Era Baru Teknologi Laser Jadi Alat Komunikasi Bumi dan Ruang Angkasa
Proyek TeraNet di Australia menggunakan teknologi komunikasi laser untuk meningkatkan kapasitas transmisi data Bumi-antariksa hingga 1.000 kali lipat.
Sebuah proyek komunikasi berbasis laser yang baru diluncurkan di Australia Barat berpotensi merevolusi komunikasi global. Proyek yang diberi nama TeraNet, berhasil menerima sinyal laser dari satelit Jerman melalui dua stasiun darat optik yang strategis.
Proyek ini dipimpin oleh ilmuwan astrofotonik Sascha Schediwy dari University of Western Australia (UWA) dan didanai oleh Moon to Mars Demonstrator Mission dari Australian Space Agency.
-
Apa yang dicapai NASA dalam uji coba komunikasi laser? NASA baru-baru ini melakukan uji coba yang sangat menjanjikan dengan berhasil mengirimkan pesan melalui laser melintasi jarak hingga hampir 16 juta kilometer atau sekitar 10 juta mil.
-
Bagaimana cara kerja sistem komunikasi laser ini? DSOC mempunyai keunggulan dibandingkan gelombang radio yaitu kecepatan bandwidth yang lebih baik, sehingga kita bisa mendapatkan lebih banyak data dengan lebih cepat.
-
Kenapa ilmuwan NASA mencoba menggunakan sinar laser untuk komunikasi dari luar angkasa? Dunia astronomi sedang melakukan eksperimen dengan menggunakan pesawat luar angkasa Psyche milik NASA. Eksperimen awalnya dilakukan untuk mengubah cara komunikasi yang dilakukan oleh pesawat luar angkasa ke Bumi.
-
Di mana pesan laser dari NASA diterima? Dalam uji coba ini, pesawat tersebut berhasil membuat kontak dengan Teleskop Hale di Observatorium Palomar, California.
-
Mengapa NASA memilih laser untuk komunikasi? DSOC mempunyai keunggulan dibandingkan gelombang radio yaitu kecepatan bandwidth yang lebih baik, sehingga kita bisa mendapatkan lebih banyak data dengan lebih cepat.
-
Mengapa NASA menggunakan laser untuk komunikasi luar angkasa? Tradisionalnya, gelombang radio digunakan untuk berkomunikasi dengan pesawat luar angkasa yang berada jauh di luar angkasa. Namun, dengan menggunakan frekuensi cahaya yang lebih tinggi seperti inframerah dekat, NASA dapat meningkatkan bandwidth dan kecepatan transmisi data secara signifikan.
Mengutip ScienceAlert, Senin (19/8), tujuan utama proyek ini adalah untuk mendukung visi Australia dalam eksplorasi antariksa generasi berikutnya. Sejak peluncuran Sputnik I pada tahun 1957, satelit berkomunikasi melalui gelombang radio.
Namun, dengan permintaan data yang semakin besar, gelombang radio telah mencapai batas maksimalnya. Di sinilah komunikasi berbasis laser dapat menjadi solusi. Dengan beralih ke sinar laser inframerah, kapasitas transmisi data dapat meningkat hingga 1.000 kali lipat.
Teknologi ini juga memungkinkan pengiriman gambar dan video berkualitas tinggi dari luar angkasa, seperti pendaratan manusia berikutnya di Bulan, dengan lebih jelas dan detail. Keunggulan lain dari komunikasi optik adalah sinyalnya yang lebih fokus, mengurangi risiko gangguan dan interferensi antar sinyal.
Meski begitu, kelemahannya adalah sinyal laser mudah terhalang oleh awan. Untuk mengatasi masalah ini, sistem TeraNet dilengkapi dengan beberapa stasiun darat yang terhubung dalam satu jaringan. Jika satu stasiun terhalang awan, stasiun lain dapat mengambil alih komunikasi.
Bila jaringan tiga stasiun ini berhasil, tim TeraNet berencana untuk bekerja sama dengan organisasi lain di pantai timur Australia dan Selandia Baru untuk membangun jaringan stasiun darat optik Australasian.
Ini hanyalah awal dari potensi besar yang dimiliki jaringan komunikasi optik global, yang dapat mengubah cara kita berbagi data dalam situasi yang membutuhkan respons cepat, seperti bencana alam. Dengan dimulainya proyek ini, TeraNet siap membuka era baru dalam komunikasi antariksa yang lebih cepat dan efisien.