Ada Penyebab yang Tak Jelas saat Ilmuwan Memutuskan Pluto Bukan Lagi Sebuah Planet
Pluto dianggap tak memiliki syarat sebagai planet besar. Keputusan ini menjadi kontra di kalangan ilmuwan.
Pluto dianggap tak memiliki syarat sebagai planet besar. Keputusan ini menjadi kontra di kalangan ilmuwan.
Ada Penyebab yang Tak Jelas saat Ilmuwan Memutuskan Pluto Bukan Lagi Sebuah Planet
Pada tahun 1930, seorang astronom muda dari Kansas, yang bekerja sebagai pengamat di Observatorium Lowell di Arizona, menemukan Pluto.
Ini adalah planet pertama di tata surya yang ditemukan sejak tahun 1846, ketika para astronom di Jerman mendeteksi Neptunus. Clyde Tombaugh, yang saat itu baru berusia 24 tahun, dipuji sebagai pahlawan.
-
Bagaimana Pluto kehilangan status planetnya? Proses pemutusan Pluto dari jajaran planet dalam Tata Surya melibatkan konferensi 10 hari yang diadakan di Praha oleh IAU.
-
Kapan Pluto kehilangan statusnya sebagai planet? Meskipun alasan ketiga ini sempat menjadi subjek perdebatan, keputusan untuk mengeluarkan Pluto tetap berlaku.
-
Mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet? Sayangnya, Pluto gagal memenuhi kriteria ini dan secara resmi kehilangan statusnya sebagai planet, membuat jumlah planet dalam tata surya berkurang menjadi delapan.
-
Apa saja alasan Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet? Pertama, Pluto tidak mengorbit pada Matahari; Kedua, Pluto tidak mencapai keseimbangan hidrostatik atau dalam artian tidak berbentuk bola; Ketiga Pluto tidak memiliki gaya gravitasi untuk planet nya sendiri.
-
Mengapa Pluto dikeluarkan dari tata surya? Pluto resmi dikeluarkan dari jajaran Tata Surya oleh International Astronomical Union (IAU) pada 24 Agustus 2006. Dihapusnya Pluto dalam deretan sembilan planet ini terjadi karena Pluto tidak memenuhi tiga syarat kelayakan.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
Dan kemudian, pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mempertimbangkan kembali status Pluto.
Dalam pemungutan suara yang kontroversial, para astronom – bukan ilmuwan planet – “menurunkan” status Pluto menjadi diklasifikasikan sebagai planet kerdil, menghilangkan satu planet besar dan mengurangi jumlah planet di tata surya menjadi delapan.
IAU kemudian mengajukan tiga kriteria penting untuk status planet
1. Sebuah planet mengorbit Matahari. 2. Sebuah planet cukup masif untuk berada dalam kesetimbangan hidrostatik. 3. Sebuah planet telah “membersihkan lingkungannya” dari benda-benda kecil di dalam orbitnya.
Pluto memenuhi persyaratan untuk dua kategori pertama, menurut para astronom, namun ia belum membersihkan orbitnya dari benda-benda yang lebih kecil. Oleh karena itu, pada akhir tahun 2006 IAU memberikan “hadiah” kepada Pluto sebagai planet kerdil.
Di New York, Neil Tyson di Planetarium Hayden memindahkan model Pluto menjauh dari planet-planet dan mengelompokkannya dengan benda-benda kecil di tata surya.
Anak-anak sekolah di sana pun disebut melakukan perlawanan dan menitikan air mata.
Pluto Disebut Pantas Jadi Planet
Logika di balik keputusan IAU sekali lagi mendapat sorotan tajam. Pluto jelas mengorbit Matahari dan berbentuk bulat.
Kualifikasi ini juga disebut sangat ambigu dan mungkin memiliki kelemahan. Banyak ilmuwan planet yang tetap skeptis terhadap gagasan ini karena gagasan ini bias terhadap objek berukuran lebih kecil seiring bertambahnya jarak dari Matahari.