Eks petinggi Microsoft ingin bangun perusahaan penghasil ganja
"Lebih baik (membangun perusahaan yang) besar sekalian atau tidak sama sekali," ungkap Shively.
Keinginan untuk melegalkan ganja di AS ternyata juga diungkapkan oleh mantan Corporate Strategy Manager Microsoft, Jamen Shively. Bahkan, Shively ingin juga membuat sebuah waralaba ganja mirip Starbucks.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (31/5), hal ini diutarakan dalam konferensi pers bersama dengan seorang mantan presiden Meksiko. Dirinya mengutarakan niat untuk membangun brand ganja di AS dengan nama Diego Pellicer.
-
Apa yang dilakukan oleh Microsoft dengan menggunakan teknologi AI ? Microsoft baru-baru ini membuat gebrakan menarik di dunia seni dan kecerdasan buatan (AI) menggunakan VASA-1. Mereka telah merilis sebuah video yang menampilkan Mona Lisa, lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci yang sedang 'ngerap'.
-
Bagaimana Microsoft membangun bisnis mereka? Dia memuji Bill Gates dan Microsoft atas kegigihanya dalam membangun bisnis.
-
Apa nama foto wallpaper Microsoft yang terkenal itu? Foto tersebut bernama ‘Bliss’.
-
Mengapa Microsoft diberikan insentif khusus oleh pemerintah Indonesia? Sebagai balasan atas investasi Microsoft, Budi menyebutkan Indonesia akan memberikan insentif yang kira-kira serupa dengan apa yang diberikan oleh negara lain yang juga telah bekerja sama dengan Microsoft.
-
Apa kritik Steve Jobs terhadap Microsoft? "Satu-satunya masalah dengan Microsoft adalah mereka tidak punya selera. Mereka tidak memikirkan ide-ide orisinal dan tidak membawa banyak budaya ke dalam produk mereka," kata Jobs saat wawancara dengan Bob Cringely, jurnalis teknologi pada sekitar tahun 1995.
-
Kenapa Microsoft membuat video Mona Lisa ngerap ? Ide untuk membuat Mona Lisa ngerap menggunakan teknologi AI mungkin terdengar tidak biasa pada awalnya.Namun hal ini sejalan dengan upaya Microsoft yang berfokus menghasilkan keterampilan visual dan bertujuan untuk penerapan positif. Hal tersebut tidak bermaksud untuk membuat konten yang senonoh ataupun menyesatkan.
Adapun yang akan dilakukannya ini bakal digarap sangat besar. Bahkan, Shively berencana untuk menggalang dana sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp 97, miliar guna membangun perusahaan impiannya ini.
"Lebih baik (membangun perusahaan yang) besar sekalian atau tidak sama sekali," ungkap Shively dalam wawancara bersama The Seattle Times.
Meski menjual barang haram, yang dijualnya ini sebenarnya akan dikhususkan demi kebutuhan medis. Nantinya, ganja ini akan dijual hanya di Washington dan Colorado saja mengingat hanya kedua tempat ini yang melegalkan ganja di AS.
Bagaimana dengan Anda? Setuju dengan rencana Shively ini?