Hewan-hewan Ini Doyan Cicipi Narkoba Hingga Teler Sampai Ulahnya Dibahas di Parlemen
Berikut beberapa hewan yang juga ternyata gemar ‘nge-fly’ menggunakan zat narkotika.
Penggunaan narkoba bagi manusia sepertinya telah menjadi rahasia umum. Namun ternyata tidak hanya manusia, beberapa hewan ini diketahui juga gemar mengkonsumsi narkotika hingga mereka mabuk.
Secara umum, narkoba digunakan sebagai obat penghilang nyeri yang memberikan ketenangan. Namun tak jarang zat-zat itu disalahgunakan oleh manusia untuk kepentingan pribadi, ternyata ada juga hewan yang kerap menyalahgunakan narkoba untuk kesenangan mereka.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Apa yang ditemukan di "Gerbang Neraka"? Ditemukan banyak sekali kerangka manusia di tempat ini, termasuk beberapa tanpa kepala.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa para ilmuwan yakin bahwa hiu terdampak oleh narkoba? Para peneliti sejak lama menyatakan makhluk laut terdampak oleh narkoba yang dibuang ke laut oleh para penyelundup, di mana berton-ton kokain ditemukan di sekitar Florida, Amerika Selatan dan Tengah.
-
Kenapa sabun muka khusus jerawat penting? Wajah berminyak dan kotor bisa meningkatkan risiko jerawat karena penumpukan kotoran dan penyumbatan pori-pori.
Dilansir dari IFLScience, Senin (22/5), berikut beberapa hewan yang ternyata gemar ‘nge-fly’ menggunakan zat narkotika.
Singa
Tidak hanya kucing kecil, ternyata singa yang masih satu spesies dengan kucing juga menyukai catnip. Catnip (Nepeta cataria) adalah ramuan dari keluarga mint yang mirip seperti heroin dan morfin pada manusia.
Umumnya, kucing normal akan mengalami sikap yang sangat hiperaktif atau malah rileks selama kurang lebih 30 menit saat mengkonsumsi catnip. Ternyata hal ini juga dialami spesies kucing lain seperti singa, macan tutul, dan jaguar.
Walabi
Salah satu produsen terbesar opium di dunia untuk bidang kesehatan dimenangkan oleh wilayah Tasmania, negara bagian Australia. Walau begitu, perkebunan opium di Tasmania kerap kali dibobol oleh hewan liar.
Diketahui hewan ini adalah kawanan walabi liar setempat yang gemar mengunyah bunga poppy, bunga sumber opium.
"Kami memiliki masalah dengan walabi yang memasuki ladang poppy. Setelah itu mereka melompat-lompat hingga terjatuh," ucap Lara Giddings, Jaksa Agung Tasmania saat rapat bersama parlemen pada 2009 silam.
Lumba-lumba
Salah satu sifat buruk lumba-lumba yang telah terungkap ke publik adalah aktivitas seks mereka. Namun ternyata, itu bukan satu-satunya sikap buruk si hewan pintar ini.
Diketahui bahwa lumba-lumba kerap kali menggunakan ikan buntal untuk mendapatkan racun yang dapat membuat mereka mabuk.
Ikan buntal sendiri akan mengeluarkan racun yang mengandung tetrodotoxin dalam keadaan terancam. Kesempatan itu lah yang dimanfaatkan lumba-lumba untuk mendekati ikan buntal demi sekedar merasakan efek mabuk.
Monyet
Selain ada teori darwin yang mengatakan bahwa manusia adalah perkembangan dari kera, ada juga teori yang mengatakan bahwa kebiasaan buruk manusia yang gemar mabuk juga diturunkan dari moyang mereka yaitu monyet.
Dikatakan bahwa hingga hari ini masih banyak spesies kera yang gemar makan buah yang terlalu matang yang telah difermentasi dan mengandung etanol atau alkohol murni. Salah satu primata yang melakukan hal ini adalah monyet laba-laba tangan hitam.
Gajah
Hewan berbadan besar dan memiliki belalai ini ternyata juga tergolong ke dalam kategori hewan yang gemar mabuk. Hal ini dibuktikan lewat studi yang berhasil terbit pada tahun 1984 silam.
Ilmuwan melihat kecenderungan gajah terhadap alkohol dengan mengumpulkan 10 gajah untuk diuji dengan berbagai minuman yang mengandung alkohol.
Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata gajah sangat menikmati pengalamannya saat mengonsumsi alkohol yang membuat mereka mengepakkan telinga besarnya secara aktif.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha