Banyak pengguna acuh tak lindungi data pribadi di ponselnya
Kaspersky Lab menyebut berdasarkan survei yang mereka lakukan, masih ada sekitar 48 persen dari total koresponden yang dianggap gagal melindungi data pribadi di ponsel mereka
Kaspersky Lab baru saja merilis hasil surveinya mengenai dampak dari keteledoran pengguna smartphone. Khususnya soal kata sandi.
Berdasarkan data tersebut, perusahaan software keamanan dunia itu menyebutkan bahwa 48 persen responden surveinya dianggap gagal melindungi perangkat seluler mereka. Hanya 22 persen dari total responden yang memahami terhadap hal itu.
-
Di mana saja serangan siber terjadi menurut peta interaktif Kaspersky? Peta ini dapat diakses melalui tautan https://cybermap.kaspersky.com/, memberikan pandangan yang dinamis dan terperinci tentang aktivitas serangan siber yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker mendapatkan akses ke sistem perusahaan? Para peretas menggunakan jenis ransomware yang disebut Ragnar Locker, yang mengenkripsi berkas komputer dan membuatnya tidak dapat digunakan hingga korban membayar agar akses dapat dipulihkan.
-
Apa yang dilakukan hacker setelah berhasil meretas perusahaan? Perusahaan yang berbasis di Chicago membayar para peretas sekitar dua minggu setelah sejumlah data perusahaan dicuri, dan pejabat CNA dikunci dari jaringan mereka.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
“Ini salah satu kekhawatiran yang kami angkat, yakni mereka yang kerap meninggalkan perangkatnya dengan data berharga di dalamnya, karena tidak terlindungi maka dapat diakses oleh siapa saja,” jelas Dmitry Aleshin, VP Pemasaran Produk Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Jumat (13/7).
“Bayangkan kalau pencopet yang mencuri telepon pintar bisa mendapatkan lebih dari sekadar gawai, tapi juga data pribadi pengguna,” tambah dia.
Aleshin mengatakan hal itu bukan tanpa alasan. Kata dia, berbagai jenis data berharga disimpan, dan dikirim dari perangkat tersebut. Misalnya, lebih dari sepertiga atau sekitar 35 persen orang menggunakan telepon pintar mereka untuk melakukan transaksi perbankan online, yang tentu saja memberikan akses ke informasi keuangan yang berharga.
Selain itu, 57 persen orang secara teratur menggunakan telepon pintar mereka untuk mengakses akun email pribadi dan 55 persen mengatakan mereka menggunakannya untuk aktivitas media sosial, di mana keduanya memiliki jumlah data sensitif yang tidak sedikit.
Meski sebagian kecil orang sudah sadar betapa pentingnya keamanan data di smartphone-nya, tetapi tidak selalu membuat orang sadar dan perlu untuk mengamankannya. Hasil surveinya itu menyebutkan bahwa hanya 14 persen dari responden yang mengaku sadar soal keamanan yang mengenkripsi file dan folder untuk menghindari akses tidak diinginkan.
“Jadi, jika perangkat yang tidak terlindungi jatuh ke tangan yang salah, semua data mulai dari akun pribadi, foto, pesan bahkan detil keuangan dapat diakses oleh orang lain,” ungkapnya.
Terlepas dari itu, menurutnya, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan semua orang untuk mengamankan perangkat dan data yang mereka miliki.
Dengan membuat pengaturan kata sandi dan menggunakan solusi keamanan khusus, termasuk perlindungan anti pencurian, pengguna smartphone dapat melindungi informasi pribadi, foto, dan akun daring dari kehilangan dan penggunaan ilegal dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Baca juga:
Bekas sidik jari di smartphone bisa jadi cara peretasan baru
Bahas IT, KPU duduk bareng Menkominfo dan Cyber Crime Polri
Waspada, ada aplikasi rekam layar smartphone
Sejumlah titik Wi-Fi publik Piala Dunia 2018 rentan peretas
Awas, WhatsApp bisa disadap oleh orang lain dengan mudah!