Meta: Belanja Online di Indonesia Bakal Makin Meningkat
Konsumen digital Indonesia terus mengandalkan beragam kanal atau omnichannel untuk tetap dapat menikmati berbelanja online dan berkunjung ke toko-toko di pusat perbelanjaan. Hal itu berdasarkan laporan dari SYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company.
Konsumen digital Indonesia terus mengandalkan beragam kanal atau omnichannel untuk tetap dapat menikmati berbelanja online dan berkunjung ke toko-toko di pusat perbelanjaan. Hal itu berdasarkan laporan dari SYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company.
Laporan tersebut menyebutkan lebih dari 80 persen konsumen Indonesia menjalani proses pra dan pasca-pembelian mereka di saluran online, dan kanal offline masih dianggap sangat penting pada saat tahap pembelian. Studi ini menunjukkan Asia Tenggara diperkirakan tetap menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,1 persen dibandingkan dengan pasar lain seperti Amerika Serikat (1,3 persen), Uni Eropa (2,1 persen), dan China (4,7 persen) pada akhir 2023.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Kapan biasanya review palsu sering muncul di platform e-commerce? Menjelang perayaan tertentu biasanya tersedia penawaran khusus atau bahkan diskon besar-besaran. Namun, dalam hal ini biasanya ada beberapa kecurangan yang terjadi di dalamnya, khususnya pada kolom ulasan pembeli.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebuah ulasan produk di e-commerce adalah palsu? Ulasan produk palsu biasanya ditulis dalam bentuk singkat, tidak jelas, dan tidak menjelaskan detail kegunaan produk yang dijual. Hal ini terlihat dari kalimat yang biasa dipakai yaitu “saya akan merekomendasikan” dan “produk ini sangatlah hebat.” Pertanda lain dari ulasan palsu adalah adanya antusiasme yang berlebih dan hiperbola dalam menjelaskan suatu produk yang dibeli. Biasanya hal ini terjadi pada peralatan dapur atau barang elektronik. Selain itu, tanda ulasan palsu lainnya adalah biasanya reviewer ini berasal dari orang yang tidak tinggal di negara tersebut.
-
Bagaimana Menko Luhut meminta TikTok untuk membangun bisnis e-commerce nya? "Kita pisahkan kemarin, jadi jangan dagang di media sosial. Itu aja, enggak ada yang lain-lain," tekan Luhut.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
Di Indonesia, prospek belanja digital secara keseluruhan tetap positif, dengan eCommerce Gross Merchandise Value meningkatkan pangsanya menjadi USD 56 Miliar. Hal ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan stabil populasi konsumen digital Indonesia yang merupakan yang tertinggi di antara Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dengan 168 juta konsumen digital Indonesia.
"Evolusi baru konsumen digital ini tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan nilai barang dagangan bruto (GMV) eCommerce Asia Tenggara," kata Edy Widjaja, Partner di Bain & Company dalam keterangannya, Rabu (7/9).
"Dengan profil demografis jangka panjang yang menguntungkan, dan karena Asia Tenggara memimpin dalam adopsi teknologi masa depan, bisnis yang fokus untuk tetap berada di jalur yang tepat di wilayah ini, membangun strategi kanal yang terintegrasi dan kapabilitas yang diperlukan, memiliki rantai pasok yang tangguh, dan memanfaatkan alat dan teknologi terbarukan untuk terlibat dengan konsumen digitalnya akan muncul sebagai pemenang," tambahnya.
Pieter Lydian, Country Director Meta di Indonesia menyatakan temuan penting lainnya dalam studi ini adalah konsumen digital Indonesia memanfaatkan banyak saluran yang terintegrasi seperti video dan pesan bisnis (business messaging) dalam proses pembelian mereka.
"Kami melihat video dan business messaging terus bertumbuh dan memainkan peranan penting dalam pembelian konsumen di tanah air. Orang Indonesia menghabiskan 44 persen lebih banyak waktu untuk mengkonsumsi video dan 55 persen lebih banyak waktu untuk mengirim pesan," kata Pieter.
Lebih dari 30 persen responden Indonesia mengatakan video adalah salah satu dari tiga saluran teratas mereka untuk menemukan dan mengevaluasi produk. Ini adalah pembuktian dari adanya keinginan kuat mereka untuk bereksperimen dan ikut terlibat yang mendorong munculnya pesan bisnis (business messaging) dan konsumsi video di ruang belanja digital.
"Saluran teratas untuk penemuan video pendek adalah iklan media sosial, postingan media sosial yang organik, dan iklan streaming video," jelas dia.
(mdk/faz)