Isu-isu besar ini bakal dikupas habis di APNIC 40
Indonesia sendiri, kata Ketua Umum APJII, akan membawa isu seputar IPv6 di APNIC 40
Indonesia di tahun ini menjadi tuan rumah acara bergengsi dan penting soal internet di kawasan Asia Pasifik, yakni APNIC 40 yang diadakan di Jakarta. Dalam pertemuan kali ini akan banyak dibahas seputar isu-isu besar di seluruh kawasan Asia Pasifik.
"Jadi APNIC ini kan acara profesional meeting. Nah, nantinya masing-masing perwakilan seluruh Asia Pasifik akan membagi dan membahas soal isu-isu yang menarik di kawasannya. Seperti halnya soal policy, domain, IP, dan lain sebagainya," ujar Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza, kepada Merdeka.com di sela-sela acara APNIC 40, Jakarta, Selasa (8/9).
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
Indonesia sendiri, kata Jamal, akan membawa isu seputar IPv6. Isu IPv6 ini memang sedang menjadi pembahasan oleh para pegiat internet Indonesia bahkan dunia. Dibahasnya isu tersebut, lantaran IPv6 sudah saatnya menggantikan IPv4 yang hampir habis.
"Aturannya seperti apa dan regulasinya akan seperti apa. Nah, yang kemudian nanti merujuk ke soal perangkat. Karena selama ini masih belum banyak perangkat yang support di IPv6," katanya.
Jamal pun mencontohkan Jepang yang telah mengimplementasikan IPv6. Maklum, penetrasi internet di negeri sakura itu berbeda dengan Indonesia. Secara teori, semakin besar penetrasi internet, maka IP akan makin habis dan perangkat yang dibutuhkan banyak.
"Di Jepang, rata-rata sudah pakai, karena tergantung penetrasi internet seperti apa. Jika semakin banyak, perangkatnya makin banyak maka IP bakal habis," ujarnya.
Baca juga:
ISOC gelar simposium cyber security se Asia di Jakarta
Ini 3 tujuan APNIC 40, konferensi internet terkemuka di Asia Pasifik
Salip AS, Indonesia jadi negara pengunduh aplikasi terbesar di Bumi
Jakarta jadi tuan rumah APNIC 40
Kerja sama dua 'pemain' ini diklaim bisa bangun ekosistem e-commerce