5 Anak jenius teknologi yang bisa jadi panutan di momen Hari Anak
5 Anak jenius teknologi yang bisa jadi panutan di momen Hari Anakaspek teknologi tentu tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, kreativitas anak dalam bidang sains dan teknologi merupakan aset sangat penting bagi masa depan bangsa.
Beberapa hari yang lalu, kita merayakan Hari Anak Nasional. Momen tersebut mengambil peran seluruh elemen masyarakat untuk bekerja keras menghasilkan kualitas terbaik bagi sang generasi penerus bangsa.
Jika kita berpikir soal masa depan, aspek teknologi tentu tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, kreativitas anak dalam bidang sains dan teknologi merupakan aset sangat penting bagi masa depan bangsa.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa spesies baru yang ditemukan para ilmuwan? Ular ini merupakan spesies baru anaconda hijau yang ditemukan para ilmuwan.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
Kiblat teknologi dunia, Silicon Valley, adalah tempat anak muda yang berbakat tinggi dalam bidang teknologi. Tak perlu terlalu jauh, Mark Zuckerberg meluncurkan Facebook di umur 20 tahun dan bibit layaknya Mark tentu telah terpupuk sejak anak-anak.
Berikut adalah beberapa contoh anak-anak berbakat di bidang teknologi yang bisa dicontoh oleh anak Indonesia.
Richard Turere - Kenya
Richard Turere adalah anak yang tumbuh besar di sepanjang tepi Taman Nasional Nairobi di Kenya. Ia tumbuh di keluarga yang memiliki ternak dan berbagai persediaan hidup keluarga yang bisa kapan saja diterkam oleh Singa yang bebas berkeliaran.
Oleh karena masalah tersebut, ia menciptakan sesuatu untuk mencegah hal itu terjadi. Dia membuat "Lampu Singa", sebuah lampu LED yang bisa mencapai kecerahan tertentu yang membuat singa takut jika menatapnya. Lampu ini adalah sirkuit bertenaga surya, yang tentu solusi cerdik dan sangat murah.
Berkat Terere, ada 75 sistem Lampu Singa di seluruh Kenya. Tak cuma itu, secara tak langsung ia juga mencegah warga-warga pinggiran Kenya yang ingin membunuh singa tersebut.
Di usia yang baru 15 tahun pada 2015 lalu, ia telah menjadi pembicara di konferensi TED.
Duro-Aina Adebola, Akindele Abiola, Faleke Oluwatoyin dan Bello Eniola - Nigeria
Dalam sebuah acara pameran teknologi bertajuk Maker Faire Africa, ada empat wanita muda asal Nigeria yang membuat sebuah generator yang dimotori oleh sumber energi yang bisa diperhaharui: urin manusia.
Keempat wanita muda yang masing-masing bernama Duro-Aina Adebola, Akindele Abiola, Faleke Oluwatoyin dan Bello Eniola ini, menemukan bahwa satu liter urin bisa dikonversi jadi 6 jam listrik.
Cara kerja generatornya dilakukan dengan memasukkan urin ke dalam sel elektrolitik yang mampu memisahkan hidrogen. Setelah hidrogen tersebut dimurnikan dengan saringan air, hidrogen tersebut didorong ke dalam tabung gas dan menjadi boraks cair yang menghilangkan kelembaban gas. Setelah itu, hidrogen didorong ke dalam generator.
Memang, ini bukan generator mandiri karena sel eletrolitik memerlukan sumber tenaga. Namun teknologi ini sangat cerdas dan berguna dalam kondisi terdesak seperti bencana alam.
Keempat wanita muda ini masih berusia 14 tahun di saat mereka mengkreasi generator urin ini.
Azza Abdel Hamid Faiad - Mesir
Mesir adalah negara dengan konsumsi plastik yang sangat tinggi. Diperkirakan sekitar 1 juta ton plastik dihabiskan setiap tahunnya. Hal ini menginspirasi remaja bernama Faiad asal Alexandria, untuk mengembangkan sebuah metode yang menghasilkan biofuel dari plastik.
Hal ini ia lakukan dengan mengiudentifikasi katalis biaya rendah untuk menghancurkan limbah plastik. Dari sini bisa muncul produk seperti metana, propana, dan etana, yang kesemuanya bisa dikonversi menjadi etanol.
Di momen ia menorehkan penemuan ini dengan dibantu sang mentor, ia masih berumur 16 tahun. Gas hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan dari limbah plastik di Mesir mendapat kalkulasi yang fantastis pula: mampu mencapai gas hidrokarbon bernilai 78 juta Dollar per tahun.
Param Jaggi - Amerika Serikat
Param Jaggi saat ini adalah seorang CEO dari perusahaan eco-teknologi bernama Ecoviate. Hal ini semua dimulai ketika ia berumur 13 tahun, di mana ia kesal dengan knalpot mobil yang memuntahkan asap tepat di depannya. Ia lalu berpikir tentu ada cara untuk menangkap semua asap kotor tersebut.
Lalu dia melakukan berbagai eksperimen dan lahirlah sebuah alat bernama Algae Mobile. Ini adalah sebuah alat yang dihubungkan ke knalpot mobil, yang mampu menghilangkan 90 persen CO2 dari asap knalpot.
Penemuan menarik ini sebenarnya sangat sederhana. Perangkat tersebut berisi sekoloni alga hidup. ALga-alga tersebut mengonsumsi Co2 dan dibuatnya menjadi oksigen.
Kenneth Shinozuka - Amerika Serikat
Sejak kecil Shinozuka adalah pecinta teknologi. Di usia 6 tahun, ia telah menemukan perangkat bernama Smart Bathroom, sebuah jam tangan khusus lansia yang dapat mengirimkan peringatan ke perawat saat sang lansia jatuh atau bermasalah di kamar mandi.
Di tahun berikutnya, Shinozuka menemukan Smart Medicine Box, sebuah kotak pil yang memancarkan cahaya serta mengeluarkan suara ketika waktunya pasien minum obat.
Namun penemuannya yang paling menarik adalah sebuah sensor yang bisa ditempel ke kaus kaki atau pakaian pasien alzheimer atau demensia. Hal ini membuat pasien demensia bisa dilacak jika mereka pergi ke luar rumah. Tentu ini dapat mengurangi beban mereka yang memiliki orang tua yang mengidap demensia, atau perawat.
Berkat penemuannya tersebut, pada 2014 lalu ia mendapat penghargaan di ajang Google Science Fair Award. Saat itu, umurnya 14 tahun.