China Temukan Ladang Emas Raksasa Diperkirakan Punya Nilai Rp 1.317 T
Namun, meski ada cadangan emas yang besar, tidak mudah untuk menambangnya.
China baru-baru ini menemukan emas dalam jumlah besar di Provinsi Hunan, Tiongkok tengah. Media pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa nilai emas yang ditemukan diperkirakan sekitar $83 miliar atau 1.317 triliun.
Menurut Biro Geologi Provinsi Hunan, para ahli geologi menemukan lebih dari 40 urat emas yang mengandung sekitar 300 ton emas pada kedalaman 2.000 meter (6.562 kaki) di ladang emas Wangu di Kabupaten Pingjiang.
Para ahli juga memperkirakan bahwa endapan emas tambahan dapat ditemukan pada kedalaman 3.000 meter (9.843 kaki), yang berpotensi menambah total cadangan menjadi 1.000 ton, atau sekitar 600 miliar yuan ($83 miliar).
"Banyak inti batuan yang dibor menunjukkan adanya emas yang terlihat," kata Chen Rulin, seorang ahli prospeksi bijih di biro tersebut, kepada Xinhua, dikutip dari IFLscience, Senin (2/12).
Namun, meski ada cadangan emas yang besar, tidak mudah untuk menambangnya. Faktor ekonomi dan geologi membuat hanya sekitar 10 persen endapan emas di dunia yang layak untuk ditambang.
Meski begitu, China memiliki keahlian dan pengalaman untuk mengekstraksi emas ini, mengingat mereka adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia, bersama dengan Rusia dan Australia. China memiliki banyak emas berkat geologi wilayahnya yang unik. Negara ini terletak di persimpangan beberapa lempeng tektonik, yang menyebabkan aktivitas geologi yang signifikan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan endapan emas.
Selain itu, China juga mengendalikan operasi penambangan emas di beberapa wilayah di Afrika, yang juga kaya akan logam berharga ini. Emas sangat berharga bukan hanya karena digunakan dalam perhiasan dan sistem moneter, tetapi juga sebagai bahan penting dalam teknologi seperti komputer, peralatan komunikasi, pesawat ruang angkasa, dan mesin pesawat jet.
Ada spekulasi bahwa China meningkatkan pembelian emas dan memperluas usahanya untuk menghadapi ketidakstabilan global dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Meskipun terdengar tidak biasa, banyak ketegangan geopolitik dan dinamika ekonomi modern sebenarnya dipengaruhi oleh geologi planet kita dan bagaimana kita mengelolanya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia