7 Teori bodoh yang terlanjur 'mendarah daging' dipercaya masyarakat
7 Teori bodoh yang terlanjur 'mendarah daging' dipercaya masyarakat. Di era internet, informasi bisa dengan mudah kita dapatkan dengan tingkatan akurasi yang luar biasa. Namun di era sebelum internet, informasi yang kita terima sulit dikroscek.
Di era internet, informasi bisa dengan mudah kita dapatkan dengan tingkatan akurasi yang luar biasa. Namun di era sebelum internet, informasi kebanyakan kita peroleh dari guru kita di sekolah, yang mendapatkan informasi tersebut dari silabus yang dipakai turun temurun dari generasi ke generasi. Tentu hal tersebut belum tentu menjamin kebenaran informasi seperti sekarang.
Terlebih lagi jika kita di Indonesia, mitos dan fakta adalah hal yang kabur. Seringkali orang masih mempercayai mitos ketimbang fakta. Terlebih lagi, sebuah gagasan yang sebenarnya hanyalah mitos belaka, dianggap sebagai teori yang sahih.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Dengan demikian terjadi banyak miskonsepsi antara bagaimana sebuah teori dipercaya oleh masyarakat sebagai kebenaran.
Berikut beberapa teori bodoh yang terlanjur 'mendarah daging' dipercaya masyarakat.
Bunglon berubah warna untuk menyamakan diri dengan lingkungan
Tentu Anda pernah mempelajari ilmu alam di sekolah, dan tak mungkin Anda belum diajari soal bunglon yang bisa berubah warna. Dalam hal ini Anda diajarkan bahwa bunglon akan mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungan. Anda juga akan diajarkan bahwa hal ini merupakan teknik kamuflase yang ditujukan agar ia aman dari predator.
Dalam hal ini, informasi ini tak sepenuhnya salah tapi terdapat informasi yang 'melenceng.'
Kulit bunglon memang mempunyai lapisan yang memiliki rentang pigmen yang sangat banyak, di mana lapisan tersebut melapisi sel yang mengandung senyawa bernama kristal guanin. Perubahan warna pada bunglon ini sebenarnya terjadi akibat penyesuaian ruang antara kristal guanin, yang menyebabkan perubahan panjang gelombang cahaya yang memantul dari kulit bunglon.
Itulah mengapa informasi soal kamuflase mungkin sedikit melenceng, karena bunglon mungkin memakai kemampuannya untuk berkamuflase. Namun sebenarnya kemampuan ini lebih berguna untuk bunglon memberi sinyal reaksi sosial. Selain itu, hal tersebut merupakan reaksi dari berubahnya temperatur. Oleh karena itu, sebenarnya bunglon hanya mengubah warnanya sebagai respons dari paparan cahaya, suhu, serta suasana hatinya. Sehingga ini merupakan kondisi psikologis, bukan pertahanan diri.
Anak kecil yang kelebihan gula akan hiperaktif
Banyak orang tua di luar sana tentu percaya jika anak kecil yang hiperaktif berarti ia kelebihan gula, atau sebaliknya. Padahal hal ini tidak benar. Berkat sejarah dan berbagai tradisi di berbagai belahan Bumi, kita suka menyalahkan makanan dan minuman yang kaya gula atas hiperaktivitas anak.
Meski demikian, para ilmuwan tak menemukan adanya hubungan antara gula dan hiperaktifnya anak-anak. Ilmuwan sendiri banyak melakukan eksperimen kepada kelompok anak-anak pra sekolah atas hal ini. Hasilnya pun menyebutkan tak ada hubungan tersebut. Jadi penyebab hiperaktifnya anak bukan gula, namun jangan beri makan anak-anak kecil dengan banyak permen dan minuman manis terlalu banyak.
Ada 5 panca indera
Tentu semua orang sudah tahu bahwa kita semua memiliki 5 panca indera, yang meliputi penciuman, peraba, pengecap, penglihatan, dan pendengaran. Tentu hal ini sudah kuno, dan merupakan kesalahpahaman yang mendarah daging untuk percaya hal ini.
Benar, panca indera punya definisi yang lebih lebar lagi. Sebuah indera, didefinisikan sebagai ranah fisiologis yang memungkinkan manusia untuk memahami rangsangan. Secara teknis, Jessica Cerratini dari Harvard Medicine mengungkapkan bahwa indera adalah sistem tubuh yang terdiri dari sekelompok sel sensorik yang tidak hanya merespon fenomena fisik tertentu, namun sel sensorik ini juga sesuai dengan beberapa bagian tertentu di otak.
