Investor asing industri e-commerce jangan dianggap ancaman
industri e-commerce di Indonesia masih memerlukan investasi asing karena bisa membuka jalan untuk lebih dikenal global.
Revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang dilakukan pemerintah pada Februari lalu membawa perubahan penting bagi industri e-commerce Indonesia. Revisi tersebut menyebutkan bahwa investor asing bisa mendapatkan kepemilikan atas e-commerce lokal hingga 100 persen. Para pemain e-commerce lokal pun menyambut baik masuknya investor asing akibat dari revisi DNI di atas.
"Masuknya investor asing ke dalam industri e-commerce kita jangan dianggap sebagai ancaman tapi harus dilihat sebagai kesempatan untuk mendapatkan manfaat. Dari sisi ilmu atau know-how, kita bisa belajar banyak dari para investor asing ini," ujar Budi Gandasoebrata, Direktur Veritrans, dalam keterangannya, Sabtu (23/4).
Menurutnya, industri e-commerce di Indonesia masih memerlukan investasi asing karena selain mampu mendukung pemain lokal, kehadiran mereka juga bisa membuka jalan bagi pemain lokal untuk lebih dikenal oleh pemain global yang kaya akan pengalaman. Ia menyatakan hadirnya investor asing jangan dilihat dari masuknya investasi dalam bentuk uang semata tetapi lebih jauh dari itu, pengetahuan dan wawasan mereka juga harus diserap.
Ia mengambil contoh salah satu e-commerce lokal yang mendapatkan investasi private equity dari investor Amerika Serikat. “E-commerce tersebut mendapat modal dalam bentuk uang serta mendapat jaringan ke para engineer private equity tersebut. Investor asing tersebut biasanya memiliki in-house engineerjadi e-commerce kita bisa berkonsultasi langsung dengan para engineer di Amerika. Ini salah satu keuntungan besar yang bisa didapatkan pemain lokal apabila mendapatkan investor asing,” jelas Budi.
Ia menyatakan bahwa bisnis e-commerce tidak mengenal batasan wilayah lagi, atau borderless. Dengan Internet para pemain e-commerce Indonesa tidak hanya terhubung dengan seluruh orang di Indonesia tetapi juga di Asia bahkan dunia. Tersedianya sarana untuk berkomunikasi langsung dengan pemain yang berpengalaman akan membuat e-commerce lokal semakin mampu bersaing dengan pemain global.
Investor lokal juga punya peran
Sambutan positif terhadap para investor asing tidak dimaksudkan untuk mengesampingkan peran investor lokal. Menurutnya di Indonesia memang sudah hadir beberapa investor lokal yang mampu memberi bantuan permodalan bagi e-commerce lokal. Tetapi investor lokal biasanya masih di tahap awal atau masih di level C dan belum sebesar investor asing. Belum banyak investor lokal yang bisa memberi bantuan konsultasi untuk masalahengineering, SDM, aspek legal, atau keuangan.
"Investor di Indonesia yang bisa memberikan konsultasi di bidang-bidang tersebut belum begitu banyak. Jadi yang dicari dari investor asing memang bukan uangnya tetapi apa yang mereka bisa berikan ke e-commerce lokal."
Investor asing di mata Budi hanyalah jalan untuk membantu membesarkan e-commerce lokal. Contoh paling jelas, menurut Budi, adalah Jack Ma dengan Alibaba-nya yang begitu mendominasi di China. “Dibalik kesuksesan itu sebenarnya ada peran South Bank Japan dan Yahoo dari Amerika,” ujarnya.
Ia sangat percaya bahwa bagaimanapun pemain e-commerce lokal yang akan menjadi pemain paling berpengaruh di Indonesia. Rasa optimisnya terhadap keunggulan pemain lokal didasarkan pada tingkat pengetahuan pemain lokal terhadap perilaku masyarakat di sekitarnya, budaya yang hidup, kebiasaan, serta kemampuan untuk memahami tuntutan dan kebutuhan pasar lokal. Dengan begitu, terang Budi, yang diberikan oleh investor asing adalah sekadar ilmu atau know-how dari sisi manajemen teknologi namun hal-hal terkait keperluan dan kebutuhan bisnis di negara asal serta solusi apa yang bisa dijual merupakan hal yang tidak bisa ditawarkan oleh pemain asing. “Bagaimana keperluan bisnis di negara asal pasti pemain lokal yang akan menang,” pungkasnya.
Baca juga:
Pegipegi.com klaim sudah untung
Grab minta pemerintah kaji ulang aturan baru transportasi online
Kaskuser, kini bisa bayar 'Brankas' lewat BCA Sakuku
Alibaba beli Lazada, JD.com bisa jadi pesaing yang merepotkan
Amazon disebut berencana beli bandara di Jerman
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Bagaimana cara kerja e-commerce dalam mengelola sistem pembayaran? Pada marketplace, sistem pembayaran dan pengiriman sudah diatur hingga tuntas tanpa melibatkan penjual ataupun pembeli. Namun, pada e-commerce tentu saja semuanya harus dijalankan secara independen. Mulai dari sistem pembayaran yang dipilih hingga metode pengiriman yang digunakan.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebuah ulasan produk di e-commerce adalah palsu? Ulasan produk palsu biasanya ditulis dalam bentuk singkat, tidak jelas, dan tidak menjelaskan detail kegunaan produk yang dijual. Hal ini terlihat dari kalimat yang biasa dipakai yaitu “saya akan merekomendasikan” dan “produk ini sangatlah hebat.” Pertanda lain dari ulasan palsu adalah adanya antusiasme yang berlebih dan hiperbola dalam menjelaskan suatu produk yang dibeli. Biasanya hal ini terjadi pada peralatan dapur atau barang elektronik. Selain itu, tanda ulasan palsu lainnya adalah biasanya reviewer ini berasal dari orang yang tidak tinggal di negara tersebut.
-
Apa yang menjadi faktor utama Shopee unggul dalam kepuasan berbelanja online? Keunggulan Shopee dalam tingkat kepuasan, didukung oleh data, dimana Shopee (62%) menjadi pilihan pertama untuk direkomendasikan oleh konsumen kepada kerabat dekatnya, diikuti oleh Tokopedia (46%), TikTok Shop (42%), dan Lazada (36%).
-
Kapan biasanya review palsu sering muncul di platform e-commerce? Menjelang perayaan tertentu biasanya tersedia penawaran khusus atau bahkan diskon besar-besaran. Namun, dalam hal ini biasanya ada beberapa kecurangan yang terjadi di dalamnya, khususnya pada kolom ulasan pembeli.