Grup hacker baik ini klaim sebagai Tuhan-nya internet
Mereka mengaku melakukan serangan DDoS untuk menghentikan kerakusan perusahaan-perusahaan dunia
Serangan Distributed Denial-of-Serfice (DDoS) tengah naik daun belakangan ini. Apalagi jika bukan akibat serangan-serangan DDoS pada server-server perusahaan besar seperti Sony dan negara-negara seperti China hingga Norwegia.
Terlepas dari itu, ternyata terdapat sekumpulan hacker yang mengaku kelompok 'White-Hat' atau hacker baik yang membela kepentingan netizen di seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
Salah satu anggota dari grup hacker yang cukup terkenal 'DerpTrolling' beberapa waktu lalu sempat memberikan sedikit informasi pada CNET (07/10) terkait sepak terjang mereka di dunia maya. Incognito (nama samaran hacker tersebut) mengaku bila mereka menggunakan serangan DDoS hanya untuk kebaikan saja.
Menurut hacker yang telah bergabung dengan DerpTrolling sejak tahun 2001 tersebut, grup hacker mereka berusaha menunjukkan pada dunia tentang keburukan dari perusahaan-perusahaan game dunia. Ya, DerpTrolling memang lebih berfokus pada dunia gaming ketimbang sektor lain seperti rahasia pemerintah atau dunia militer.
"Aksi-aksi kami (serangan DDoS) memaksa perusahaan-perusahaan game bersar seperti Riot atau Blizzard untuk meningkatkan kualitas server mereka. Hal tersebut penting untuk membuat para pengguna alias gamer tetap menjadi prioritas utama, bukannya keuntungan semata," ungkap Incognito.
Untuk menegakkan idealisme mereka, tak tanggung-tanggung, terdapat beberapa server game besar yang tercatat pernah diserang oleh DerpTrolling. Sebut saja, League of Legends, World of Tanks, EVE Online, DoTA 2, Blizzard, RuneScape and, dan yang terbaru, Xbox Live dan the Nintendo web store pernah mencicipi serangan DDoS dari grup Incognito.
"Kami memutuskan untuk mengambil sikap, sebab kami punya kemampuan untuk menghentikan keserakahan dari perusahaan-perusahaan tersebut. Bila kami hanya diam saja, hal tersebut justru adalah tindak kriminal yang sebenarnya," imbuh Incognito.
Saat ditanya tentang keterkaitan DerpTrolling terhadap grup-grup hacker kriminal seperti LizardSquad dan ISISGang yang kerap dituding menjadi kaki tangan grup militan ISIS, Incognito dengan tegas membantahnya.
"Saya memastikan bila DerpTrolling tidak ada hubungannya dengan LizardSquad. LizardSquad dijalankan oleh para hacker ekstrimis yang mirip dengan grup hacker kriminal lain, UGNazi." bantahnya.
"Kami sejatinya adalah Tuhan dari Internet, sebab kami tahu yang terbaik untuk anak-anak itu (netizen awam)," tegas Incognito.
(mdk/bbo)