Dimo Pay perkenalkan pembayaran digital Pay by QR
Dimo cukup optimis dengan peluang pertumbuhan solusi pembayaran Pay by QR di Indonesia.
Dimo Pay Indonesia, sebuah perusahaan startup yang bergerak dalam bidang mobile payment, baru saja memperkenalkan solusi pembayaran digital Pay by QR di Indonesia. Solusi pembayaran melalui pemindaian kode QR ini merupakan alternatif pembayaran baru yang efisien, efektif dan aman untuk masyarakat Indonesia. Sistem Pay by QR ini diintegrasikan pada layanan mobile banking bank maupun aplikasi uang elektronik dapat langsung digunakan sebagai sumber dana atau berfungsi sebagai dompet digital (e-wallet) dalam bertransaksi.
Pay by QR yang dikedepankan Dimo bersifat inklusif, di mana Dimo menyediakan sebuah "bahasa" yang dapat digunakan oleh sumber dana manapun (bank, telko, e-wallet), pengguna smartphone dengan brand mana pun, dan juga merchant apa pun. Para merchant dapat melakukan penagihan dengan menampilkan QR Code melalui print out pada mesin Electronic Data Capture (EDC) yang sudah ada, monitor komputer, sticker tempel, maupun langsung pada monitor smartphone.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa yang mendorong literasi digital di Indonesia? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Bagaimana cara Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama ekonomi digital? Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua Menteri membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi digital melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement dan Joint Initiative on e-Commerce di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Dengan meningkatnya penetrasi smartphone yang mencapai 128 persen pada akhir 2015 (data Kementerian Komunikasi dan Informatika), Dimo pun cukup optimis dengan peluang pertumbuhan solusi pembayaran Pay by QR di Indonesia. Dimo, saat ini dipimpin oleh Brata Rafly. Dengan pengalamannya selama 20 tahun dalam mengelola institusi multinasional terkemuka seperti Brandtone Tigerair Mandala, Yahoo!, MSN Indonesia, beliau fokus untuk memperkenalkan solusi pembayaran dengan teknologi QR code.
"Pay by QR memungkinkan pengguna smartphone untuk melakukan transaksi pembayaran dengan aman, cepat, dan mudah hanya dengan menggunakan satu layanan aplikasi yang diberikan oleh Dimo," ungkap Brata.
"Dengan solusi pembayaran digital yang kami berikan, kami harap juga dapat membuka peluang baru bagi para pelaku usaha serta membantu bank maupun enabler uang elektronik lain dalam meningkatkan kegiatan transaksi. Ditambah lagi dengan tren di masa sekarang, di mana orang sangat bergantung pada smartphone, Dimo yakin dapat tumbuh dan membawa nilai lebih kepada pengguna smartphone dan tentunya terhadap perkembangan industri fintech," imbuhnya.
Berdasarkan studi yang dilakukan Accenture di wilayah Asia Pasifik, nilai investasi ke dalam bidang fintech selama sembilan bulan pertama di tahun 2015 sudah mencapai USD 3,5 miliar atau hampir empat kali lebih besar dari angka USD 880 juta yang tercatat sepanjang tahun 2014. Fintech memiliki potensi untuk menguntungkan berbagai pihak yang bergerak di dalam industri keuangan. Di negara berkembang seperti Indonesia, dengan tingkat penetrasi keuangan 35,8 persen (World Bank, 2014), fintech dapat mengambil peran guna mempercepat perluasan jangkauan layanan keuangan.
Baca juga:
Bisnis startup itu bukan untuk gaya-gayaan
Teknologi asli Indonesia ini bisa deteksi motor saat hilang
Genjot nasabah, uangteman.com kasih pinjaman bunga 0 persen
Genjot nasabah, uangteman.com kasih pinjaman bunga 0 persen
Ketua DPD dukung industri berbasis internet
Disuntik USD 5 juta dari MNC Group, KerjaDulu tegaskan bakal agresif
Usai larang ngeseks di kantor, startup AS pecat 250 karyawan