Gara-gara Ada Ancaman Nuklir Teknologi Internet Muncul, Begini Kisahnya
Kemunculan internet tak bisa dilepaskan dari keberadaan ancaman nuklir dan perang.
Kemunculan internet tak bisa dilepaskan dari keberadaan ancaman nuklir dan perang.
Gara-gara Ada Ancaman Nuklir Teknologi Internet Muncul, Begini Kisahnya
Saat ini, internet sudah menjadi hal yang sangat umum digunakan oleh seluruh masyarakat di dunia.
Kemudahan untuk menjalin komunikasi dan untuk mendapatkan informasi yang bisa dilakukan internet pada saat ini ternyata mengalami perkembangan yang kompleks dan panjang. Ancaman nuklir dan Perang Dingin merupakan pendorong munculnya internet.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Apa yang ditekankan oleh Kemkominfo tentang penggunaan internet? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI), Samuel Abrijani Pangerapan berharap melalui seminar ini masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan internet.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
-
Apa yang telah dicapai oleh tim peneliti internasional dalam hal kecepatan internet? Tim peneliti internasional telah menciptakan koneksi internet dengan kecepatan yang 4,5 juta kali lebih kencang daripada rata-rata kecepatan internet pita lebar (broadband) rumahan. Mereka telah berhasil mengirimkan data sebesar 301 terabit (Tb) atau 301 juta megabit (Mb) per detik, seperti dikutip dari situs Universitas Aston, Interesting Engineering, dan The Independent, Kamis (28/3).
Melansir dari Dr. Giovanni Navarria dalam The Conversation, RAND Corporation, American Enterprise Institute, Rabu (27/3), internet mulai dikembangkan di tahun 1960-an untuk memfasilitasi para ilmuwan dan peneliti yang ingin berbagi informasi dan menyambungkan komputer yang satu dengan yang lain.
Komputer yang ada di dekade 60-an merupakan komputer dengan ukuran yang sangat besar dan dengan harga sangat mahal—antara ratusan ribu hingga jutaan dolar Amerika Serikat (AS) per unit— yang jauh berbeda dengan komputer modern.
Pengembangan internet di AS dilakukan oleh Advanced Research Project Agency (ARPA), sebuah agensi yang didirikan oleh Departemen Pertahanan AS untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi serta sains untuk melawan perkembangan teknologi yang dipunyai oleh Uni Soviet, rival AS, dalam Perang Dingin.
ARPA kemudian mengembangkan ARPANET, sebuah jaringan komunikasi komputer terdesentralisasi yang tetap dapat berfungsi ketika ada bagian-bagiannya yang rusak atau hancur. ARPANET juga diharapkan akan dapat tetap berfungsi ketika ada bagiannya yang hancur karena terkena serangan nuklir.
ARPANET menggunakan teknologi sambungan paket (packet switching) yang dikembangkan oleh beberapa peneliti, seperti Paul Baran, Donald Davies, dan Leonard Kleinrock.
Teknologi sambungan paket dapat memecah data ke dalam blok-blok yang lebih kecil, disebut “paket”, yang dapat mengambil berbagai jalur yang berbeda sebelum digabungkan lagi di tempat tujuan.
Ketika ada saluran yang rusak atau tidak dapat digunakan, pemerintah AS juga, secara teoritis, masih bisa mengontrol kapabilitas nuklirnya.
Bagi ARPA, masukan terhadap penggunaan sambungan paket banyak berasal dari Paul Baran, peneliti di RAND Corporation. Ia mengungkapkan bahwa diperlukan sebuah jaringan “komunikasi terdistribusi” yang cukup kuat melawan risiko nuklir.
Dengan demikian, perkembangan internet pun turut dipengaruhi oleh dinamika Perang Dingin dan ancaman perang nuklir, meskipun pada akhirnya ia tidak digunakan untuk hal tersebut dan dikembangkan untuk digunakan dalam pembagian informasi, penelitian, dan sumber daya.
Pada tahun 1983, ARPANET dipecah menjadi dua karena alasan keamanan, yaitu menjadi MILNET, yang digunakan pada aktivitas militer, dan ARPANET, yang utamanya digunakan dalam akktivitas penelitian.