Begini Bentuk Api jika Dinyalakan di Luar Angkasa, Uji Coba yang Baru Pertama Dilakukan
Eksperimen ini tak mungkin dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional karena memiliki aturan ketat.
Eksperimen ini tak mungkin dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional karena memiliki aturan ketat.
Begini Bentuk Api jika Dinyalakan di Luar Angkasa, Uji Coba yang Baru Pertama Dilakukan
Salah satu anggota tim astronot Shenzhou 16 Tiongkok bernama Gui Haichao dan Zhu Yangzhu, melakukan eksperimen.
Eksperimen yang dia lakukan adalah menyalakan lilin. Proses ini disiarkan secara langsung dari stasiun luar angkasa Tiongkok.
-
Di mana sampah luar angkasa berada? Melansir dari situs BGR, Minggu, (2/9), menurut Badan Antariksa Eropa, Bumi ini dikelilingi oleh 26.500 keping puing dengan lebar 4 inci.
-
Siapa yang terlibat dalam persaingan luar angkasa? Pendiri SpaceX Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos telah dikenal sebagai rival.
-
Di mana sampah luar angkasa itu berada? Jarak sampah luar angkasa ini beragam, dimulai dari 700 hingga 360.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
-
Apa yang ditemukan di gunung api bawah laut? Ilmuwan yang sedang meneliti gunung api kuno di bawah Laut Pasifik itu menemukan gunung itu masih aktif dan dipenuhi ribuan telur raksasa.
-
Bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi? Sebenarnya, ada tiga pemicu bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi. Bisa jadi ada tabrakan antara satelit dengan satelit lainnya. Adanya puing-puing angkasa atau satelit mati yang terabaikan juga bisa menjadi penyebab lainnya. Terakhir, adanya asteroid atau meteorit mikro yang tanpa diprediksi menghantam satelit juga bisa menjadi penyebab.
-
Dimana posisi manusia terjauh di luar angkasa? Saat itu, ketiga astronot tersebut berada sekitar 248.655 mil dari Bumi dan memegang rekor jarak terjauh yang pernah ditempuh manusia ke kedalaman luar angkasa.
Dalam siaran tersebut, para astronot dari Stasiun Luar Angkasa Tiongkok menunjukan bagaimana gaya berat mikro mempengaruhi proses penyalaan api.
Eksperimen ini dilakukan pada 21 September lalu dan disaksikan oleh seluruh siswa dari penjuru Tiongkok melalui program “Tiangong classroom” yang dikumpulkan dalam 5 ruangan.
Terjadi Perubahan Bentuk
Kejadian yang mengejutkan adalah ketika api menyala, ternyata gaya berat mikro di luar angkasa mengubah bentuk api mirip seperti bola. Berbeda dengan bentuk api jika dinyalakan di Bumi.
Ini terjadi karena pada umumnya lilin yang menyala di Bumi dihasilkan melalui konveksi dari daya apung. Dan dipengaruhi oleh udara panas yang naik. Sehingga, api seakan berbentuk tetesan air.
Lain hal ketika di luar angkasa, gaya berat mikro menyebabkan rendahnya arus konveksi yang dihasilkan dari pembakaran. Oleh karena itu, api yang dihasilkan berbentuk bola dan dapat menyebar ke segala arah.
Berikut video saat astronot China melakukan eksperimen menyalakan api.
Uji Coba Bisa Buat Kontroversi
Mengutip Space, Kamis, (05/10), percobaan yang dilakukan oleh astronot asal Tiongkok ini kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi bagi pihak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sebab, mereka memiliki peraturan yang ketat mengenai penggunaan bahan yang mudah terbakar dan menyalakan api secara terbuka.
Selain itu, mengacu kepada peraturan ISS mengenai pembakaran yang melibatkan gaya besar mikro harus dilengkapi dengan keperluan eksperimen seperti rak pembakaran terintegrasi yang dirancang khusus, sebab bentuk api yang seperti bola ini harus dipastikan tidak menyebar dan dapat dikendalikan.
Namun, untuk menanggapi hal ini pihak Tiangong memiliki program Combustion Experiment Rack (CER), yang dibuat untuk melakukan penelitian yang serius di bidang ini.
- Benarkah Alat Deteksi Bencana Kalah Canggih Dibanding Insting Hewan?
- Ilmuwan Ini Lakukan Eksperimen Buat Anjing Berkepala Dua, Begini Hasilnya
- Daftar Eksperimen Paling Gila Dilakukan Ilmuwan Dunia, Ada yang Memasukan Jarum ke Mata
- NASA Batalkan Rencana Perjalanan Luar Angkasa, Terkuak Ini Penyebabnya