal, hal tersebut bisa dijelaskan oleh sains.
Para ilmuwan pun mulai meneliti berbagai hal terkait 'near-death experience,' dan berbagai stereotip di balik pengalaman tersebut. Dari situ bisa kita lihat kalau ternyata segala hal bisa dijelaskan secara ilmiah.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Berikut beberapa fakta dan penjelasan ilmiah tentang sakaratul maut.
Pengalaman keluar dari tubuh
Ketika sakaratul maut, hal paling sering terjadi diakui oleh seseorang adalah perasaan keluar dari tubuh atau 'out-of body experience'. Hal ini berupa seseorang yang merasa ia keluar dari tubuhnya, lalu ia bisa melihat tubuhnya sendiri yang sedang terbaring, dikelilingi oleh orang di sekitarnya.
Biasanya jika seseorang mengalami hal ini, dokter akan menganggap orang ini telah meninggal secara klinis. Namun dalam studi terbaru, ada penyebab lain hal ini terjadi, yakni dilansir dari Salon, adanya kerusakan di salah satu bagian otak, yakni temporoparietal junction. Temporoparietal junction adalah bagian di otak yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data yang didapat oleh berbagai panca indera dan organ tubuh dalam bentuk persepsi. Ketika bagian ini rusak, sangat mungkin pengalaman keluar dari tubuh terjadi, karena persepsi seseorang tak tergambar dengan baik.
Meski pengalaman ini terasa nyata, bahkan studi ilmiah dari jurnal Coma telah membuktikan kalau kegiatan ini bisa disimulasikan dengan tanpa harus membawa seseorang mendekati ajal terlebih dahulu.
Terowongan dan cahaya putih di ujungnya
Setiap individu yang pernah mengalami sakaratul maut, seringkali menyaksikan adanya terowongan gelap dengan ada cahaya putih di ujungnya. Hal ini seakan-akan merepresentasikan bahwa cahaya putih adalah gerbang ke kehidupan selanjutnya.
Namun hal ini ada penjelasan ilmiahnya. Dilansir dari nationalgeographic.com, sebuah studi di tahun 2010 menyebutkan bahwa ada korelasi antara pengalaman melihat terowongan dan cahaya putih ini dengan tingginya kadar karbon dioksida di darah seseorang. Dalam penelitian yang memeriksa 52 pasien serangan jantung, 11 di antaranya mengalami hal ini. Ketika diperiksa, 11 pasien ini kelebihan kadar CO2 di dalam darahnya, sementara pasien lain tidak.
Penjelasan dari hal ini adalah terlalu banyak kadar karbon dioksida dalam darah sangat berpengaruh pada penglihatan. Ketika pupil tidak bekerja dengan semestinya, cahaya terang akan seringkali terlihat karena terlalu banyak cahaya yang masuk tanpa terkontrol pupil.
Halusinasi bertemu kawan atau keluarga yang telah meninggal
Sakaratul maut seringkali diidentikkan dengan kemunculan adanya kawan atau keluarga dekat yang telah meninggal. Halusinasi ini seringkali memperlihatkan bagaimana kawan dan keluarga yang telah meninggal tersebut akan 'mengajak' ke kehidupan selanjutnya.
Hal ini tentu merupakan halusinasi semata, mengingat sains tidak mempercayai hal mistis seperti arwah. Namun hal ini ada penjelasan ilmiahnya. Dilansir dari Live Science, hal ini bisa terjadi karena kekurangan oksigen. Ketika seseorang yang kelebihan kadar karbon dioksida akan mengalami permasalahan di penglihatan, kekurangan oksigen dalam darah bisa sebabkan halusinasi dan adanya perasaan euforia.
Kekurangan oksigen maupun kelebihan karbon dioksida merupakan hal yang cukup masuk akal, pasalnya ketika sakaratul maut biasanya hal ini diikuti dengan serangan jantung, yang terjadi karena darah lajunya terhalau menuju otak.
Penjelasan di balik perasaan siap menjelang ajal
Telah lama dibicarakan di dunia kedokteran bahwa pengalaman menjelang ajal bisa jadi penyebab rilisnya endorfin atau beberapa senyawa kimia di otak lain untuk memberi perasaan siap dan menerima takdir jelang ajal. Hal ini juga terbukti di banyak kasus serupa.
Hal ini adalah hal yang umum dialami seseorang, seperti yang dijelaskan oleh Neuropsikolog bernama Daniel Carr di buku berjudul "The Near-Death Experience: A Reader". Sang neuropsikolog menyebutkan bahwa ketika sakaratul maut, situasi badan dan otak seseorang jadi tertekan secara ekstrem, dan dalam fase tersebut rasa sakit dan perasaan tidak enak lain akan menyerang. Namun saat itulah otak akan memberi perasaan senang, tenang dan damai dari berbagai senyawa kimia yang dirilisnya. Hal ini akan membuat seseorang akanmerasa siap, tidak takut dan tidak cemas menjelang ajal.Â
(mdk/idc)