Awal penyebutan dan penggunaan kata tsunami
Kata tsunami digunakan sejak berpuluh-puluh tahun lalu oleh orang Jepang.
Tahun 2004 lalu, Aceh dan beberapa negara di Asia terkena imbas dari gempa bumi yang melahirkan gelombang tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi sebesar 9.1-9.3 skala Ritcher. Namun, bagaimana sejarah tentang kata tsunami itu sendiri?
Dalam Wikipedia dituliskan bahwa tsunami adalah serangkaian gelombang besar dari arah laut yang menerjang daratan akibat dari perpindahan suatu volume atau kekuatan besar lain seperti gempa bumi, aktivitas gunung berapi bawah laut, calvings gletser, dampak meteorit atau gangguan dan aktivitas bumi lainnya.
Memang secara pastinya, tidak ada yang mengetahui kapan kata tsunami tersebut muncul dan digunakan. Namun, menurut beberapa penelitian dan laporan yang berhasil dihimpun oleh para peneliti, kata tsunami diambil atau berasal dari bahasa Jepang.
[Baca juga: Super-tsunami juga pernah hancurkan Aceh ribuan tahun lalu]
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana tsunami Storegga mencapai Inggris utara? Lebih jauh ke selatan di Inggris utara, ketinggian ombak mencapai antara 3 dan 6 meter (10 hingga 20 kaki).
-
Bagaimana para ilmuwan memastikan bahwa tengkorak tersebut adalah korban tsunami? Golitko mengatakan, tanda-tanda kimiawi, ukuran butiran sedimen tertentu, dan air berenergi tinggi semuanya menunjukkan bahwa tsunami terjadi pada saat tengkorak itu terkubur.
Kata tersebut diciptakan oleh para nelayan Jepang pada zaman dahulu. Namun, kata tsunami tersebut akhirnya juga digunakan secara global oleh banyak orang di dunia termasuk Indonesia.
Dalam penelitian dan laporan yang dikumpulkan, sekitar tanggal 15 Juni 1896, pulau utama Jepang diterjang oleh gelombang besar yang disebabkan gempa bumi dahsyat. Dari kejadian itu, term dari kata tsunami mulai banyak digunakan.
Kata tsunami sendiri semakin menjadi populer dan diadopsi oleh banyak negara setelah terjadinya gempa besar yang memunculkan gelombang hebat dan menyapu Aceh pada tahun 2004 silam.
[Baca juga: Tsunami tak selalu diawali laut surut]
Namun, menurut Robert Ramsey dari East Asian Languages and Cultures, University of Maryland, sebenarnya muncul kerancuan atas penggunaan kata tsunami tersebut.
"Secara etimologi, tsu memiliki artian pelabuhan sedangkan nami adalah gelombang. Jadi apabila digabungkan memiliki artian, gelombang yang menyapu pelabuhan. Sayangnya, tsunami tidak selalu menghantam pelabuhan," jelas Ramsey.
Seorang pakar linguistik dari Visual Thesaurus bernama Ben Zimmer mengatakan, "Memang secara langsung, kata tsunami sedikit membingungkan karena tidak tepat pada terapannya. Namun, tsunami dalam hal ini merupakan sinonim umum yang digunakan oleh orang-orang sebagai penanda atau simbol dari gelombang besar dari lautan."
Sumber: Nationalgeographic.com, Livescience.com, Australiangeographic.com.au, Edhelper.com, Npr.org, Earthquake-report.com, Wikipedia.org