Kena retas, Kemkominfo sebut websitenya segera normal lagi
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo membenarkan jika website Dumas Kemkominfo kena retas
Website Pengaduan Masyarakat (Dumas) milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), diretas hacker. Sampai saat ini, laman Dumas Kemkominfo masih 'down' dan tertulis '404 Not Found'.
Terkait hal ini, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo, Ismail Cawidu, membenarkan jika website Dumas Kemkominfo kena retas. Saat ini pihaknya tengah memperbaiki website tersebut.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa yang diminta oleh hacker dalam serangan ransomware di Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi membenarkan adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional (PDN). Bahkan, kata dia, pelaku meminta tebusan senilai USD 8 juta. "Iya, menurut tim (minta tebusan) USD 8 juta," kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6).
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
"Sedang dibetulkan. Kami inginnya secepatnya jangan sampai menunggu besok pagi," ujarnya kepada Merdeka.com, Rabu (15/06).
Ismail pun belum mengetahui pasti motif di balik hacker menyerang situs Dumas Kemkominfo. Kemungkinan, jika melihat dari pesan yang disampaikan oleh hacker lantaran mengacu pada kasus pernyataan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang meminta Google diblokir. Kemudian, menuangkan kekesalannya juga dengan meretas website Dumas Kemkominfo. Situs Dumas Kemkominfo ini bukanlah situs utama Kemkominfo.
Kejadian ini pertama diketahui oleh netizen sekitar dini hari tadi. Sebelum situs ini down, si hacker sempat curhat melakukan 'deface' laman tersebut dan menyampaikan curhatannya soal permintaan pemblokiran Google.
Apabila Anda mencoba menggogling 'Dumas Kominfo' masih terlihat pesan curhat si hacker di deskripsi lamannya.
Baca juga:
Curhat soal pemblokiran Google, hacker retas website Kominfo
Awas hacker menyerang, 10 password ini haram dipakai untuk Twitter
Hacker Arab Saudi klaim retas Twitter, 32 juta akun dalam bahaya
Bantah kena retas, ICMI sebut situsnya segera normal lagi
Unik, gambar porno jadi senjata hacker serang ISIS