Diganggu Bangladesh, hacker kita masih sabar
Hingga kini belum ada kepastian apakah perang cyber antara keduanya akan kembali pecah.
Berbagai serangan terhadap situs Indonesia yang diduga dilakukan oleh hacker Bangladesh tidak membuat para peretas negeri ini bertindak gegabah. Hingga kini, belum nampak adanya serangan balasan yang akan dilakukan hacker Indonesia terhadap Bangladesh.
Ada lebih dari 10 website dari Indonesia berhasil dilumpuhkan oleh hacker yang dalam tampilan defacenya menunjukkan logo kelompok peretas Bangladesh bernama Bangladesh Grey Hat Hackers (BGHH).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa yang menjadi korban serangan hacker di PDNS 2? Hingga 26 Juni 2024, serangan ini telah berdampak luas pada layanan PDNS 2, mengganggu ratusan instansi pengguna.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Kelompok hacker bernama Indonesian Security Down Team pun mencoba melakukan penelitian dan mereka mengatakan bahwa memang benar ada kelompok dari BGHH yang ternyata melakukan aksi peretasan ke website-website Indonesia.
Namun begitu investigasi ini tidak lantas membuat ISD gegabah dalam mengambil tindakan. ISD pun masih mencari motif kenapa mereka (BGHH) melakukan aksi peretasan kembali ke situs-situs Indonesia?
Hingga kini sendiri, belum nampak adanya serangan balasan terhadap hacker Bangladesh tersebut. Namun, peluang pecahnya perang cyber antara kedua belah negara bukan berarti takkan terjadi.
Sebelumnya, hacker Indonesia juga pernah terlibat perang dengan hacker Bangladesh. Hacker Bangladesh kala itu menyerang situs publik Indonesia dengan virus sementara hacker Indonesia berhasil melumpuhkan situs Istana Presiden Bangladesh.