Hal ini membuat definisi indera menjadi lebih luas sekaligus juga spesifik. Oleh karena itu, sebenarnya masih banyak indera lain yang dimiliki oleh tubuh kita. berbagai hal seperti keseimbangan, thermoception, proprioception (persepsi kita terhadap posisi tubuh), dan nociception (persepsi terhadap rasa sakit)), merupakan indera.
Kita hanya memakai 10 persen dari otak kita
Hal ini adalah teori yang cukup luas dipercaya. Untuk percaya akan hal ini pun cukup masuk akal, mengingat betapa rumitnya keadaan otak kita. Bahkan jika seseorang bisa memanfaatkan 90 persen dari sisa kemampuan otak, seseorang akan memiliki memori super, bahkan kekuatan super seperti telekinesis. Hal ini bahkan diabadikan jadi sebuah film berjudul 'Lucy.'
Meski demikian, hal ini adalah hal yang tak dipercaya para ahli saraf. Mereka sangat yakin bahwa lebih dari 10 persen otak manusia digunakan untuk berbagai aktivitas manusia sehari-hari. Sebenarnya, bahkan berapa persen pemanfaatan otak manusia bukan hal yang jadi perhatian dan disebut terus-menerus.
Yang jelas, kompleksitas otak merupakan hal yang nyata. Berbagai hal seperti kemampuan untuk melakukan jutaan perilaku, bagaimana otak membentuk perasaan, ingatan, dan kesadaran diri, semua tentu rumit. Atas hal ini, tentu ilmuwan masih belum mengungkap banyak misteri.
Ikan Mas memiliki ingatan hanya 3 detik
Kita semua tahu bahwa ikan mas melupakan semua ingatannya hanya dalam tiga detik saja. Kepercayaan masyarakat tumbuh seakan-akan hal tersebut sebuah pengetahuan biologis ini. Padahal nyatanya, itu adalah miskonsepsi yang salah besar. Hal ini diduga muncul dari para pemelihara ikan agar tak merasa bersalah untuk menaruhnya di toples kaca berisi air setiap saat.
Kebalikan dari teori ini, para ilmuwan justru menyebut bahwa ikan mas adalah ikan yang mampu merespon berbagai jenis musik, warna, serta isyarat sensorik lain. Hal ini pun akan diingat setiap saat ketika ia hidup. Salah satu ilmuwan asal Israeli Technion Institute of Technology bahkan bisa melatih ikan mas untuk merespon suara ketika sudah masuk waktu makan. Hal ini sangat bertentangan dengan kepercayaan di mana ikan mas hanya ingat 3 detik kejadian terakhir dalam hidupnya.
Microwave sebabkan kanker
Anda pasti pernah dengan soal bagaimana microwave dalam menghasilkan panas memproduksi radiasi tertentu yang bisa sebabkan kanker. Bahkan microwave sering disalahkan dengan dalih, "sebelum ada microwave, kanker tak sebanyak sekarang."
Namun terlepas dari banyaknya pendapat masyarakat, berbagai klaim tersebut tidaklah benar. Penjelasannya mudah: pertama, gelombang mikro tak sebabkan makanan jadi radioaktif. Kedua, energi dari microwave tak cukup untuk merusak DNA sel kita yang akhirnya jadi kanker. Ketiga, microwave bekerja dengan cara memanaskan molekul air, yang akhirnya memanaskan makanan. Jadi, kanker terkadang disebabkan dari apa yang Anda makan, bukan dari cara memanaskan makanan tersebut.
Pria memikirkan seks tiap tujuh detik
Ini adalah hal yang sering dijadikan tuduhan ke para pria, atau sebaliknya, jadi alasan para pria untuk memikirkan seks. Meski demikian, hal ini jauh dari benar. Jika hal ini benar, tentu pria tak akan bisa fokus belajar atau bekerja, dan pekerjaan apapun tak pernah selesai. Pria pun tak akan bisa berfungsi secara penuh dalam masyarakat, di mana hal tersebut ironis mengingat di berbagai belahan dunia masyarakat masih patriarkhis.
Tentu hal ini ada benarnya, di mana pria lebih banyak memikirkan seks ketimbang wanita. Namun frekuensi dan energi yang dikeluarkan tentu tak sebanyak yang kita bayangkan. Bahkan, hal tersebut sangat sulit untuk dikalkulasi hingga muncul kesimpulan bahwa tiap tujuh detik pria memikirkan hubungan seks.