Mampukah AI Prediksi Gempa Bumi? Ini Jawaban Ilmuwan
Kecerdasan buatan yang semakin berkembang berhasil memudahkan hidup manusia. Baru-baru ini, para ilmuwan sedang berusaha menciptakan AI yang mampu memprediksi gempa bumi.
Kecerdasan buatan yang semakin berkembang berhasil memudahkan hidup manusia. Baru-baru ini, para ilmuwan sedang berusaha menciptakan AI yang mampu memprediksi gempa bumi.
Awal tahun ini gempa bumi dahsyat menghantam Turki dan Suriah hingga merenggut lebih dari 50.000 nyawa manusia. Adanya bencana tersebut membuat para ilmuwan semakin berupaya untuk membuat alat yang mampu memprediksi gempa bumi dengan bantuan AI.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Kapan AI mulai dikembangkan? Retantyo menjelaskan bahwa AI merupakan salah satu cabang ilmu yang baru dikembangkan pada pertengahan abad ke-20, yaitu saat Perang Dunia II dan menjadi terobosan baru dalam ilmu komputer.
-
Apa yang dimaksud dengan Artificial General Intelligence (AGI)? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai “Singularitas,” di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati.
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Bagaimana AI dapat membantu penelitian di daerah konflik? Tahun 2024, dengan konflik global yang terus memuncak banyak membawa tantangan serius terhadap pelestarian warisan arkeologi di daerah-daerah terdampak. Invasi Rusia ke Ukraina yang memasuki tahun ketiganya dan berbagai perang di Gaza, Sudan, Ethiopia, dan wilayah lainnya. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) menjadi solusi potensial dengan kemampuannya untuk menganalisis citra satelit resolusi tinggi secara cepat dan teliti dari situs-situs yang terdampak.Diharapkan teknologi ini dapat memberikan pemahaman tentang kerusakan atau pencurian barang-barang antik.
-
Apa yang sedang dilakukan para ilmuwan di UTS dengan teknologi AI? Para peneliti dari Pusat Kecerdasan Buatan, Universitas Teknologi Sydney (UTS), untuk pertama kalinya mengembangkan teknologi AI berbasis sistem portable dan non-invasif, yang dapat menerjemahkan isi pikiran manusia ke dalam teks.
Sebelumnya, para peneliti di Universitas Stanford telah menggunakan pembelajaran mesin untuk memprediksi gempa susulan setelah gempa bumi di California. Model yang mereka ciptakan berhasil mencapai tingkat akurasi lebih dari 80 persen, menunjukkan AI berpotensi tinggi di bidang ini.
Gempa bumi berskala besar terhitung masih jarang terjadi, namun gempa kecil yang tak dirasakan manusia terjadi sepanjang waktu.
Sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications, ilmuwan Universitas Stanford menjelaskan metode baru dengan menggunakan AI untuk memfokuskan jutaan pergeseran halus pada Bumi kita ini.
"Dengan meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi dan menemukan gempa bumi yang sangat kecil, kita bisa mendapatkan pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana gempa bumi berinteraksi atau menyebar di sepanjang patahan, bagaimana mereka memulai, bahkan bagaimana mereka berhenti," kata mereka, dilansir dari GreekReporter, Kamis, (13/4).
Di sisi lain, para peneliti di Universitas Tokyo telah menggunakan jaringan saraf untuk memprediksi gempa bumi, mencapai tingkat akurasi yang tinggi dengan menganalisis pola dalam aktivitas seismik.
Ada juga penelitian yang ditulis oleh para ilmuwan di Laboratorium Nasional Los Alamos yang mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan mekanisme di laboratorium yang dapat memprediksi gesekan di masa depan.
"Memberikan potensi yang lebih besar untuk peramalan jangka pendek waktu gempa di Bumi," kata Chris Johnson, salah satu penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters ini.
Johnson mengatakan AI mengambil data tentang apa yang terjadi saat ini dan mengungkapkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Studi-studi tersebut membuktikan bahwa AI berpotensi besar dalam memprediksi gempa bumi. Namun masih ada yang perlu dihadapi AI untuk menjadikannya alat prediksi yang andal.
Salah satu tantangan utama adalah kurangnya data. Gempa bumi adalah peristiwa langka, membuatnya sulit untuk mengumpulkan data yang cukup untuk melatih algoritma pembelajaran AI. Selain itu, gempa bumi adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, sangat sulit untuk mengidentifikasi sebab akibat fenomena ini secara akurat.
Menurut Caltech Science Exchange, untuk saat ini masih tidak mungkin bagi kita untuk memprediksi dengan tepat kapan dan di mana gempa bumi akan terjadi, atau seberapa besar itu akan terjadi, "Namun, seismolog dapat memperkirakan di mana gempa bumi kemungkinan akan menyerang dengan menghitung probabilitas dan prakiraan,"
Survei Geologi AS (USGS) mengatakan bahwa baik USGS maupun ilmuwan lain tidak pernah memperkirakan gempa bumi besar.
"Kami tidak tahu caranya, Ilmuwan USGS hanya dapat menghitung probabilitas bahwa gempa bumi yang signifikan akan terjadi di area tertentu dalam beberapa tahun," terang organisasi tersebut.
Meskipun demikian, bantuan AI dalam memprediksi gempa bumi di masa depan cukup menjanjikan. Namun, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian di bidang ini untuk membuktikan potensi AI yang sebenarnya.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha
(mdk/faz)