Pemerintah Tiga Kali Revisi Data Penerima Subsidi BBM
Pengumpulan data calon konsumen BBM subsidi hampir rampung 100 persen.
Penerapan skema baru terkait penyaluran BBM subsidi hingga kini belum kunjung terealisasi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan pengumpulan data calon penerima subsidi mengalami tiga kali perombakan. Ini yang kemudian membuat skema penyaluran BBM subsidi tak kunjung terealisasi.
Menurut dia, persoalan utama dalam menerapkan kebijakan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran ialah tumpang tindih data.
"Selama ini kan datanya antara Kemensos lain, Pertamina lain, PLN lain. Sekarang datanya seluruhnya dikumpul ke satu pintu lewat BPS," ujar Bahlil, Selasa (7/1).
"Karena datanya kan antara penerima masih ada yang tumpang tindih. Kita menyatukan semua sumber dari kementerian/lembaga, maupun BUMN yang sumber datanya kita jadikan satu, supaya tidak terjadi tumpang tindih. Masa kita memberikan subsidi kepada orang yang enggak tepat, kan enggak pas," imbuhnya.
Kendati demikian, Bahlil mengatakan, pengumpulan data calon konsumen BBM subsidi hampir rampung 100 persen.
Dikatakan Bahlil, proses pengumpulan data calon penerima ini sampai tiga kali mengalami perubahan. Sehingga ia meminta masyarakat bersabar, menanti keputusan final siapa saja yang nantinya berhak menenggak BBM subsidi.
Pun saat ditanya apakah skema penyalurannya nanti bakal turut mengalami perubahan, Bahlil meminta publik untuk bersabar menunggu. Namun, ia memberi kisi-kisi itu tidak akan jauh berbeda dari yang sebelumnya telah disampaikan.
"Nanti kalau sudah final semua kita umumkan, termasuk skema dan lainnya. Tapi yang pernah saya omongin itu tidak akan bergeser jauh-jauh dari situ," kata Bahlil.
Klasifikasi Penerima BBM Subsidi
Adapun sebelumnya, Bahlil memaparkan, bahwa salah satu rencana penyaluran BBM subsidi nantinya akan menggunakan skema blending. Dengan tetap memberikan subsidi BBM secara langsung untuk produk kepada kelompok tertentu, sembari melakukan pengalihan subsidi ke bantuan langsung tunai (BLT).
Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini tengah menyusun data calon penerima BLT pengganti subsidi BBM. Itu membutuhkan proses lantaran pemerintah tak ingin konversi daripada BBM subsidi tersebut salah sasaran.
Targetnya, seluruh data siapa saja kelompok yang berhak menenggak BBM subsidi dan penerima BLT akan diumumkan Desember 2024 ini. Termasuk untuk data penerima subsidi listrik.
Kendati begitu, ia belum bisa memastikan alokasi subsidi ini akan lebih banyak dialihkan untuk komoditas langsung atau kepada BLT. "Nanti setelah diputuskan, kami umumkan," imbuh Bahlil beberapa waktu lalu.
Namun, Bahlil memperkirakan, seluruh pelaku UMKM nantinya akan dikelompokkan sebagai konsumen yang berhak menenggak langsung BBM subsidi, bukan dalam bentuk BLT. Termasuk para pengemudi ojek online, atau ojol.
"Terkait dengan UMKM, semua UMKM itu kemungkinan besar akan disubsidikan secara bahan. Jadi kalau dia minyak, kita tidak akan mengalihkan ke BLT. Ojol itu akan masuk dalam kategori UMKM," pungkas dia.