Facebook: 20 Juta Konten Informasi Salah soal Covid-19 di Hapus
Facebook mengumumkan bahwa mereka sudah menghapus lebih dari 20 juta konten, baik di Facebook maupun Instagram, karena dianggap sebagai misinformasi Covid-19.
Facebook mengumumkan bahwa mereka sudah menghapus lebih dari 20 juta konten, baik di Facebook maupun Instagram, karena dianggap sebagai misinformasi Covid-19.
Hal itu disampaikan Facebook dalam Community Standards Enforcement Report untuk kuartal kedua tahun 2021 mereka.
-
Apa Instagram itu? Instagram merupakan aplikasi media sosial berbagi foto dan video yang diluncurkan pada tahun 2010 oleh Kevin Systrom.
-
Kapan Instagram mengungguli TikTok? Instagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023, mengungguli popularitas aplikasi video dari Tiongkok tersebut.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Kapan status Facebook menjadi tren? Merangkum dari beragam sumber, Kamis (6/7) berikut adalah kumpulan status FB kekinian dan menarik yang bisa dijadikan referensi.
-
Bagaimana cara menghiasi media sosial dengan status Facebook yang kekinian? Ada banyak sekali status FB kekinian yang bisa ditulis dalam akun pribadimu. Status FB ini akan membuat FB-mu semakin penuh dengan keceriaan, keromantisan dan kekinian.
-
Bagaimana cara Facebook, Meta, dan Instagram mendapatkan informasi tentang minat pengguna? Untuk mengetahui minat pengguna, biasanya Meta dan Google menelusuri dari jenis konten yang biasa dikonsumsi, merk barang tertentu yang biasa dibeli, dan topik apa yang diminati. Kedua raksasa teknologi ini juga memiliki keahlian dalam membuat koneksi antar titik.
"Kami terus menghapus misinformasi Covid-19 berbahaya dan melarang iklan yang mencoba mengeksploitasi pandemi untuk keuntungan finansial. Sejak awal pandemi hingga Juni," kata mereka.
Selain 20 juta konten misinformasi yang dihapus secara global, mereka juga menyebut ada lebih dari 3 ribu akun, halaman, dan grup yang dihapus karena melanggar aturan mereka terkait Covid-19.
Mengutip laporan yang dimuat di laman newsroom Facebook itu, Jumat (20/8), akun-akun yang dihapus itu juga dinilai menampilkan informasi yang salah soal vaksinasi.
Beri Peringatan
Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu lebih lanjut melaporkan, telah memberikan peringatan kepada lebih dari 190 juta konten terkait Covid-19.
Konten-konten itu telah dinilai salah, sebagian salah, diubah, atau hilang konteks, oleh pemeriksa fakta pihak ketiga. Untuk ini, Facebook bekerjasama dengan 80 organisasi cek fakta dalam lebih dari 60 bahasa di seluruh dunia.
Lebih lanjut, Facebook juga mengatakan mereka telah berupaya untuk mengajak orang-orang untuk bisa melakukan vaksinasi.
"Di negara di mana vaksin tersedia bagi banyak orang, kami meningkatkan upaya untuk menunjukkan saat teman dan tetangga berbagi dukungan mereka untuk vaksin lewat bingkai profil dan stiker," tulis mereka.
Tingkat Penerimaan Vaksin
Mereka melaporkan, sejak awal pandemi, lebih dari 18 juta orang di dunia telah menggunakan bingkai profil Facebook yang mendukung vaksinasi.
Selain itu, 25 persen pengguna Facebook di dunia, sudah melihat orang lain menggunakan bingkai vaksin Covid-19 UNICEF.
29 persen pengguna Instagram di dunia, sudah melihat seseorang memasang stiker vaksin Covid-19, yang sudah digunakan oleh lebih dari 7,6 juta orang.
Berdasarkan data dari COVID-19 Trends and Impact Survey yang mereka himpun bersama Carnegie-Mellon dan University of Maryland, Facebook juga menunjukkan adanya tren peningkatan penerimaan vaksin Covid-19 di dunia.
Di Prancis misalnya, penerimaan vaksin meningkat hingga 35 persen. Sementara di Nigeria meningkat 20 persen. Di Indonesia, tingkat penerimaan vaksin juga meningkat hingga 25 persen.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Giovani Dio Prasasti