5 Peneliti yang lebih kejam dari setan
Lima peneliti ini menyiksa manusia demi lanjutkan penelitiannya.
Di tengah berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu pesat, para ilmuwan berlomba-lomba dalam menemukan ciptaan baru. Penelitian dengan berbagai subjek pun mulai dilakukan.
Salah satu penelitian yang paling banyak dilakukan adalah yang mengambil manusia sebagai bahan percobaannya. Sehingga, kemudian ditemukan berbagai fakta menarik seputar manusia dari percobaan tersebut.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Universitas terbaik apa yang menempati peringkat pertama di Indonesia versi AD Scientific Index 2024? Dalam daftar University Rankings 2024 AD Scientific Index yang mencakup 2.227 kampus, UGM, UTI (Universitas Teknokrat Indonesia), dan Undip berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai universitas terbaik di Indonesia.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Sayang, penelitian yang dilakukan oleh para ahli tersebut juga tak luput dari noda hitam. Hal ini diakibatkan adanya para peneliti yang memanfaatkan ilmunya dengan tidak mengindahkan asas kemanusiaan.
Mereka sering menggunakan penelitian dengan obyek manusia yang caranya tidak wajar. Bahkan, banyak di antara penelitian tersebut justru menyiksa obyek penelitian secara terang-terangan.
Kira-kira, apa saja penelitian yang dimaksud? Simak ulasannya berikut.
Sigmund Freud dan Emma Eckstein
Sigmund Freud sudah sering menjadi sasaran kritik sebab penelitian yang dilakukannya terhadap Emma Eckstein. Freud diduga telah merusak hidup perempuan yang jadi pasiennya tersebut dengan cara melakukan penelitian mengerikan.
Masalah yang dialami oleh Emma Eckstein sendiri adalah menstruasi menyakitkan dan tidak lazim. Freud menganggap bahwa ada hubungannya antara penyakit itu dengan hidung milik Emma.
Oleh karenanya, hidung Emma Eckstein kemudian dipotong dengan dalih untuk menghilangkan penyakit dalam menstruasinya. Nahas, penyakit tidak hilang, hidung Emma justru membusuk.
Muzafer Sherif
Muzafer Sherif adalah seorang psikolog yang praktek pada tahun 1950-an. Dia tertarik dengan isu seputar perkembangan emosional seseorang, seperti konflik yang dialami dua individu.
Dia kemudian mengajak 22 siswa berusia 11 tahun ke dalam sebuah kemah yang sebenarnya adalah laboratorium observasinya. Di sana, 22 siswa itu dibagi dalam dua kelompok yang saling benci.
Beruntung tidak terjadi apa-apa pada penelitian itu. Namun, di akhir penelitian, masing-masing siswa memiliki dendam yang tak terobati terhadap sesamanya.
Chester Southam
Chester Southam memulai penelitian mengenai kanker pada 1960-an. Dia menyuntikkan sel kanker hidup pada seorang sukarelawan di Ohio State Penitentiary. Sel kanker ini sendiri tidak ganas karena sudah dilemahkan.
Tidak puas dengan hasil penelitian itu, dia kemudian mencoba ke arah yang lebih ekstrem dengan menyuntikkan sel kanker ganas pada pasien manula di Jewish Chronic Disease Hospital. Parahnya, hal ini dilakukan tanpa meminta persetujuan dari pihak rumah sakit.
Setelah 22 suntikan dilakukan, para pasien kemudian jatuh sakit secara kronis sementara dokter setempat tidak tahu. Setelah diteliti, tiga dokter menemukan bahwa Chester Southam adalah korban selamat dari pembantaian Nazi dan sedang melakukan aksi balas dendamnya.
Eugene Saenger
Eugene Saenger disebut sebagai pionir dalam pengobatan nuklir karena penemuannya. Namun, sebenarnya gelar ini didapatkannya dengan cara kotor.
Eugene Saenger diduga merupakan orang bayaran Pentagon yang diminta meneliti efek radiasi nuklir pada manusia. Dengan kedok mengobati kanker lewat radiasi nuklir, Eugene Saenger pun bisa leluasa melakukannya.
Parahnya, para sukarelawan yang bersedia jadi obyek penelitian tidak dijelaskan dengan baik mengenai risiko pengobatan tersebut. Padahal, risiko terkena radiasi nuklir adalah kematian.
Lauretta Bender
Lauretta Bender adalah seorang neuropsikiatris di Bellevue Hospital pada tahun 1940-an. Dia merupakan orang pertama yang menyarankan terapi kejut listrik pada anak penyandang autis.
Terapi kejut ini sendiri sangat menyakitkan dan malah membuat masalah baru pada anak autis tersebut. Saat dewasa, anak autis tersebut memang bisa berlaku normal, namun mereka justru sering melakukan tindak kejahatan, bunuh diri, atau hancur hidupnya.
Fakta hitam terungkap setelah para anak yang diberikan terapi akhirnya buka suara. Mereka mengaku disiksa dan dipaksa tersenyum saat menjalani terapi menyakitkan itu.
Mereka sering disetrum hingga pingsan dan kejang-kejang. Akibatnya, banyak anak autis tersebut menderita skizofrenia parah.
(mdk/nvl)