Apakah ikan rasakan sakit masih jadi perdebatan
Ikan memiliki nociceptor, reseptor sensorik yang merespon kerusakan fisik dengan cara mengirim sinyal peringatan ke otak
Apakah ikan dapat merasakan sakit? Pertanyaan tersebut telah lama muncul, namun hingga kini masih belum terjawab.
Dilansir dari Live Science (2/7), berdasarkan penelitian terbaru disimpulkan bahwa ikan tidak memiliki reseptor rasa sakit dalam otak mereka seperti yang dimiliki oleh manusia dan hewan lainnya.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Kapan teknologi dianggap sebagai perpanjangan tangan manusia? Dapat dikatakan bahwa teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.
-
Apa saja jenis-jenis teknologi yang dibahas dalam konteks? Teknologi dapat didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan produk atau proses yang bermanfaat bagi manusia.
-
Bagaimana teknologi membantu meningkatkan penghasilan? Teknologi meningkatkan penghasilan dengan bisnis online yang beragam dan menarik. Kita dapat menjual produk atau jasa kita secara online dengan mudah dan murah, serta mempromosikan bisnis kita melalui media sosial atau platform digital lainnya.
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Apa saja contoh teknologi yang termasuk dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi? Contoh dari TIK termasuk komputer, telepon genggam, internet, media sosial, dan perangkat penyimpanan data.
Ikan memiliki nociceptor, reseptor sensorik yang merespon kerusakan fisik dengan cara mengirim sinyal peringatan ke otak. Reseptor ini berfungsi dengan cara yang berbeda, tidak seperti yang dimiliki manusia.
Seperti yang dilaporkan New Scientist dalam sebuah studi yang digelar pada tahun 2003, ikan disuntikkan di bibir dengan racun lebah. Ikan bereaksi dengan menggosokkan bibir mereka ke bagian bawah akuarium.
Dan pada sebuah studi tahun 2009 menemukan bahwa setelah mengalami peristiwa menyakitkan, ikan menunjukkan perilaku defensif. Hal ini menunjukkan bahwa ikan merasakan nyeri dan mengingat rasa sakit tersebut.
Namun juru bicara Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) berpegang teguh pada hasil studi yang menunjukkan bahwa ikan tidak merasakan sakit.
Perdebatan atas ikan merasakan sakit atau tidak ini membuat para pecinta memancing dan aktivis penyayang binatang berada pada posisi yang tidak nyaman.
(mdk/fra)