Mungkinkah Gunung Tambora meletus lagi?
Iskandar Zulkarnain: Tambora tidak ada tanda-tanda aktif. tapi gunung berapi yang berbahaya adalah yang diam.
Sudah dua abad sejak Gunung Tambora memuntahkan isinya. Tercatat, gunung tersebut telah memuntahkan magma sampai100 km kubik, melontarkan juga 400 km kubik debu ke atas dengan tinggi 44 km dari permukaan tanah.
Peristiwa ini pun menelan 117 ribu korban jiwa. Bahkan, letusan gunung yang terjadi pada 10 April 1815 itu menyebabkan perubahan iklim dunia. Luar biasa memang kejadian meletusnya Gunung Tambora. Tapi, apakah letusan 200 tahun itu akan terjadi lagi?
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain mengungkapkan bahwa kejadian meletusnya Gunung Tambora dua abad silam, tak akan terjadi lagi. "Tambora tidak ada tanda-tanda aktif. Peluang untuk meletus lagi harus lihat datanya terlebih dahulu. Sampai saat ini tambora tidak menunjukkan aktivitas," ungkapnya saat ditemui Merdeka.com di kantornya LIPI, Jakarta, (14/04).
Peristiwa meletusnya gunung yang hebat ini, dirinya pun teringat dengan letusan Gunung Krakatau. Menurutnya, dua gunung itu merupakan gunung api terbesar di negeri ini. "Gunung api yang besar Tambora dan Krakatau. Tetapi kalau yang krakatau tumbuh lagi. Anak krakatau relatif kecil. Siklusnya, pada waktu krakatau meletus sudah pada komposisi tidak akan meletus lagi seperti tempo dulu," ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa gunung api yang berbahaya itu adalah yang diam. "Kalau gunung meletusnya kecil-kecil itu tidak akan besar meletusnya. Tapi kalau yang sebaliknya, itu berbahaya. Karena pada waktu diam, gunung itu mengumpulkan tenaganya untuk memuntahkan laharnya," jelasnya.
Saat ditanyakan adakah gunung serupa yang akan meletus hebat seperti Tambora dan Krakatau, Iskandar belum bisa memastikan hal itu. Sebab, data-data itu tidak ada dalam lembaganya. "Saya kurang tahu. Itu yang pegang lembaga geologi ya," tutupnya.
Baca juga:
NASA bilang ada alien? Ini tanggapan peneliti Indonesia
Tanpa pemanasan global, Eropa kosong melompong tak dihuni manusia
Peneliti bidang ini paling dicari di Indonesia
Ajaib, ilmuwan temukan pohon alpukat yang bisa ganti 'kelamin'
Kabar baik untuk Indonesia, smartphone bakal bisa deteksi gempa
Jokowi saksikan pameran teknologi karya anak bangsa
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.