6 Hewan ini bisa selamat dari kiamat dan tempat mirip neraka!
Ilmuwan percaya hewan-hewan ini paling bisa selamat dari 'siksaan-siksaan' alam terparah
Alam bisa jadi adalah kekuatan terbesar di dunia, nyaris tidak ada yang bisa melawannya. Namun tidak dengan ketujuh hewan mungil ini.
Meski ukurannya jauh lebih kecil dari manusia, tetapi kemampuan bertahan hidup hewan-hewan ini sangat fantastis. Bahkan, ilmuwan kerap menyebut mereka sebagai makhluk hidup yang paling mungkin selamat dari kiamat.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Siapa yang memiliki hobi koleksi satwa liar? Miliki Hobi Koleksi Satwa Liar, Ternyata Ini Alasan Ketua MPR Bambang Soesatyo Bikin Melongo Bambang Soesatyo ternyata memiliki hubungan yang spesial dengan satwa liar yang ada di rumahnya.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
-
Mengapa Kelompok Tani Hutan Alam Roban memilih untuk beternak lebah madu liar? Keberadaan Lebah Apis Cerana di Alas Roban dimanfaatkan warga setempat untuk memanen madunya.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
Cacing setan
Dari namanya saja, sudah terlihat bila hewan yang satu ini sulit untuk dibunuh. Ya, layaknya setan yang sering disebut tinggal di perut bumi, cacing setan (Halicephalobus mephisto) adalah hewan yang tinggal di bagian terdalam Bumi.
Bahkan, sampai saat ini, tidak diketahui hewan lain yang bisa tinggal lebih dalam di bawah tanah dari si cacing setan.
Cacing dengan panjang setengah milimeter ini ini baru ditemukan tahun 2011 silam. Letak penemuannya juga ekstrim, sekitar 3,6 kilometer di bawah tanah tambang emas di Afrika Selatan.
Menurut penelitian, casing M. mephisto sudah berada di tempat itu sejak 3000-12.000 tahun lalu. Tinggal di tempat ekstrim, cacing ini telah berevolusi, mampu bertahan dari tekanan batuan kuat, dan hidup tanpa oksigen.
Kumbang pipih merah
Kumbang satu ini banyak hidup di kawasan Amerika hingga Kutub Utara. Akibat tinggal di daerah ekstrim, kumbang dengan nama latin Cucujus clavipes puniceus ini mampu bertahan dari suhu yang sangat dingin, mencapai -58 derajat Celcius.
Yang jauh lebih mengesankan, larva dari kumbang ini bisa tetap hidup di suhu -150 derajat Celcius! Untuk melakukannya, kumbang yang hidup di kulit kayu ini memiliki protein antibeku yang mencegah darahnya berubah jadi kristal es.
Semut Sahara
Spesies semut yang tinggal di gurun Sahara ini tercatat sebagai salah satu hewan daratan yang paling bisa menahan panas ekstrim.
Semut bernama latin Cataglyphis bicolor ini bisa bertahan hidup di suhu hingga 70 derajat Celsius. Bahkan, saat semut spesies lain langsung berhenti mencari makan saat suhu mencapai 45 derajat Celcius, semut Sahara baru berburu saat suhu sudah sepanas itu.
Semut ini juga mempunyai kemampuan spesial, yaitu sensor penghitung langkah atau pedometer. Di lingkungan super panas yang membuat bau cepat hilang, semut Sahara bisa menghitung kembali seberapa jauh mereka melangkah untuk bisa kembali ke sarang.
Cacing Pompeii
Jika semut Sahara adalah penguasa panas daratan, maka cacing Pompeii (Alvinella pompejana) adalah penguasa panas lautan.
Cacing yang hidup di dasar laut Pompeii, gunung vulkanik di Italia, dikenal sebagai hewan bersel banyak yang paling tahan panas. Jangan kaget, cacing ini bisa berenang santai di air mendidih di atas suhu 80 derajat Celsius!
Berdasarkan penelitian, kemampuan tahan panas si cacing berasal dari bantuan bakteri misterius. Bakteri itu menutupi seluruh tubuh si cacing layaknya baju zirah. Bakteri ini juga melindungi cacing Pompeii dari zat logam panas yang dikeluarkan gunung berapi bawah air.
Laba-laba loncat Himalaya
Hal pertama yang harus diketahui tentang laba-laba ini, dia adalah hewan yang hidup di daerah tertinggi di Bumi. Fakta itu dibuktikan dengan nama latinnya, Euophrys omnisuperstes, yang berarti 'berdiri di atas segalanya'.
Laba-laba Himalaya diketahui bisa hidup sampai ketinggian 6,7 kilometer di atas permukaan laut, tepatnya di gunung Everest. Terbiasa tinggal di tempat mirip neraka, hewan ini bisa hidup sangat lama tanpa makanan, suhu super dingin, hingga tipisnya udara.
Parahnya lagi, satu-satunya sumber makanan dari laba-laba ini adalah serangga kecil yang tidak sengaja terbawa angin hingga ke sarangnya.
Tardigrade
Apabila ditanya hewan apa yang paling bisa selamat dari kiamat, jawaban ilmuwan pasti Tardigrade. Alasannya jelas, hewan sepanjang 1 milimeter ini nyaris bisa bertahan dari berbagai 'kekejaman' alam.
Tardigrade diketahui bisa hidup di suhu paling dingin, -273,15 derajat Celsius, sampai suhu super panas, 150 derajat Celsius. Belum cukup? Tardigrade juga bisa hidup dengan tekanan udara 1200 kali lebih kuat, yang pasti bisa membunuh manusia dalam sekejap.
Hewan ini pun mampu hidup 10 tahun tanpa air dan bertahan dari radiasi sekitar 1000 kali lebih kuat dari tingkat aman.
Pada tahun 2007 silam, ilmuwan juga sempat mengirim Tardigrade ke luar angkasa. Hasilnya? Sebagian besar Tardigrade bisa kembali ke Bumi, sehat dan bugar.
Itulah 6 hewan bersel banyak yang sampai saat ini membuat ilmuwan sangat kagum, bahkan lebih jauh menyebut mereka sebagai hewan yang paling mungkin hidup di kawasan yang manusia sebut 'neraka'.
Sumber: National Geographic, BBC Nature
(mdk/bbo)