Bos Huawei Sebut Apple Jadi Panutan Soal Perlindungan Privasi Konsumen
Zhengfei menyebut Apple sebagai panutannya soal perlindungan privasi para konsumen.
Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, mengatakan kepada Financial Times, bahwa perusahaannya memang diminta oleh pemerintah Tiongkok untuk membuka kunci perangkat-perangkatnya. Namun, ia mengikuti langkah Apple dan menolak melakukannya.
Dilansir Phone Arena, Selasa (8/7), Zhengfei menyebut Apple sebagai panutannya soal perlindungan privasi para konsumen.
-
Apa yang dilakukan Huawei selama berbisnis di Indonesia? Selama lebih dari 23 tahun beroperasi di Indonesia, Huawei telah membangun dengan berbagai pemangku kepentingan, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045
-
Bagaimana Huawei menunjukkan komitmennya untuk memajukan Indonesia? Lewat inovasi teknologi dan layanan mereka miliki baik yang bergerak di bidang Carrier Network, Enterprise, Consumer, Cloud, hingga Digital Power, perusahaan asal China ini berkomitmen memajukan Indonesia juga mitra kerja mereka.
-
Mengapa Apple melakukan investasi di Indonesia? Untuk dapat memasarkan produknya di Indonesia, Apple melakukan hal yang berbeda dengan yang umumnya dilakukan dengan perusahaan smartphone lainnya.
-
Bagaimana Apple memenuhi persyaratan untuk masuk ke pasar Indonesia? Apple memang telah patuh terhadap peraturan yang ada sehingga bisa masuk dan melakukan pemasaran di Indonesia. Dengan memenuhi peraturan milik Indonesia, seperti yang juga dilakukan oleh perusahaan asing lain, Usman mengira bahwa pemerintah telah memberikan akses yang setara kepada semua perusahaan, termasuk kepada perusahaan Starlink yang juga akan masuk ke pasar retail Indonesia.
-
Kapan Nokia merilis HP jadul pertamanya? Mobira Senator NMT diluncurkan oleh Nokia pada awal 1980-an, dan merupakan ponsel pertama yang dibuat oleh merek tersebut.
-
Apa yang menjadi syarat bagi Apple untuk memasarkan produknya di Indonesia? Apple melakukan hal yang berbeda dengan yang umumnya dilakukan dengan perusahaan smartphone lainnya. Alih-alih membangun pabrik di Indonesia, Apple justru melakukan investasi dalam bentuk lain di negara ini, yang terakhir senilai Rp 1,6 triliun, sebagai syarat pemenuhan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
CEO Apple, Tim Cook, dikenal dengan perkataannya bahwa Apple tidak akan menjadikan konsumennya sebagai produk.
Selain itu, Zhengfei mengatakan data dimiliki oleh para konsumen Huawei. Soal pelacakan itu tergantung pada operator, bukan perusahaan yang memproduksi ponsel.
Kendati telah berulang kali menegaskan komitmenya soal privasi, pemerintah Amerika Serikat (AS) tetap tidak mempercayai Huawei.
Bahkan, Chairman Huawei, Liang Hua, sampai menawarkan untuk menandatangani dokumen "no-spy" dengan negara mana pun. AS menuding Huawei menjadi kaki tangan pemerintah Tiongkok untuk memata-matai negara lain.
"Kami tidak akan pernah melakukan hal seperti itu (menjual data konsumen). Jika kami pernah melakukannya sekali saja, AS akan memiliki bukti untuk menyebarkannya ke seluruh dunia. Lalu 170 negara dan wilayah operasional kami akan berhenti membeli produk-produk kami, dan perusahaan kami akan bangkrut," ungkap Zhengfei.
"Setelah itu, siapa yang akan membayar utang kami? Semua karyawan kami sangat kompeten, sehingga mereka akan mengundurkan diri dan memulai perusahaan mereka sendiri, lalu meninggalkan saya sendiri untuk melunasi utang kami. Saya lebih baik mati," sambungnya.
Zhengfei pun menekankan penilaian pemerintah AS tidak berdasar, karena pemerintah Tiongkok mengatur perusahaan swasta seperti Huawei, melalui undang-undang dan perpajakan.
Zhengfei juga mengatakan, Tiongkok tidak mengintervensi operasional bisnis Huawei. "Saya tidak tahu mengapa pemerintah AS mengontrol semua perusahaan teknologi seperti yang mereka lakukan. Mereka bertindak seperti ibu mertua, dan jika mereka terlalu terlibat, menantunya akan lari," tuturnya.
AS tidak hanya menuding Huawei sebagai mata-mata Tiongkok. Negeri Paman Sam tersebut beberapa waktu lalu menerapkan peraturan yang melarang Huawei menggunakan produk-produk buatan perusahaan AS.
Pekan alu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, sepakat untuk menangguhkan perang dagang kedua negara. Trump mengatakan, Tiongkok setuju untuk membeli produk-produk pertanian AS. Ia juga mengungkapkan, perusahaan AS bisa menjual produk mereka kepada Huawei.
Kendati demikian, menurut laporan, sejauh ini Huawei masih berada di daftar hitam perdagangan AS. Selain itu, belum ada perusahaan AS yang mengumumkan rencana untuk melanjutkan kerja sama dengan Huawei.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Andina Librianty
(mdk/faz)