Menelusuri Asal-Usul Nenek Moyang Kucing 65 Juta Tahun yang Lalu
Nenek moyang kucing ini memiliki karakteristik yang sangat mirip dengan kucing modern yang kita kenal saat ini.
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang sangat digemari oleh banyak orang. Namun, menarik untuk dicatat bahwa nenek moyang dari hewan lucu ini merupakan spesies pemangsa yang memiliki sifat agresif. Nenek moyang kucing, yaitu Miacis, muncul sekitar 65 juta tahun yang lalu, pada masa Paleosen dan Eosen.
Spesies ini merupakan nenek moyang awal dari berbagai karnivora modern yang kita kenal saat ini. Miacis jauh lebih tua dibandingkan Felis silvestris lybica, yang dianggap sebagai nenek moyang kucing domestik yang ada sekarang, yang muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu.
-
Kenapa kucing muntah cacing? Penyebab kucing muntah cacing, biasanya terjadi karena infeksi jenis cacing parasit di dalam tubuhnya. Seperti cacing gelang, cacing, tambang, cacing pita, atau cacing hati. Dari beberapa jenis ini, yang paling umum menyebabkan infeksi adalah cacing gelang.
-
Apa ciri khas Kucing Merah? Kucing Merah memiliki karakteristik bulu berwarna oranye kemerahan dengan corak huruf M di dahinya. Bentuk tubuhnya juga lebih berotot dibanding sesamanya.
-
Kucing mengeong untuk apa? Para pemilik kucing tentu saja akan tahu bahwa sebetulnya meongan kucing tidaklah memiliki arti yang sama. Ketika kucing marah, bahagia atau meminta makan bahkan perhatian mereka akan mengeong dengan cara yang berbeda.
-
Mengapa kucing mendengkur? Mereka biasanya mengamati dengkuran induknya ketika menyusui sehingga ketika dewasa, kucing akan mendengkur ketika mereka merasa bahagia dan nyaman.
-
Apa yang dimaksud dengan kue sengkulun? Kue sengkulun merupakan kue basah mirip dengan kue keranjang yang memiliki cita rasa manis, dengan tekstur yang lunak, kenyal, dan lembut. Bedanya, kue ini memiliki tekstur permukaan yang cenderung kasar dari bahan kelapa parut yang dicampurkan di dalamnya.
-
Bagaimana kucing berkeringat? Kucing memiliki kelenjar keringat terletak di bagian bawah bantalan kakinya. Kelenjar ini berbeda dari manusia yang memiliki kelenjar keringat di seluruh tubuh.
Menurut laman A-Z Animals pada Sabtu (19/10), Miacis termasuk dalam famili Miacoidea dan berada dalam kelompok yang sama dengan Carnivoramorpha. Meskipun Miacis berkerabat dekat dengan ordo Carnivora, hanya Miacis australis dan Miacis cognitus yang tergolong sebagai karnivora sejati.
Miacis memiliki banyak kesamaan dengan kucing modern yang sering kita lihat, termasuk tubuhnya yang kecil dan ramping, serta telinga dan ekor yang panjang. Dari segi perilaku, Miacis menunjukkan kemampuan yang serupa dengan kucing masa kini. Ia memiliki kebiasaan berburu dengan menggunakan kuku untuk menangkap mangsa. Selain itu, Miacis juga memanfaatkan suara untuk menarik perhatian atau mengekspresikan dirinya.
Seiring berjalannya waktu, Miacis berevolusi menjadi berbagai keturunan, mulai dari kucing besar hingga kucing domestik yang kita kenal sekarang. Kucing modern memiliki berbagai karakteristik, warna bulu, dan ras yang bervariasi di seluruh dunia.
Miacis, yang penampilannya mirip musang, memiliki tubuh panjang dengan kaki pendek dan tergolong sebagai omnivora, yang berarti ia dapat mengonsumsi sayuran dan daging, berbeda dengan kucing modern yang merupakan karnivora.
Proses Domestikasi Kucing
Miacis dan Felis silvestris lybica berasal dari jalur evolusi yang berbeda. Miacis berperan sebagai nenek moyang awal yang menjadi cikal bakal berbagai spesies karnivora, sedangkan Felis silvestris lybica merupakan nenek moyang langsung kucing domestik yang kita kenal saat ini.
Kucing liar Afrika (Felis silvestris lybica) mengalami sejumlah perubahan evolusi, yang menjadikan mereka lebih mampu beradaptasi dan hidup berdampingan dengan manusia. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa populasi kucing liar Afrika di daerah Timur Dekat dan Mesir berperan penting dalam pembentukan gen kucing domestik pada periode sejarah yang berbeda.
Proses penyebaran kucing domestik mulai meningkat pada masa Klasik, ketika kucing dari Mesir mulai menyebar ke berbagai belahan dunia. Namun, karena minimnya bukti arkeologis yang tersisa, hipotesis mengenai domestikasi kucing awal sangat bergantung pada beberapa studi kasus zooarkeologi.
Penyebaran kucing diperkirakan dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu di daerah yang kini dikenal sebagai Turki modern. Analisis DNA menunjukkan bahwa tempat tersebut kemungkinan besar adalah asal mula nenek moyang kucing liar. Kucing liar terbukti sangat efektif dalam mengendalikan populasi hewan pengerat yang menjadi masalah bagi para petani awal.
Seiring dengan perkembangan revolusi pertanian, kucing pun mulai menyebar. Pada tahun 2.500 SM, kucing telah mencapai Siprus, di mana sebelumnya tidak ada kucing sama sekali.
Kucing dari Mesir
Kucing Mesir menjadi sangat diminati oleh orang Romawi dan Viking, yang membawa kucing ke kapal mereka untuk mengatasi masalah hama. Kedua kelompok ini berperan penting dalam penyebaran kucing ke berbagai wilayah, termasuk Afrika, Eropa, dan Asia.
Menurut laman Science News yang dikutip pada Jumat (18/10), mayoritas kucing domestik memiliki kesamaan yang signifikan dengan kucing liar. Namun, terdapat 13 gen yang mengalami perubahan akibat seleksi alam selama proses domestikasi. Selama proses domestikasi, kucing liar mengalami berbagai perubahan pada beberapa organ tubuhnya.
Kucing domestik saat ini menunjukkan pengurangan pada bagian otak yang berkaitan dengan agresi, ketakutan, dan reaktivitas secara keseluruhan. Selain itu, panjang usus kucing domestik juga lebih besar, yang memungkinkan mereka mencerna makanan nabati yang diberikan oleh manusia dengan lebih efisien.
Salah satu perubahan evolusi yang paling mencolok selama domestikasi kucing adalah perilakunya. Masyarakat sering kali menganggap bahwa kucing rumah adalah makhluk yang menyendiri, tetapi anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Ketika banyak kucing domestik tinggal bersama, terutama di tempat-tempat di mana manusia menyediakan makanan dalam jumlah besar, mereka cenderung membentuk kelompok sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa kucing domestik memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan beradaptasi dalam lingkungan sosial yang lebih kompleks. Dengan demikian, kucing domestik bukan hanya sekadar hewan peliharaan, melainkan juga memiliki perilaku sosial yang menarik untuk dipelajari.
Perubahan-perubahan ini menandakan bahwa kucing telah beradaptasi dengan baik dalam kehidupan bersama manusia, membuktikan bahwa mereka adalah makhluk yang lebih sosial daripada yang sering diasumsikan.