"Air itu basah" hanyalah persepsi ilusi manusia saja
Para peneliti menyimpulkan bahwa konsep dari "air itu basah" hanyalah persepsi ilusi manusia saja.
Ketika kita berada di tengah lebatnya hujan, kita merasakan basah. Ketika kita mandi, kita merasakan basah. Ketika kita berenang, kita merasakan basah. Kenapa air itu basah?
Menurut sebuah penelitian, kenapa manusia merasakan dan menyimpulkan bahwa bersentuhan dengan air itu adalah basah sangat susah dijelaskan baik secara nalar, logis atau pun ilmiah.
Para pakar mengatakan bahwa tubuh manusia itu tidak memiliki panca indera khusus atau reseptor yang dapat merasakan basah. Oleh karenanya, banyak penelitian yang digelar untuk mengungkap kenapa tubuh manusia akan merasa basah ketika bersentuhan dengan air atau zat cair lainnya.
Dikutip dari Daily Mail (02/10), dalam penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Loughborough University dan Oxylane Research di Prancis tersebut dan melibatkan 13 sukarelawan pria ini menggunakan air dengan 3 tingkatan.
Tingkatan pertama adalah yang memiliki suhu 25 derajat Celcius, kedua bersuhu 30 derajat Celcius dan yang terakhir adalah yang memiliki suhu 35 derajat Celcius. Tidak hanya itu saja, para peneliti juga menguji bulu-bulu di lengan dan ujung permukaan jari para partisipan. Selain itu, para peserta mendapatkan tekanan pada darahnya untuk menahan saraf.
Pada akhirnya setelah penelitian berakhir, para peneliti menjelaskan bahwa manusia menjadi kurang sensitif ketika saraf mereka tertahan ketika darah terpompa atau mendapatkan tekanan pada darahnya. Selain itu, dikatakan juga bahwa bulu-bulu pada lengan lebih sensitif dibandingkan kulit.
Akhirnya, para peneliti menyimpulkan bahwa konsep dari "air itu basah" hanyalah persepsi ilusi manusia saja dan otak memberikan respon berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang telah diterima oleh manusia. Atau dapat dikatakan apabila dari kecil seorang manusia tidak diajarkan bahwa air itu basah, maka dia tidak akan menganggap air itu adalah zat cair yang dapat membuatnya basah.