Di masa depan, kulkas juga bisa jadi hacker
Selain itu, televisi dan perangkat lainnya juga punya potensi serupa.
Di zaman modern ini, sepertinya semua perangkat elektronik rawan dari serangan hacker. Lemari es hingga televisi misalnya, para peneliti menemukan adanya kerentanan aksi kejahatan siber lewat perangkat tersebut.
Seperti yang dilansir oleh The Hacker News (18/1), para peneliti dari Proofpoint menemukan setidaknya ada 100 ribu televisi pintar, lemari es, dan berbagai perangkat pintar lainnya bisa diperdaya untuk mengirim 750 ribu spam oleh hacker.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
Para peneliti pun menduga bahwa di masa mendatang hal ini akan dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan siber. Sebelumnya, hal ini hanyalah teori saja hingga ditemukannya serangan pertama bernama thingBots.
Seperti komputer, berbagai perangkat rumah tangga yang terhubung dengan internet bisa dimanfaatkan menjadi sumber serangan hacker yang kemudian jadi gerbang untuk melakukan kejahatan siber. Hal ini ditambah lagi dengan akses internet yang mudah serta tidak adanya keamanan yang memadai untuk menangkal serangan hacker itu.
"Lebih dari 25 persen dari volume serangan dikirim bukan lagi lewat laptop, komputer desktop atau perangkat mobile, melainkan dikirim oleh gadget rumah tangga seperti dikompromikan router jaringan, pusat multi-media, televisi dan kulkas," terang para peneliti.
(mdk/nvl)