5 Kisah Hitler dan pasukan Nazi kecanduan sabu saat Perang Dunia 2
Adolf Hitler disebut mengonsumsi lebih dari 80 jenis obat-obatan yang sebagian besar mematikan
Sebuah buku berjudul 'The Total Rush: Drugs in the Third Reich' karya Norman Ohler yang baru saja diterbitkan telah mengejutkan publik. Bukan hanya mengungkap penggunaan narkoba parah di era Nazi, buku tersebut juga menyatakan bila Adolf Hitler selaku pimpinan nomor satu Nazi adalah seorang pecandu sabu. Bagaimana kisahnya?
-
Bagaimana Hitler bunuh diri? Hitler bunuh diri dengan menggigit kapsul sianida sembari menembak kepalanya. Eva Braun hanya menggunakan kapsul sianida.
-
Kapan Hitler bunuh diri? Hari berikutnya pada 30 April 1945 sore, Braun dan Hitler masuk ke ruang keluarga dan bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan Adolf Hitler resmi menjadi pemimpin Partai Nazi? Adolf Hitler menjadi pemimpin Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, NSDAP) pada 29 Juli 1921, sebuah peristiwa yang menandai awal dari perubahan besar dalam politik Jerman.
-
Apa yang ditemukan di Antartika yang memicu spekulasi tentang tempat persembunyian Nazi? Beberapa pengguna Google Maps mengklaim telah menemukan pintu tersembunyi yang mengingatkan pada sebuah bunker Nazi, memicu pertanyaan tentang apakah para Nazi yang selamat mungkin mencari perlindungan di benua beku itu setelah Perang Dunia II berakhir.
-
Mengapa teori konspirasi tentang tempat persembunyian Hitler di Antartika muncul? Beberapa pengguna Google Maps mengklaim telah menemukan pintu tersembunyi yang mengingatkan pada sebuah bunker Nazi, memicu pertanyaan tentang apakah para Nazi yang selamat mungkin mencari perlindungan di benua beku itu setelah Perang Dunia II berakhir.
-
Apa yang dilakukan Hitler sebelum bunuh diri? Sebelum bunuh diri, dia menikahi Eva Braun dan menulis wasiat terakhirnya.
Diciptakannya sabu-sabu Pervitin
Saat perang dunia berlangsung, tentara Nazi ternyata mengonsumsi obat terlarang berupa Pervitin, semacam sabu-sabu berbentuk kristal. Pervitin sendiri di kalangan ilmuwan Nazi dikenal dengan kode D-IX.
Pervitin oleh Norman Ohler dikatakan diciptakan oleh ilmuwan Nazi bernama Dr. Fritz Hauschild. Semua produksi obat haram itu juga disebut berada di bawah perintah Dr. Hauschild.
Sebelum disebar pada tentara Nazi, ilmuwan Hitler melakukan uji coba Pervitin pada tahanan perang di sekitar Berlin. Para tahanan yang diberikan sekitar 20 kilogram Pervitin disebut mampu melakukan perjalanan sejauh 112 kilometer tanpa istirahat sama sekali.
Pervitin ingin dijadikan Coca Cola-nya Nazi
Yang mencengangkan, sabu-sabu di era Hitler sangat mudah ditemukan, bahkan sabu-sabu pun dicampur bersama dengan coklat dan dijual dengan bebas.
Pervitin sendiri dijual sebagai obat penambah stamina dengan bebas di tahun 1939. Tidak hanya tentara, warga sipil pun doyan mengonsumsi Pervitin dan menganggapnya seperti kopi.
"Perusahaan Dr. Fritz Hauschild ingin menjadikan Pervitin sebagai rival Coca Cola. Lalu para tentara mengonsumsinya, menjadikan mereka sangat bersemangat sebelum perang," tulis Norman Ohler dalam bukunya.
Lebih lanjut, tentara tidak sadar bila Pervitin adalah narkoba, mereka baru sadar akan bahaya Pervitin saat di tahun 1941 obat tersebut diumumkan sebagai obat-obatan ilegal.
35 Juta pasukan Nazi berperang sambil teler
Dari buku yang memakan waktu penelitian 3 tahun sebelum ditulis itu, disebutkan bila saat pasukan Hitler berhasil menguasai Prancis di tahun 1940, sekitar 35 juta pasukan Nazi sudah ketagihan Pervitin.
Bahkan, setelah Pervitin dilarang di tahun 1941 pun, peredarannya di kalangan militer terus berjalan.
Ketika Nazi menyerang Uni Soviet di tahun 1941, pasukan lawan tidak menyadari bila ratusan ribu pasukan Nazi yang berperang sedang berada di bawah pengaruh Pervitin alias teler.
Sayangnya, di perang melawan Uni Soviet itu, Nazi kehilangan sekitar 250.000 prajurit dan satu per empat dari alat perang mereka. Pasca perang ini, petinggi Nazi mulai mempertanyakan apakah Pervitin adalah obat yang bisa membuat mereka memenangkan perang atau sebaliknya.
Rahasia kekuatan super pasukan Nazi
Pervitin memang ciptaan Dr. Fritz Hauschild, namun penggunaannya di militer Nazi adalah hasil rencana Otto Ranke, seorang doktor militer Nazi.
Melihat efek Pervitin yang bisa meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan fisik secara instan, Otto Ranke menggunakannya untuk mengubah tentara biasa menjadi manusia super.
"Ide awalnya adalah mengubah tentara biasa menjadi robot yang memiliki kekuatan super," tulis buku tersebut.
Bulan Januari 1942, sekitar 500 tentara Nazi terkepung oleh tentara Uni Soviet di sebuah kawasan bersuhu minus 30 derajat Celcius. Agar bisa selamat, 500 tentara itu diminumi Pervitin.
"Saat mereka berbaring di salju menunggu kematian, aku memberikan mereka Pervitin. 30 Menit setelahnya, mereka mengaku merasa lebih baik dan mampu menembus blokade tentara Uni Soviet," ujar Otto Ranke dalam laporan medisnya.
Hitler disuntik narkoba dan sperma banteng demi Nazi
Berdasarkan buku setebal 364 halaman tersebut, Adolf Hitler diklaim mengonsumsi 82 jenis obat-obatan selama menjadi pemimpin Nazi. Dan Dr. Morrell adalah dokter kepercayaan Hitler yang bertugas menyuntikkan narkoba padanya.
Hitler ternyata memiliki phobia atau ketakutan terhadap pil. Alhasil, Dr. Morrell lah yang harus memasukkan obat-obatan itu langsung ke tubuh Hitler lewat suntikan.
Tidak hanya Pervitin, Hitler juga disuntik Eukodal (sejenis heroin), sperma banteng muda, hingga obat yang dipakai sebagai bahan baku racun tikus.Â
Obat-obatan itu disebut membuat Hitler tetap tegas saat memberikan komando demi kemenangan Nazi, walaupun pasukan mereka diambang kekalahan.
Akibat suntikan obat-obatan itu, hasil penelitian Norman Ohler menyatakan bila Hitler menderita banyak sekali penyakit, mulai dari kanker hingga parkinson.
Sumber:Â The Total Rush: Drugs in the Third Reich, Daily Mail
(mdk/bbo)