Begini pandangan Kak Seto soal fenomena virus WannaCry
Segala apapun yang menimbulkan ancaman dapat membuat seseorang merasa tertekan.
Malware Wannacrypt tidak saja menyerang Indonesia saja, namun juga di berbagai belahan dunia. Aksi serangan siber yang menyasar sistem keamanan tersebut telah menginfeksi berbagai perusahaan, rumah sakit, dan juga sekolah.
Malware WannaCry ini meminta dana tebusan agar file yang 'dibajak' dengan proteksi enkripsi bisa dikembalikan dan diakses lagi. Dana tebusan yang diminta berupa dana bitcoin yang jika dikurskan setara Rp 4 juta. Uang tebusan ini akan makin tinggi jika tebusan tak segera dibayar.
Dari itu, sejumlah pengguna merasa ketakutan untuk membuka gawai mereka terlebih mengakses internet. Meski, Kementerian Komunikasi dan informasi (Kominfo) sudah menyerukan untuk tidak takut.
"Putuskan sebentar, buat back up data, lalu sambungkan lagi," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat memberikan sambutan pada Peringatan HUT Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), di Jakarta, Senin (15/5).
Rudiantara menegaskan kementeriannya telah bekerja keras melakukan sosialisasi cara menghindari ransomware Wannacry dan meminimalisasi jumlah komputer yang terinfeksi oleh ransomware ini.
"Jangan sampai ada fobia memakai internet. Masyarakat tidak boleh takut memakai internet," ujarnya.
Merujuk perkataan Rudiantara yang khawatir pengguna fobia memakai internet, psikolog anak seto Mulyadi, atau akrab disapa Kak Seto, menjelaskan dari sisi psikologis. Menurutnya, segala apapun yang menimbulkan ancaman dapat membuat seseorang merasa tertekan.
"Virus ini sama seperti dengan adanya kabar penyakit yang bisa menular secara tiba-tiba sehingga orang akan panik," katanya.
Untuk itu, Kak Seto menekankan kalau pemerintah terkait agar memberikan informasi yang sangat jelas mengenai dampak dari virus tersebut agar tidak terjadi hoax.
Selain itu, menurut Kak Seto, pemerintah juga diminta untuk segera mengambil langkah-langkah perlindungan bagi konsumen untuk mencegah hilangnya data-data dan pemerasan pengguna.
"Itulah peran penting dari pemerintah untuk bisa membuat masyarakat betul-betul tenang, betul-betul ada informasi yang bisa dipercaya, mengandung kebenaran, dan bisa membuat masyarakat betul-betul tenang. Karena kalau tidak, siapapun juga, bisa mengalami gangguan kejiwaan, bila dibiarkan ketakutan, kekhawatiran terus-menerus," tandasnya.
-
Kapan serangan ransomware WannaCry terjadi? Salah satu permintaan tebusan terbesar terjadi pada Serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017 silam yang menyebar secara global melalui komputer dengan sistem windows.
-
Bagaimana ransomware WannaCry menyebar pada tahun 2017? Salah satu permintaan tebusan terbesar terjadi pada Serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017 silam yang menyebar secara global melalui komputer dengan sistem windows. Serangan ini mengakibatkan 230.000 pengguna computer Windows di 150 negara tidak mengakses beberapa dokumen penting karena data dikunci peretas.
-
Apa yang diumumkan oleh pelaku ransomware Brain Cipher? Geng Ransomware Brain Cipher mengumumkan mereka akan merilis kunci dekripsi secara gratis pada hari Rabu ini, tulis @stealthmole_int dikutip Selasa (2/7).
-
Bagaimana serangan ransomware itu terjadi? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
-
Apa itu ransomware? Ransomware adalah varian malware yang secara khusus menargetkan file dan sistem dengan mengenkripsinya menggunakan protokol yang tidak dapat dibobol tanpa kunci dekripsi yang benar.
-
Apa itu Ransomware? Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu, Ransomware pertama kali muncul pada awal tahun 1990-an dan dikenal sebagai "AIDS Trojan" atau "PC Cyborg".