Diduga hacker, Amerika tangkap warga Inggris
Dirinya diduga mengacak-acak sistem komputer pemerintah Amerika Serikat.
Seorang warga negara Inggris yang berada di Amerika ditangkap oleh otoritas setempat karena dianggap telah melakukan pelanggaran. Diduga, dirinya terlibat aksi hacking yang menyebabkan sistem pemerintah dan militer Amerika Serikat teracak-acak.
Seperti yang dilansir oleh BBC (28/10), pria Inggris berusia 28 tahun itu ditangkap di Suffolk dengan alasan terjerat undang-undang Computer Misuse Act. Namun, dirinya sebenarnya sudah dilepaskan Febuari lalu karena adanya jaminan uang.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Amerika Serikat sendiri menyatakan bahwa dirinya melakukan serangkaian serangan dengan menggunakan backdoor sehingga data yang tersimpan di komputer pemerintah pun tercuri. Tercatat, data mulai dari US Army, NASA, Environmental Protection Agency, dan banyak lainnya diduga dicuri oleh orang tersebut.
Pria ini diduga bekerja dengan bantuan tiga orang lainnya. Hal ini terbukti dari sebuah percakapan online di sebuah forum keamanan situs di internet. Percakapan itu berkutat tentang target buruan yang akan mereka serang.
Aksi ini pun terbongkar setelah adanya kerjasama antara National Crime Agency dari Inggris dan FBI. NCA sendiri adalah tentara cyber yang baru saja dibentuk Inggris untuk menangani masalah kejahatan cyber yang beredar di wilayahnya.
Amerika Serikat sendiri sampai saat ini belum memiliki tentara cyber. Memang sedang dipersiapkan, namun saat ini tentara tersebut belum siap untuk berperang d medan yang sesungguhnya.
Tim Maurer dari Open Technology Institute, American Foundation, mengatakan tentara cyber harus sekuat tentara fisik karena konflik di ranah cyber tidak menutup kemungkinan mengarah ke konflik militer.
"Serangan seperti Solar Sunrise, yaitu menanam Malware Sniffer di dalam jaringan untuk menyalin password adalah merupakan serangan yang sangat berbahaya," ungkapnya dalam workshop mengenai History of Cyber Conflict di ajang IGF, Selasa
(mdk/nvl)