Jokowi direncanakan hari ini buka Simposium Nasional Cybersecurity
Acara Simposium Nasional Cybersecurity (SNCS) direncanakan bakal dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo hari ini.
Acara Simposium Nasional Cybersecurity (SNCS) direncanakan bakal dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo hari ini (03/06) di Hotel Borobudur, Jakarta. Sebagaimana diketahui, acara ini bertujuan untuk mencetuskan pandangan dan masukkan yang komprehensif, serta konstruktif terhadap upaya membangun sistem cybersecurity nasional yang tangguh.
"Kerangka komprehensif cybersecurity mutlak diperlukan untuk menjamin bergulirnya roda ekonomi Indonesia melalui partisipasi para pelaku dan pemangku kepentingan ranah cyber yang majemuk," ungkap Menteri Polhukam, Tedjo Edhy Purdijatno di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Acara SNCS ini juga direncanakan bakal mengumpulkan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan kajian terkait Badan Cyber Nasional (BCN).
"Selanjutnya, hasil dari simposium ini nantinya akan menjadi referensi bagi Presiden untuk menimbang langkah yang harus diambil atas kebijakan-kebijakan dan kerangka hukum yang dapat melindungi ranah cyber Indonesia," ujarnya.
Adanya rencana BCN, juga dilandasi karena jumlah pengguna internet di Indonesia saat mencapai peringkat ke delapan terbanyak di dunia di mana pada akhir 2015 mencapai lebih dari 100 juta pengguna. Seiring juga dengan pertumbuhan konektivitas internet ini memfasilitasi tumbuhnya ekonomi baru yakni perekonomian digital.
Maka, sudah barang tentu, pertumbuhan ekonomi baru tersebut terselip modus-modus kejahatan di ranah cyber dengan berpotensi mengancam roda perekonomian dan keamanan negara.
Bahkan, menurut Anggota Deskcyber Kemenko Polhukam (Badan Cyber Nasional), Irvan Nasrun, jika menilik data dari International Telecommunication Union (ITU) dan ABI Research, Indonesia berada di peringkat ke 13 dalam daftar indeks keamanan cyber global. Daftar yang dirilis tersebut meliputi 193 negara di dunia.
"Saat ini, serangan ke dunia cyber Indonesia sekitar 50 ribu serangan per hari. Bisa dari hacker Indonesia, bisa hacker luar," ujarnya.
Baca juga:
3 Rekomendasi PANDI ke pemerintah soal ambil alih domain desa.id
Pendaftaran online SDN di Jakarta alami gangguan
Ini strategi PANDI wujudkan wacana 1 juta domain .id dari pemerintah
Indonesia paling sering diserang hacker. Ini buktinya!
Soal video mesum anak, Menkominfo: Itu sudah diblokir!
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menawarkan jasa hacking? Pekerja keamanan siber yang tidak puas dengan kondisi kerja dan gaji yang kurang memadai mulai menawarkan layanan mereka di web gelap, termasuk pengembang kode dan ahli kecerdasan buatan (AI).
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.